•||• 19. Day 4 (1)

1.8K 182 63
                                    

"Kenapa kau meninggalkanku tadi hah?!" Kesal Wang Zeming kepada saudara kembarnya. Sedangkan orang yang tengah ia bicarakan tidak menggubris perkataannya.

Wang Zeming yang didiamkan hanya mendengus kesal. Ia berganti dari sebelah Wang Xuemin ke sebelah Jiao Xia.

"Besok adalah giliranmu yang menjalankan rencana"

"Pikirkan secara matang rencananya" ucap Ibu Suri yang dibalas anggukan kedua saudara kembar itu.

--------------------------------
--------------------------------

Day 4

Pagi hari telah tiba. Jika orang-orang biasanya melakukan aktivitas seperti jalan-jalan pagi sambil menikmati udara yang sejuk, namun berbeda dengan dua orang yang sedang bersembunyi di balik semak semak ini.

Wang Xeumin dan Wang Zeming sedang bersembunyi di balik semak-semak untuk memantau Selir Wei dari kejauhan.

Untuk pagi hari, mereka lebih memilih menerornya dari kejauhan. Wang Xeumin dan Wang Zeming tengah berdiskusi tentang apa yang akan mereka lakukan dengan Selir Wei nanti.

"Apa yang akan kita lakukan nanti?" Tanya Wang Zeming.

"Tunggu sebentar, otak ku sedang berpikir" Jawab Wang Xeumin tanpa menoleh ke arah Wang Zeming.

"Waah ternyata kau bisa berpikir juga ya" ledek Wang Zeming. Wang Xeumin memberikan tatapan yang mengerikan kepada Wang Zeming.

"Tentu saja aku bisa berpikir. Aku tidak sepertimu yang hanya bisa tidur saja" balas Wang Xeumin dengan senyuman usilnya.

"Kau-"

"Aku ada ide" belum sempat Wang Zeming protes tentang apa yang telah Wang Xeumin katakan, tiba-tiba Wang Xeumin segera menyela ucapannya.

"Ide apa?" Tanya Wang Zeming dengan ekspresi kesalnya.

"Ikuti aku" ucap Wang Xeumin.

Wang Xeumin segera berdiri dan berjalan ke arah kamarnya dengan di ikuti oleh Wang Zeming.

"Apa yang akan kau lakukan" tanya Wang Zeming yang berada di belakang Wang Xeumin.

"Lihat saja nanti" ucap Wang Xeumin.

Di kamar

Wang Xeumin segera mengambil kertas dan tinta, lalu menuliskan sesuatu di kertas tersebut.

"Apa yang sedang kau tulis?" Tanya Wang Zeming.

Karena tidak mendapatkan respon dari lawan bicaranya, Wang Zeming mengintip apa yang sedang Kakaknya tulis.

"Sepertinya aku tau apa yang sedang kau rencanakan" ucap Wang Zeming yang dibalas dengan senyuman penuh arti dari Wang Xeumin.

"PELAYAN"

"Kirimkan ini ke Selir Wei dan bilang padanya jika surat ini dari Kaisar" suruh Wang Xeumin.

"Siap, laksanakan" pelayan tersebut langsung pergi meninggalkan mereka berdua dan menjalankan tugasnya.

"Sekarang ayo pergi dan persiapkan untuk menjalankan rencana ini" ucap Wang Xeumin.

"Sekarang ayo pergi dan persiapkan untuk menjalankan rencana ini" ucap Wang Xeumin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

👆🏻
Isi suratnya

Di sisi lain, kini Selir Wei terlihat sangat senang karena mendapat surat tersebut. Ia segera bergegas menuju ke taman belakang yang letaknya jauh dari kerajaan tanpa membawa pengawal satupun.

Sesampainya di sana ia menengok ke kiri dan ke kanan. Ia sedikit kebingungan karena tidak ada satupun orang di taman belakang ini.

Kakinya mulai melangkah ke sana dan kemari untuk mencari Kaisar. Entah kenapa saat ia sampai di sini, Selir Wei merasa ketakutan.

Taman belakang ini suasananya agak suram karena minim pencahayaan. Selain karena minim pencahayaan, taman belakang ini letaknya jauh dari kerajaan, jadi jarang ada orang yang kemari.

Ssk ssk

Selir Wei terkejut karena tiba-tiba terdengar suara dari semak-semak yang ada di depannya.

Walaupun perasaan takut menyelimutinya, Selir Wei tetap memberanikan diri untuk melihat sesuatu yang ada di balik semak-semak tersebut.

Dengan langkah yang pelan, ia berjalan ke arah semak-semak.

1 langkah

2 langkah

3 langkah

4 langkah

Dan...



Srek

Mata Selir Wei membulat saat melihat seekor tikus yang telah tak bernyawa di balik semak-semak.

"AAAAA MPPH-"

Tiba-tiba muncul seseorang dari belakang Selir Wei. Selir Wei berusaha memberontak membebaskan dirinya dari seseorang yang tengah memeluknya dengan erat dari arah belakang.

"Sssstt"

"Jangan memberontak"

Jantung Selir Wei makin berdegup dengan kencang karena ia mengenali suara tersebut.

Suara yang selalu membuatnya takut akhir-akhir ini.

Suara yang membuatnya tidak bisa tidur dengan tenang.

Suara yang telah menerornya di saat malam hari.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 27, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Little Goddess Of Death [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang