Oh, Darling! [The Wattys 2021 Winner - Romance]

Darling! [48]

"You meet thousands of people and none of them really touch you. And then you meet one person and your life is changed. Forever."

(Love & Other Drugs)

Rhea berkubang dalam kesedihan selama sebulan penuh. Namun, dia tak mau membuka mulut saat ayah atau ibunya berusaha mencari tahu pemicu masalah yang membuat perempuan itu tampak muram. Hanya Donald yang diizinkannya mengetahui sekelumit kisah pertengkarannya dengan Dexter.

Gangguan datang dari salah satu tantenya yang masih sibuk dengan proyek perjodohan. Meski Rhea menolak mentah-mentah kencan buta yang digagas Vivi, perempuan itu tidak menyerah. Vivi masih berusaha membujuk Rhea, bahkan kali ini mendapat bantuan dari Arini.

Di sisi lain, Rhea tidak lagi berusaha menghubungi Dexter atau mencari tahu keberadaannya sejak mendatangi apartemen lelaki itu. Dia memang salah dan berniat memperbaikinya. Namun, Dexter sudah pergi dan tak pernah menghubungi Rhea sama sekali. Perempuan itu cuma bisa pasrah dan menunggu apa yang akan dilakukan Dexter nantinya.

Saking sedihnya, Rhea bahkan tak sanggup menonton balapan di televisi seperti yang selama ini dilakoninya. Dia tak mau kerinduannya kian menyiksa jika melihat Dexter atau mobilnya muncul di layar kaca.

Namun, Rhea masih memelihara harapan, suatu ketika Dexter akan datang dan menemuinya. Karena hubungan mereka belum berakhir. Jika itu terjadi, Rhea akan minta maaf dan mereka menertawakan kecemburuannya yang tak masuk akal. Bahkan Dexter sendiri pun pernah merasa cemburu pada Donald, kan? Jadi, betapapun bodohnya, perasaan bernama cemburu ini memang bukan hal asing untuk orang yang saling cinta.

Sementara itu, Rhea cukup lega karena tampaknya masalah yang mendera Ellen sudah selesai. Karena selama tiga minggu terakhir perempuan itu tidak pernah muncul di rumah orang tua mereka dan sibuk menyelesaikan berbagai syuting. Rhea sudah beberapa kali bertemu Richie dan mulai bisa memahami apa yang terjadi.

Richie, di luar dugaannya, ternyata menunjukkan perasaan yang mendalam terhadap Ellen. Pria itu bukan cuma mencintai Ellen, tapi juga memujanya. Rhea percaya dengan ketulusannya. Yang tidak dipercayainya justru Ellen. Sepanjang pengetahuan Rhea, Richie banyak mengalah demi membiarkan istrinya merasa senang.

Pria itu menghadiahi Ellen sebuah rumah cantik hanya sebulan setelah mereka menikah. Rumah itu adalah pilihan Ellen dan menghabiskan dana yang tidak sedikit. Belakangan terdengar kabar bahwa Ellen merasa rumah itu kurang pas dengan seleranya. Beberapa tante mereka bahkan tidak bisa menahan diri untuk menegur sikap Ellen yang dianggap kekanakan.

Ya, meski awalnya berita soal pernikahan Ellen dan Richie menggegerkan keluarga besar mereka, tapi akhirnya banyak yang jatuh hati pada sang mempelai pria. Apa yang ditunjukkan lelaki itu memberi isyarat bahwa dia memang sangat mengasihi istrinya.

Namun, Rhea salah besar jika mengira masalah kakaknya sudah selesai. Ellen justru datang dengan rencana untuk berpisah dengan Richie! Meski sang kakak sudah pernah menyebut-nyebut tentang perceraian di depan Rhea, maknanya menjadi berbeda tatkala Ellen membahas itu di depan orang tua mereka.

Ayah Rhea jauh lebih tenang sementara sang ibu tampak panik dan nyaris menangis. Ellen sedang bicara tentang alasannya ingin berpisah dari suaminya saat Rhea menarik tangan kakaknya dan memaksa perempuan itu mengekorinya ke lantai dua.

"Kamu gila!" Itu kalimat pembuka yang diucapkan Rhea begitu mereka berada di kamarnya. "Dulu, waktu mau menikah, apa nggak sempat berpikir panjang? Kukira masalah kalian sudah kelar, ternyata aku salah."

"Aku sudah nggak bisa bertahan lagi, Rhea! Aku makin merasa kami nggak cocok."

"Kamu kira ada pasangan yang benar-benar cocok? Dewasalah, El!" sergahnya kesal. Tiba-tiba sebuah pikiran menyeruak ke dalam benaknya. Membuat Rhea gentar. Menguatkan hati, dia akhirnya mengajukan pertanyaan kepada Ellen. "Ini ... nggak ada hubungannya dengan Dexter, kan? Karena dia akan berhenti membalap dan pindah ke Jakarta?"