1

3.3K 227 80
                                    





Air mengalir deras melewati aliran yang sudah di buatkan.  Saori gadis yang hanya tinggal dengan sang nenek sejak SMP kedua orang tuanya meninggal akibat kecelakan lalulintas.  Jika bukan karena seorang menerobos lampu merah maka orang tua saori mungkin masih hidup. 

Saori bekerja di ladang milik sang nenek, sudah sejak SMP awalnya dia bingung bagaimana caranya berkebun karena dia tak terbiasa tapi se iring berjalannya waktu saori mulai menyukai hal itu. 

Di sebuah tempat dekat kuil saori sering melihat seorang pemuda yang mengenakan seragam sama sepertinya.  Rambut hitam, hidung mancung mata yang tajam dan alis yang mengikuti.  Saori sendiri sering diam - diam melihat pria tersebut. 

Setiap kali berangkat ke sekolah saori akan menunggu hingga pria itu keluar dan dia akan berjalan di belakangnya.  Sudah sejak 1 tahun yang lalu saori melakukan itu. 

"Saori bisa berikan ini pada keluarga baji?  " sang nenek memberikan kantong plastik berisi sayuran pada saori.  Dengan semangat saori mengambilnya lalu berjalan menuju tempat yang di tuju.  Tak lupa saori sedikit merapikan penampilannya agar tidak buruk. 

Hatinya berdegup kencang saat mulai memikirkan wajah pemuda itu.  Saori ingat jika nama pria itu adalah keisuke baji.  Dia anak kelas 3 sama dengannya. 

Saori tiba di depan rumah keluarga keisuke dengan gugup dia menekan bell rumah.  Terlihat belum ada tanda - tanda orang yang membuka pintu membuat saori resah.  Di berfikir jika rumah ini pasti sedang sepi. 

"Eh tidak ada orang ya? " saori merasa kecewa setidaknya dia berharap yang membuka pintu adalah baji.  Tapi sepertinya tuhan berkehendak lain, tidak ada orang di sini. 

"Aku pulang saja " saori berbalik badan lalu menatap ke depan hingga matanya menatap sosok pria dengan Rambut hitam tak lupa jaket hitam dan motor mmiliknya. 

Seperti terpana, saori begitu gugup ketiak melihatnya.  Dia bahkan tidak bisa berkata apa - apa saat ini.  Wajahnya memerah karena malu dan juga gugup. 

"Gomen?  Siapa ?" tanya baji

"Huh ah eto,  a ano ano san...  Etooo..  Eee ini dari nenek ku " saori memberikan plastik berisi sayur namun baji menatap aneh karena gadis itu malah menundukan kepalanya.  Apa dirinya menyeramkan itulah yang dia fikirkan. 

"Ahh arigatou, apa kau mau mampir dulu " serasa mendapat kesempatan emas saat di tawari sayangnya,  saori merasa dia akan mati jika berduan dengan baji di dalam rumah itu. 

"Iye iye,  aku ha harus pu pu ulang.  " dengan cepat saori berlari meninggalkan pekarangan rumah baji.  Lelaki itu menatap bingung gadis yang baru saja dia ajak bicara.  Seketika baji terkejut saat sebuah tangan menyentuh punggungnya. 

"Kau kenapa? " tanya mitsuya

"Emm iye, ayo masuk yang lain akan datang terlambat " baji masuk lebih dulu di ikuti mitsyu mereka akan menginap di rumah baji dan berangkat bersama besok. 








"Nenek apa rumah keisuke memang sepi? " tanya saori

"Tidak, biasanya selalu ramai mungkin keluarganya sedang ke yoyogi.  Nenek ingat jika orang tua keisuke sedang kerja apa kau bertemu anaknya? " tanya sang nenek

"Emm nanda? " tanya saori
"Dia anak baik walau kelihatan liar " jelas sanng nenek

"Eh sudah jam 9 malam tidur sana besok kamu akan terlambat " saori memeluk sanng nenek lalu berjalan ke kamarnnya.  Satu hal yang membuat malam saori agak berbeda setiap malam dia akan menggambar wajah baji di buku kusus miliknya. 

Saori mengimajinasikan baji di berbagai tempat dengan gaya berdeda.  Sebuah kesenangan sendiri untuk saori.  Setelah menyelesaikan satu gambar di buku itu saori beranjak menuju tempat tidurnya mematikan lampu kamar lalu memejamkan mata.  Berharap jika baji akan hadir dalam mimpinya. 




Skip

Seragam khas anak SMA melekat di tubuh saori.  Namun yang berbeda adalah saori suka mengenakan baju yang agak kebesaran lalu rok sekolah yang panjang.  Dia sering di sebut gadis desa + kutubuku. 

Saori menyimpan bentou di dalam tas nya lalu berpamitan pada sang nenek di kebun belakang.  Saori berjalan dengan tas yang dia pegang dengan kedua tanganya. 

Bhug

"Akh!  Gomen " saori berkata saat tidak sengaja menabrak seseorang. 

"Heh?  Kau satu sekolah dengan kami? " sebuah suara membuat saori menatap ke depan.  Matanya melihat beberapa pria yang keluar dari rumah keisuke .

"Huh?  Heh?  Ahh emmm " jawab saori dia masih gugup pria yang dia tabrak adalah keisuke baji. 

"Kau tidak apa?  " tanya baji

"Hai daijobu, gomen aku tidak sengaja " jawab saori

"Mau berangkat dengan kami nona ? " tanya pria dengan rambut pirang sano manjirou

"Ahh iye, aku akan berjalan saja arigatou sudah menawari " ujar saori,  akhirnya ke 7 pria itu pergi dengan mengendarai motor.  Saori merasakan degup jantingnya berpacu begitu cepat. 

Dia bisa mengingat aroma dari pakaian baji.  Sangat harum seperti sebuah bunga yang mekar di musim semi. 

"Aku terlalu pengecut " saori menatap ke atas langit dimana dia begitu pengecut tidak berani jujur pada perasaanya dan juga perasaanya pada baji.  Menyukai baji sejak 1 tahun lalu dan melihatnya dari jauh. 

Kadang saori iri pada wanita yang mudah akrab dengan baji.  Kenapa hanya dirinya saja yang begitu kesulitan.  Bahkan soal nama dari baji saja dia harus curi - curi dari pembicaraan anak kelas lain. 






Setibanya di sekolah saori mengganti sepatu lalu berjalan menuju kelasnya.  Pagi ini adalah pagi yang sama seperti pagi sebelumnya.  Saori menyapa beberapa siswa yang menyapanya.  Meski bukan orang yang begitu menonjol di sekolah saori juga terkenal karena gaya berpakaianya. 

"Ohayooooooooo teman baiku saori! " suara cempreng itu berasal dari sahabatnya momo.

"Ohayou momo-chan " mereka berdua berjalan sambil berbincang menuju kelas.  Saat akan masuk ke dalam kelas saori melihat baji yang tertawa bersam teman - temannya. 

Saori hanya bisa menatapnya sebentar laku kembali fokus pada kegiatannya.  Momo sudah tahu mengenai perasaan saori pada baji.  Sayangnya momo tidak bisa banyak membantu jika saori sendiri tidak ingin atau menginginkannya. 

Baji melihat ke depan dia merasa jika ada orang yang memperhatikannya tadi.  Tapi entah kenapa tidak ada,  baji juga sering merasa jika ada seseora g selalu melihatnya.  Hanya saja baji tidak tahu siapa itu. 

"Oii senku sensei datang " takemichi memanggil teman - temannya hingga geng itu bubar.  Baji memilih tidak memikirkan tentang siapa yang selalu mengawasinya toh selama tidak membahayakan dia biarkan saja. 










Tbc

Huaaaa aku terpana liat baji ver anime.  Rambut panjang ikeme hidung mancung mata bulat.  Suka gigit ikat rambut mau meninggoy

Jangan lupa vote and comment yo

Amanojaku 天ノ弱 || Keisuke Baji Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang