3. The New Diandra

31 6 25
                                    

"Kebahagiaan yang sesungguhnya adalah saat kita merasa dicintai"

***

Sebulan lamanya Diandra menjalani perawatan, namun belum ada satupun memori yang ia ingat. Bahkan papanya sendiri pun tak ia kenali.

Diandra menganggap papanya adalah orang asing sehingga ia merasa canggung. Dulu Diandra sangat manja kepada papanya, namun sejak tragedi kecelakaan sikapnya berubah.

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday happy birthday
Happy birthday Diandra..

Rudi masuk kekamar dengan membawa kue ulang tahun yang bertancapkan lilin angka 17 di atasnya. Kemudian disusul Raini membawa boneka beruang yang besarnya hampir sama dengan dirinya.

"Yeeey anak papa udah gede udah 17 tahun. Ayo tiup dulu lilinnya," ujar Rudi bahagia.

Diandra meniup lilin, ia tersenyum sekilas. Rudi kemudian mencium kening anaknya namun gadis itu mencoba untuk menghindar.

"Selamat ulang tahun ya sayang, papa berharap ingatan kamu segera pulih," Rudi membuka kotak berwarna merah berisikan kalung liontin, lalu memasangkannya ke leher putri kesayangannya.

"Thanks..Pa-pa," Diandra masih ragu memanggil Rudi dengan sebutan Papa.

Rudi tersenyum sekaligus sedih,"Iya sayang. Yaudah papa keluar ya mau cuci mobil. Raini, kamu temenin Diandra ya."

"Siap, Om" ujar Raini bersemangat.

Rudi keluar kamar meninggalkan kedua gadis itu.

"Selamat ulang tahun ya Diandra sayangnya accuuuu. Ini gue bawain kado kesukaan lo. Capek tau gendong boneka segede gaban," Raini meletakkan boneka tersebut di samping sahabatnya.

"Thanks ya Rain. Gue suka banget sama hadiahnya. Kok lo bisa tau sih kalo gue suka boneka?"

"Kita kan sahabatan udah lama banget, jadiii gue tuh udah hafal semua tentang lo," Raini gemas, ia memeluk Diandra erat.

Diandra tertawa,"Oh ya?"

Raini melepas pelukan,"He'em. Eh Ndra, lo besok udah bisa masuk sekolah kan?"

Diandra mengangguk sembari tersenyum.

"Ututututuu senangnyaa," Raini mencubit pipi Diandra gemas.

"Aw.. Ck sakit tau."

***

Senin, 14 Desember 2020

"Sudah sampaaaai," Rudi menghentikan mobilnya.

"Iniii.. Sekolah aku, Pa?" tanya Diandra.

"Iya sayang, cepetan turun itu udah ditungguin sama Raini."

Tampak Raini sedang berdiri di depan gerbang sekolah sambil melambai-lambaikan tangan.

Diandra turun dari mobil menyusul Raini, kemudian masuk. Diandra terus saja mengikuti kemana Raini pergi.

"Ndra? Lo ngapain ikutan masuk ke kelas gue? Oiya astagaa lo kan amnesia," Raini menepok jidatnya sendiri. "Ayo sini gue tunjukin dimana kelas lo," Raini menarik tangan sahabatnya.

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang