2

34 4 0
                                    

Jangan kotori hati dengan rasa benci, cukuplah syukuri apa yang tuhan beri agar kau bisa terhindar dari rasa iri dan dengki.

_bulan.
@Eagle's moon

__________

"My family I'm coming!" Teriak ku memasuki rumah mewah hasil kerja keras ku dan bintang, kakak ku.

Ya, dulu kami bukan lah dari keluarga yang berada namun dengan tekad aku dan bintang membuat pakaian tuk di jual dengan bintang yang mendesign dan aku yang menjahit.
Awalnya kami kesusahan bahkan hampir menyerah dikarenakan dagangan kami yang hanya laku beberapa karena kami hanya memiliki sedikit teman.

Namun, semangat kami kembali membara ketika melihat kedua orang tua kami yang mati-matian bekerja serabutan demi membiayai kami,
Hingga datang lah Cassa yang sering membeli dagangan kami bahkan mempromosikannya pada teman-teman dan akun sosial media nya hingga kami bisa meraih kesuksesan dan membawa keluarga kami menjadi keluarga yang sejahtera dan berkecukupan.

Semoga kalian bisa seperti kami, aamiin.

"Bulan jangan teriak!" tegur ibu memelototi ku membuatku agak takut.

"Maaf Bu, oh ya Bintang sudah pulang?" Tanya ku seraya menyalami tangannya.

"Sudah, dia di kamar sekarang," sahut ayah.

"Ohh baiklah bulan mau nyusul bintang dulu, bye ayah bye ibu...muach." aku mencium kening keduanya lalu dengan segera menghampiri bintang.

"BINTANG!" teriak ku lalu memeluknya dengan erat, sudah 3 hari kami tidak bertemu dikarenakan dia mengawasi butik kami yang berada di Yogjakarta sekaligus mengikuti pertunjukan seni.

"Bulan bau, mandi dulu sana," usir nya membuatku melotot tak suka.

"Ih bulan masih wangi tau! Coba cium," ucapku lalu memaksanya mencium seragam ku

"Pokoknya bau! Udah sana mandi terus ganti baju terus kita makan siang," ocehnya seperti emak-emak, hufft.

Dengan sebal aku menuruti perkataannya.

"Udah selesai?" Aku hanya mengangguk lalu memintanya menarik resleting baju ku.

"Bulan, bintang cepet turun kita makan siang!" Teriak ibu ku.

"Ayo bulan kita turun, siapa cepet nanti ditraktir makan seminggu," tutur bintang lalu dengan cepat melesat meninggalkan ku yang belum siap.

"Heh curang!" Teriak ku tak terima, lalu menyusulnya.

"Hosh...hosh...bintang curang." Aku menatap bintang tajam.

Sebaliknya, bintang malah mengejek ku.

"Kamu saja yang lelet, jangan lupa traktir aku selama seminggu," ucapnya penuh kemenangan lalu menyusul ibu dan ayah di ruang makan.

Aku hanya menghela napas pasrah lalu menyusulnya.

Keadaan di ruang makan hening, karna kami memang tak suka berbicara ketika tengah makan.

Eagle's MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang