BAB III

1 1 0
                                    

Istirahat adalah hal yang ditunggu-tunggu oleh siswa dan siswi manapun-sepertinya- dimana kita bisa membeli makanan dan minuman, nongkrong bareng dikantin atau tempat-tempat di sekolah, atau berolahraga seperti basket atau sepak bola dan kegiatan-kegiatan lainnya.

Rei pergi ke perpustakaan untuk belajar, Ello bermain basket dilapangan sekolah, sedangkan Ega dan Tian membeli minuman dan makanan di kantin lalu duduk di pinggir lapangan sambil melihat Ello bermain basket dengan teman-teman lainnya.

Di lapangan sudah berkumpul anak-anak baik sekelas maupun dari kelas lain, mereka melihat anak-anak olahraga bermain (anak sepak bola, anak basket dan anak voli) dan biasanya anak olahraga mempunyai banyak ‘penggemar’ karena selain mempunyai badan yang bagus mereka juga punya tampang yang lumayan dan yang menjadi ‘center’ nya adalah Ello.

“Ello! Semangat!”

“Ello aku padamu!”

“Ello nikahi aku sekarang!”

Itu adalah teriakan yang terdengar dari penonton yang kumpul di pinggir lapangan. Ega dan Tian yang baru datang langsung kaget dengar teriakan yang mereka dengar. Ega menggeleng-gelengkan kepalanya dan Tian mencari tempat untuk duduk mereka berdua, mereka pun duduk di bangku batu yang ada di pinggir lapangan sambil menikmati cemilan dan minuman kemasan.

“waw, penggemar nya Ello banyak banget ya Ga” kata Tian dengan mata berbinar.

Tian fokus melihat ke lapangan, dia melihat Ello bermain basket. Sedangkan Ega setelah mendengar perkataan Tian menoleh ke Tian dan melihat ke belakang Tian. Para ‘penggemar’ yang tadi meneriakan nama Ello sesaat berhenti meneriakan nama Ello dan menatap kagum ke Tian dan Tian tidak menyadari nya. Sebelum akhirnya mereka kembali meneriakan nama Ello lagi.

‘kau aja yang gak sadar kalau mereka juga hampir ‘oleng’ ke kau’ batin Ega sambil menghela nafas.

“kita selesai yok, bentar lagi mau masuk kelas nih” teriak Kapten basket, Bayu.

Anak-anak basket pun langsung mencar meninggalkan lapangan, Ello mencar dengan menghampiri Ega dan Tian. Tian memberikan minuman di botol ke Ello, Ello mengambil minuman itu sambil mengucapkan terimakasih lalu duduk di samping Ega.

“ga, bisa lap kan keringat aku gak? Pakai tisu” pinta Ello.

“gak punya tisu aku”  kata Ega.
Ello langsung melihat ke kumpulan cewek-cewek yang kelihatan ‘penggemar’ nya.

“manis, punya tisu gak? Boleh Ello minta tisunya?” kata Ello, manis.

Para cewek-cewek langsung memberikan tisu yang mereka punya yang disimpan di kantong seragam mereka sampai terkumpul sepuluh bungkus tisu. Ello nyengir di depan Ega dan Ega pasrah karena tidak punya alasan untuk menolak lagi permintaan Ello. Ega mengambil tisu dan mengelap keringat Ello yang ada di wajahnya yang rupawan, dan lehernya yang menawan. Para cewek-cewek yang melihat adegan itu berteriak kegirangan, saking kerasnya teriakan mereka Tian sampai menutup kedua telinganya dan memanyunkan bibirnya sambil menoleh ke mereka.

“tian gak suka, mereka berisik banget. Ayo kita ke kelas” ajak Tian.

“bentar lagi ya Ti, aku masih keringetan nih” kata Ello.

“gak mau, Tian mau ke kelas sekarang. Ega ayo kita ke kelas, ya, ya” bujuk Tian sambil
menggoyang-goyangkan tangan Ega.

Ega dan Ello saling menatap satu sama lain. Mereka berdua pun mengiyakan ajakan Tian dan berjalan menuju ke kelas mereka.

____________________________________

Sesampainya di kelas, Tian dan Ello duduk di kursi mereka masing-masing, tapi Ega masih berdiri dan menyadari kalau Rei belum balik dari perpustakaan. Ega mengambil satu roti dari atas meja, cemilan yang tadi di belinya di kantin dengan Tian, lalu ega pergi begitu saja.

“kemana Ega?” tanya Ello.

“paling ke perpustakaan, jemput Rei” jawab Tian sambil merengut karena roti yang diambil Ega adalah rasa coklat kesukaan Tian.

Setibanya di perpustakaan Ega mencari-cari sosok Rei, dia menyusuri tiap lorong lemari buku, lalu dia merasakan kehadiran seseorang di belakangnya yang spontan Ega langsung berbalik dan dia kaget dengan jarak wajahnya dengan Rei yang sangat dekat. Suasana terlihat canggung, Rei juga diam namun tak terlihat kaget.

“eeh aku kemari untuk kasih roti ini ke kau, sekaligus ngajak ke kelas soalnya yang lain udah nunggu di kelas” kata Ega.

“oh oke” kata Rei lalu mengembalikkan sebuah buku kimia ke rak buku.

Mereka berdua pun keluar dari perpustakaan dan berjalan di lorong menuju kelas. Ega terlihat masih kaget dengan kejadian tadi, sampai-sampai dia tidak fokus dengan jalannya dan hampir menabrak siswa lain yang lewat dari arah berlainan, tapi Rei langsung menarik lengan Ega. Ega menoleh ke Rei dan Rei terlihat menjaga jarak antara Ega dengan siswa yang lewat itu. Mata mereka berdua saling bertemu dan menatap satu sama lain.

“hati-hatilah, nanti kau bisa jatuh” kata Rei

Rei melepaskan tangannya yang tadi menarik lengan Ega, dia berjalan dan menyadari kalau Ega tidak menyusulnya pun menoleh kebelakang.

“kau mau bengong terus?. Katanya yang lain udah nunggu. Ayo cepat” kata Rei menyadarkan Ega yang masih kaget.

“eh? Oh” kata Ega lalu menyusul Rei. Mereka berdua pun berjalan bersama ke kelas.

“thanks buat rotinya” kata Rei.
“oh? Oh iya, itu punya Tian sih” kata Ega sambil nyengir.

“hmm. Aku bisa bayangin bibirnya yang manyun karena kau ngambil roti nya” kata Rei.

“hahaha, ntah kapan tuh anak jadi cowok dewasa” kata Ega.

“ dia yang sekarang cukup baik kok” kata Rei

“iya sih” kata Ega.
Mereka berdua sudah sampai ke kelas. Rei langsung duduk di kursinya begitupun dengan Ega.

    Tian langsung ngambek mengingat Ega yang mengambil roti coklat nya begitu saja, Rei mengembalikkan roti itu dan senyuman langsung terlihat di wajah Tian yang tadi merengut.

“sudahlah, kau pasti lapar karena gak beli apapun. Ambil lah, aku masih punya banyak cemilan” kata Tian.

“kau yakin?” tanya Rei.

“hei aku juga punya hati tau” kata Tian.

“baiklah, thanks” kata Rei lalu mengambil roti itu kembali.

Ega dan Ello tersenyum mengejek melihat tingkah Tian. Lalu Tian terlihat menggambar desain baju di buku gambarnya. Ega melihat gambar desain baju itu dan memuji gambar-gambar desain punya Tian.

“oh my Gosh. Bagus banget Tian” Kata Ega.

“hehehe thanks Ga.” Kata Tian dengan mata berbinar.

“ aku bangga banget sama kau, gak sia-sia kayaknya jadi emak kedua mu” canda Ega.

“enak aja emak kedua. Emang kau mau jadi istri kedua ayah ku” kata Tian.

“ogah, om Bagas dah tua” ejek Ega lagi.

“kayak om Gion gak tua aja, kan ayah kita satu SMA” kata Tian.

“lah iya, udah tua dong keduanya” kata Ega sambil tertawa.

Ega dan Tian tertawa bareng, suara tawa mereka berdua membuat Ello dan Rei menoleh kebelakang. Yang tidak disadari oleh mereka adalah Rei yang tersenyum tipis setelah melihat tawa Ega.

KITA (hubungan cinta dan persahabatan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang