Normal POVMariejoa, Kastil Pangea.
"Kurasa waktuku sudah tidak banyak lagi..."
Seorang Pria yang dikenal dengan julukan "Akagami" itu terus menerus mengeluarkan banyak darah dari tubuhnya.
"Dengar, Luffy.."
"Ia adalah seseorang yang harus kau lindungi..."
"Jangan biarkan Gorosei beserta Orang Itu menyentuhnya sedikitpun"
Luffy tidak mengerti apa yang baru saja dikatakan oleh Shanks. Tubuh Si akagami disandarkannya ke Dinding bangunan yang sudah tidak utuh lagi itu.
"Shanks, bertahanlah sebentar! Aku sudah meminta bantuan, mereka akan segera datang!!"
Shanks menggelengkan kepalanya, seakan akan si akagami itu sudah mengetahui bahwa ia tidak akan bisa bertahan lama di perang terbesar kali ini.
"T..tidak, kumohon...dengarkan ini baik-baik..."
Shanks memegang Kedua bahu Luffy, ia menatapnya dengan wajah yang serius bahkan ketika ia pun tahu bahwa sebentar lagi ia akan segera berhadapan dengan kematiannya.
"Nona Ann..."
"Ann?"
Shanks Mengangguk.
"Wanita bersurai jingga, Nona Navigatormu itu..."
Luffy mengerutkan dahinya.
"N...nama aslinya...adalah Ann, Nona Ann"
Shanks terbatuk-batuk dan kini mengeluarkan darah juga dari mulutnya itu.
"Jangan memaksakan dirimu sh-"
"Tidak!"
"Tidak..."
"Aku akan tetap menyelesaikan kalimatku"
Luffy menatap pria berambut merah itu dengan penuh kecemasan. Ia bahkan tidak mengerti kenapa Shanks tiba-tiba menyebutkan nama Nami, Navigatornya itu.
"D...dia,"
"Dia merupakan..."
"Dia merupakan persembahan Bagi Senjata Kuno Uranus yang sekarang sudah berada di tangan pemerintah Dunia"
Luffy terkejut, namun masih tetap tidak mengerti.
"N-Nami? U-Uranus? P-persembahan?"
Luffy sama sekali tidak mengetahui apa yang sebenarnya sedang Shanks coba katakan padanya.
Sementara Kondisi Shanks sudah semakin parah, benar-benar tidak ada kemungkinan lagi baginya untuk menyelamatkan Si Akagami itu.
"S...Senjata Kuno Uranus akan Aktif apabila s...seseorang wanita penyandang nama D,"
"dikorbankan s..sebagai persembahan untuk Dewa Uranus, yang dimana adalah senjata kuno itu...."
"Nona Ann...dia adalah..."
Luffy menunggu Shanks menyelesaikan apa yang sedang ia coba beritahu kepadanya itu.
"Wanita terakhir penyandang nama D"
Luffy benar-benar tidak menyangka pemerintah dunia sekali lagi akan melukai seseorang yang berarti untuknya.
"Luffy,"
"Maaf karena pertemuan kita berakhir seperti ini.."
~
~
~
"Ku titipkan Topi Jerami itu untuk kau jaga selama hidupmu.."
Luffy melebarkan matanya.
"S..s...Shanks?"
"Oi Shanks? Shanks!"
Luffy mengguncang pelan tubuh Shanks yang sudah tidak bergerak sedikit pun lagi ditempat itu.
Tetes demi tetes air mata jatuh membasahi wajah Sang Akagami. Luffy menangis sambil memeluk Pria yang sangat ia hormati semenjak ia kecil dulu.
Setelah Ace meninggalkannya, Kini Shanks ikut meninggalkannya juga.
Beberapa Kru Bajak Lautnya itu mendatangi Luffy yang masih menatapi kepergian Shanks. Mereka menyadari apa yang sedang terjadi kepada Kapten mereka, memutuskan untuk hanyut dalam kesunyian beberapa saat.
Untuk menghormati jiwa yang telah pergi.
Luffy nampaknya telah mengikhlaskan kepergian Shanks yang secara Tiba-tiba itu. Lalu berdiri, kemudian berbalik melihat para Kru nya itu.
"Aku akan menguburkannya dengan hormat setelah kita memenangkan perang ini"
Mereka semua mengangguk. Tetapi sepertinya salah satu dari mereka teringat akan hal penting yang harus diberitahukan kepada Luffy.
"Ano Luffy, maafkan aku..." Ucap Ussop menundukkan kepalanya.
"Aku dan Nami terpisah saat hendak berlari menyelamatkan diri dari Ledakan besar yang terjadi beberapa saat yang lalu..."
"D-dan aku melihat pasukan pemerintah dunia sudah menangkapnya, hontou ni gomenasai!!!"
Luffy nampaknya sudah mengerti bahwa nyawa Nami kini sedang dipertaruhkan oleh seberapa cepat ia bisa menyelamatkan wanita itu dari tangan pemerintah dunia.
"Itu bukanlah salahmu Ussop..."
"Akulah yang sekarang akan memegang kendali penuh untuk melindungi Nami saat ini juga..."
Ia berbalik menatap semua para nakamanya itu.
"Minna, Tolong pinjamkan kekuatan kalian kepadaku untuk terakhir kali ini saja...
aku berjanji tidak akan mengecewakan kalian"Semuanya mengangguk saat itu juga ketika mendengarkan Perkataaan Luffy itu.
Zoro menepuk pundak Pria itu, seperti memberitahunya bahwa Nami akan baik-baik saja.
"Saat ini juga Kita akan merebut Nami kembali.."
"dan,"
Luffy menatap bendera dengan lambang pemerintah dunia yang berada jauh tertancap di bangunan paling atas Kastil Pangea itu.
"Kali ini Giliran kita yang benar-benar akan menghancurkan pemerintah dunia"
____________________________________
Cr video by : @mugiwara queen on YouTube
Halo semuanya,
makasih yang sudah Vote dan Komen!To my Dorobo Neko akan segera saya akhiri dalam beberapa part lagi, dan saya juga berterimakasih banget atas dukungannya selama ini❤️
Sampai Jumpa lagi di Part Selanjutnya!
KAMU SEDANG MEMBACA
To My Dorobo Neko.
RomanceOne piece by Eiichiro Oda Story by Zrlamdh91 Nami tidak habis pikir bagaimana bisa ia ternyata mencintai Kaptennya sendiri. Namun dia bukanlah gadis yang akan menyatakan perasaannya terhadap seseorang. Semuanya akan ia pendam sendiri. Nami tahu be...