01

13 5 0
                                    

Tanpa kata, tanpa nada
Rintik hujan pun menafsirkan kedamaian
Hanya rasa, hanya prasangka
Yang terdengar di dalam dialog hujan

"Senar senja"

☉☉☉

Bau yang hilang

Hujan yang deras mengguyur kedua remaja itu, keduanya hanya diam dan tidak melakukan  gerakan apapun. Hanya suara tangis yang terdengar di sertai suara rintik hujan.

Saddam terdiam sesaat memikirkan hal di masa lalunya, di pikirannya dia mengenal bau khas parfum yang ia cium tadi. Aroma yang sangat melekat kepada seseorang, tapi Saddam tidak ingat siapa orang itu.

Isak tangis terus terdengar, tidak ada percakapan  sama sekali. Saat sedang melamun suara klakson motor terdengar yang membuyarkan suasana itu.

Tittttt!

"Minggir!" Bentak pengemudi itu yang membuat Saddam terbangun dari lamunannya

"Ah, santai dong!" Saddam bergegas menuju kepinggir jalan indo april sembari menuntun gadis itu untuk duduk di kursi depan indo April.

"Lu ga papa kan? Ga ada yang luka kan? Argh sialan baju gua tembus pandang!" Kesal Saddam

"Tunggu di sini, gua mau masuk ke dalem jangan aneh aneh lagi!" Ucapnya lalu pergi memasuki indo april

Di sana pegawai kasir kembali senyum ke arah Saddam, ia hanya melewatinya tanpa harus melihat kearahnya.

Saddam berkeliling untuk mencari sesuatu, setelah dapat ia bergegas untuk membayarnya.

"Pop mie nya mau di seduh disini?" Tanya pegawai kasir

"Iya"

"Buruan napa gua kedinginan!" Ucapnya kesal

"Mau di seduhin mas?" Pegawai itu langsung menyingkirkan rambut pendeknya ke belakang telinga sembari memberikan senyuman

"Ga usah gua masih punya tangan, nih kembaliannya ambil aja" Saddam lalu bergegas ke tempat penyeduhan

Ia menyeduh dua pop mie kuah dan membeli beberapa snack serta minuman hangat yng ia beli.

"Makasih" Ucap Saddam sembari berjalan ke luar

"Sama sama ganteng, aduhhh ganteng banget mas nya. Ga mau sama eneng aja gitu mas??" Ia tidak sadar meremas remas uang kertas yang di beri oleh Saddam

"Totalnya 54.600, dia ngasih uangnya cuman 50 rebu, yelah boro boro kembalian mas, ini mah nombok ke eneng nya atuh. Untung ganteng gpp lah eneng bayarin, tapi lain kali no wa nya yaaa" Ucapnya sedikit berteriak

Disisi lain Saddam meletakkan semua belanjaannya di atas meja, meletakkan handphone miliknya dan memberi cewe itu satu pop mie hangat.

"Nih, makan pop mie nya biar ga kedinginan banget. Gua ga bisa ngasih lu jaket soalnya gua juga ga pake jadi maap ya" Ucap Saddam sambil menyodorkan pop mie

Cewe itu hanya terdiam sambil memegang pop mie dengan kedua tangannya, menatap sesekali ke arah Saddam.

Saddam yang tengah asik makan pun terhenti ketika melihat gadis itu melihat ke arahnya.

"Kenapa? Ga suka pop mie nya? Padahal gua beli pale duit kaka gua ehh malah lu ga suka, yaudah deh buat gua aja sayang banget kalo di buang" Gumamnya

"Maaf ya, udah ngerepotin" Ucapnya dengan suara pelan

"Iya gua maapin tapi lain kali ga akan gua tolong, btw nama lu siapa?" Tanya Saddam

"Vallery Zaurora, panggil aja valle atau rora" Ucapnya

Saddam (REVISI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang