5. Restart

15 5 16
                                    

ANAK BARU MESUM ANAK BARU MESUM
ANAK BARU MESUM ANAK BARU MESUM

"PIN!!" Edo menjentikkan jarinya tepat di depan wajah Daffin, seketika suara yang menghantui isi kepala cowok itu menghilang.

Daffin mengedipkan matanya beberapa kali, seolah baru tersadar dari mimpi buruknya.

Adit mengamati wajah Daffin, "Pin, pipi lo kenapa?"

"Abis ditampar." Daffin menjawab dengan wajah datar.

"Hah? Mana coba liat." Edo membolak-balik kepala sahabatnya ke kanan dan ke kiri.

"Ooiyaaa HAHAHAHA! Muka gantengnya Dapin berstampel lima jari! Adeh-adeh makin kece, Pin." Edo tertawa terbahak-bahak.

"Omong-omong, Pin. Ditampar sama siapa?" tanya Edo lagi menahan tawa.

"Diandra."

"Buset. Kok bisa? Lo apain si Diandra?" tanya Adit.

"Gua kangen banget sama dia jadi gua peluk. Malah guanya di tampar, pake bilang gua anak baru mesum segala lagi!"

Tawa kedua cowok itu kembali meledak-ledak.

Daffin menggebrak meja. "Heh! Selama gua pergi kalian berdua ngapain Diandra hah ampe otaknya gesrek gitu?!"

Tawa mereka terhenti. Adit menyenggol lengan Edo. "Jawab, Do." bisiknya.

Edo berdeham pelan. "Sebelumnya mon maap ni, Pin. Gua belom ngasih tau lu soal apa yang terjadi sama Diandra."

Daffin melipat kedua sikunya di  dada, menunggu penjelasan Edo.

Edo menelan ludah, wajahnya berubah pucat. "Jadi waktu lu otw berangkat ke Malaysia, si Diandra desak gua buat nganterin dia ke bandara mau nyusulin elu, pengen ketemu sama elu Pin walau cuman sebentar. Tapi takdir berkata lain, Diandra ketabrak mobil. Trus.." Edo menatap Adit.

"Trus??" tanya Daffin penasaran.

"Trus Diandra insomnia."

"Amnesia, Do" bisik Adit.

"Nah itu, Diandra amnesia."

"Goblok! Ngapain diturutin!" Daffin berdiri dengan kedua tangannya mencengkeram kerah baju Edo. Kejadian itu sontak membuat semua mata tertuju pada mereka.

"Pin! Udah udah Pin malu diliatin banyak orang. Sabar, Pin sabar. " Adit mencoba melerai agar tak terjadi pertengkaran.

Perlahan Daffin melepas cengkeramannya, ia duduk kembali. "Sorry, Do."

Edo mengangguk ketakutan.

Daffin menghela napas panjang. "Pantesan pas gua masuk tadi raut wajahnya biasa aja, ternyata dia ga kenal sama gua."

"Maafin gua, Pin. Gua gagal jagain Diandra pas lo ga ada disini."

Daffin menghela napas kedua kalinya kemudian tersenyum. "Yaudahlah mau gimana lagi, semua udah terjadi." Ia merangkul kedua cowok itu.

Edo dan Adit lega, keduanya nyengir menunjukkan sederetan gigi putihnya.

"Berarti gua harus bikin Diandra inget lagi sama gua."

"Eh, Pin. Menurut gua nih ya, lu mau jelasin gimana pun tentang siapa elu apa hubungan lu sama dia sebelumnya itu ga bakal bikin dia inget lagi. Lo tau kan Diandra yang dulu gimana? Manis, ramah. Sekarang cuek, jutek, rada galak. Jadi kayanya si usaha lu sia-sia kalo lu ngebet buat ngeyakinin tentang kalian berdua, ga akan percaya dianya." Ujar Edo.

" Trus gimana?"

"Gini aja, Pin. Anggep aja lu itu memang orang asing, memang murid baru disini. Anggep aja lu baru kenal dia, ga ada masa lalu di antara kalian. Lu cukup ulangin momen-momen kalian dulu, siapa tau dengan momen yang terulang ingatan Diandra bisa cepet balik." Saran Adit.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 23, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Still With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang