BAB II

1 1 0
                                    

Banyak orang bilang, jadi aku tuh enak. Lah kok? Jadi itu semua karena aku bisa berteman dengan tiga makhluk astral yang kasat mata ini yang untungnya mempunyai rupa yang menawan. Juga aku yang mempunyai penampilan yang dianggap bisa berbaur dengan ketinga nya- masih ingat kan aku kelihatan kayak cowok secara visual- yang menjadikan aku banyak di musuhi para fans mereka bertiga.

Btw, aku akan menceritakan gimana sikap mereka bertiga terhadap para cewek-cewek yang ‘menggilai’ mereka. Di mulai dari siapa dulu ya? Oh iya dimulai dari Ello.

Suatu sore- elah sok kali- maksudnya jadi ada seorang cewek cantik dari kelas sebelah yang identitasnya ku samarkan karena kasihan ntar dia malu. Jadi cewek A itu suka sama Ello, dia sering kasih coklat buatan dia ke Ello(yang pasti kami yang makan, Ello gak suka coklat), sering ngajak jalan Ello(yang tiap kali mereka jalan kami pasti ikut, Ello gak mau kalau Cuma berdua doang, walaupun kami kompak nolak tapi Ello selalu bisa memaksa kami buat ikut), terus tiap makan pasti Ello selalu membahas tentang hal-hal yang hanya diketahui oleh kami, cewek A itu jadi gak bisa ikut nimbrung dalam percakapan itu.

Well, di satu sisi aku kasihan sama cewek A. Sebagai cewek aku selalu mengingatkan ke Ello kalau yang dia lakuin itu jahat, tapi Ello gak perduli. Dia emang sengaja ngelakuin itu biar tuh cewek gak dekat-dekat lagi ke dia, aku sih mulai bodo amat, capek cuy jadi pihak yang paling punya hati.

Akhirnya si cewek A pun berhenti setelah sebulan mencoba bertahan. Hebat juga tuh cewek, salut aku. Kalau aku dari awal bakalan jauhi si Ello, emang Ello nya sih yang salah, padahal tuh cewek A dah cantik, baik ramah lagi.

Oke, next, dia Rei. Ada cewek B suka sama Rei, secara selain ganteng Rei juga pintar banget jadi wajar banyak yang suka sama dia. Nah si cewek B ini selalu minta diajarin sama Rei dan karena Rei orang yang suka belajar dia gak masalah ngajarin siapapun asal orang itu benar-benar mau belajar. Si cewek B ini pun mulai ‘ngekori’ Rei dari mulai lapangan, tiap pelajaran olahraga, perpustakaan, tiap istirahat, kelas, tiap gak ada guru, sampai ruang guru tiap kali Rei dipanggil sama wali kelas.

Rei orang yang cuek jadi dia gak begitu menggubris cewek B ini yang tiap kali ada kesempatan diantara itu semua cewek B itu pasti selalu modus minta diajarin sama Rei. Itu berefek juga sih, Rei jadi sering pulang sendiri soalnya sepulang sekolah Rei dan cewek B itu harus belajar di perpustakaan. Bagi Rei tetap tidak masalah, toh dia jadi bisa punya waktu lebih banyak untuk belajar walaupun harus ditemani oleh cewek B itu. Kami? Ya pulang duluan karena emang kami bertiga tidak menggilai belajar seperti Rei, malas juga nemenin dia di perpustakaan yang ada kami bertiga kompak tidur di perpustakaan.

Sampai akhirnya tuh cewek B nyerah pas 2 minggu dia berusaha bertahan. Kayaknya dia gak kuat sama sikap cuek nya Rei yang hanya fokus pada pelajaran dan selalu menolak tiap tuh cewek ngajak date, aku maklum sih, kami berempat aja kalau kumpul yang di bahas si Rei malah tentang pelajaran. pernah,  Kami lagi menikmati mie goreng nih di rumah Ello, tiba-tiba Rei malah bilang...

“guys kalau fungsi f(x) dinyatakan sebagai f(x)= x pangkat 6 + x pangkat 2 + 2x, maka nilai turunan fungsi f’ (1) adalah?” tanya Rei

Ello yang lagi mengunyah mienya langsung menelan mie nya gitu aja, Tian yang lagi mau memasukkan tuh mie ke mulutnya langsung balikkan mie nya ke mangkok lagi, dan aku yang lagi menyeruput tuh mie langsung tersedak dan minum air.

“Rei!” teriak kami tiga kompak.

Rei hanya mendelik kan bahunya “lupakan aja, kalian kan gak pintar” katanya tanpa rasa bersalah begitu aja. Alhasil kami bertiga kehilangan nafsu makan dan hanya mangkok mie Rei lah yang bersih.

Bayangkan itulah yang harus dialami cewek B selama dia belajar di perpustakaan dengan Rei, sambil makan roti di perpustakaan tiba-tiba Rei nanya tentang rumus kimia. Wah aku bisa membayangkan raut kaget tuh cewek B sih.

Oke yang terakhir Tian, bisa dibilang aku paling dekat dengan Tian, bukan, lebih tepat nya aku bisa dibilang ibu keduanya Tian. Tian itu cowok yang cengeng dan manja nya minta ampun. Jadi si cewek C yang suka sama dia pun mengalami kejadian ini.

Cewek C merupakan cewek yang cukup populer di sekolah SMP. Dia menyukai Tian karena menurutnya Tian adalah cowok yang manis dan pengertian, dia gak tau aja gimana aku harus menghadapi Tian yang.... sudahlah.

Lalu Tian dan cewek C ini pun pergi nonton ke bioskop, kami juga ikut tapi kami duduk agak berjauhan dengan mereka berdua karena gak ingin menganggu kencan mereka berdua tapi aku juga khawatir dengan Tian maka dari itu aku memutuskan untuk ikut dan aku memaksa Ello dan Rei untuk ikut juga.

Film yang di tonton adalah film romantis, awalnya Tian baik-baik saja terlihat menikmati adegan-adegan dari film itu. Sampai pada adegan dimana pemeran utama pria nya mati tertembak dan yang terjadi pada Tian adalah dia menangis dengan kencang di bioskop.

“kenapa pemeran utamanya mati sih?! HUHUHU” teriak Tian sambil nangis.

Ekspresi cewek C langsung kaget dan malu dengan sikap Tian, cewek C itu bahkan sampai menutupi wajah nya dengan tas ber merk nya. Dan kami tiga yang menyaksikan dari jauh pun berpura-pura untuk gak kenal dengan Tian kami bertiga sampai menenggelamkan muka di balik kursi penonton. Malu cuy.

Setelah nya mereka berdua keluar dari bioskop dan cewek C terlihat menghindar dari Tian dan masih menutupi wajahnya dengan tas nya dan kami bertiga hanya memantau dari jauh. Pertama kami masih malu sama kejadian di dalam bioskop, kedua kami juga ingin melihat apa yang akan dilakukan cewek C setelah melihat kecengengan Tian.

“maaf ya, aku gak bisa tahan kesedihan ku. Kamu pasti malu banget” kata Tian.

Kulihat cewek C menatap kesal ke Tian, ya kami aja yang sahabat Tian masih malu apalagi cewek C yang.... auh, aku ngerti sih.

“iyalah Tian, bayangin aja satu bisokop sampai ngelihatin kita karena kau itu nangis kencang banget dan aku malu banget” kata cewek C.

“ ya maaf” kata Tian sambil memanyunkan bibirnya-lucu menurutku.

“kayaknya kita gak bisa lanjut deh, bahkan untuk berteman aja, aku malu bahkan walau hanya punya teman kayak kau” kata cewek C.

Aku yang mendengar itu pun langsung marah, aku pun berjalan menghampiri mereka berdua walaupun aku sudah ditahan oleh Ello dan Rei untuk menghampiri mereka, aku tidak perduli.

“cukup, hei, kau kira kau bagus kali. Tian masih memiliki banyak sisi baik kok. Kalau kau gak mau berteman dengannya ya udah, gak usah ngomong hal buruk kayak gitu” kata ku.

Aku langsung menarik tangan Tian dan membawa nya pergi, tentu diikuti dengan Ello dan Rei dibelakang. Aku tidak tahu apa yang dipikirkan Tian, tapi aku hanya tidak terima Tian diperlakukan seperti itu.

Kami mencari restoran yang ada di mall dan duduk sambil menenangkan diri kami. Aku membenarkan ikatan rambutku (saat SMP rambutku masih sepanjang punggung) lalu menenangkan Tian.

“gak papa kok Ga, i’m okay” kata Tian sambil menghapus air matanya.

Aku langsung memeluknya dengan menepuk punggung nya, dan ku rasakan tetesan air matanya mengenai baju ku. Ello dan Rei melihat dan ikut mengusap-usap punggung kami berdua. Ya, aku rasa dari situ aku paham apa peran ku dalam circle persahabatan kami berempat.

KITA (hubungan cinta dan persahabatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang