3

23 4 0
                                    

Setiap orang mempunyai perangai yang berbeda jangan menyama-ratakannya.

_Bulan
@Eagle's moon

-------------------

"Bintang Cepatlah nanti kita telat!" Teriakku menoleh pada Bintang yang berjalan sangat lelet melebihi kura-kura.

"Ish sabar dong, aku kan mau nostalgia udah lama gak jumpa sama sekolah." Bintang menatap tak suka pada ku dan ku balas lebih tajam darinya hingga membuatnya sedikit ketakutan.

"Orang baru 3 hari gak masuk juga, lebay amat," sinis ku.

Dapat ku lihat muka nya semakin kesal padaku dan ia meninggalkan ku sendirian.

"Bintang! Dasar gatau diri udah ditungguin juga!"  Akupun bergegas menyusulnya.

"Bintang kenapa ninggalin Bulan?! Pagi-pagi udah dibikin kesel aja." Aku menatap tajam Bintang yang malah dibalas tertawa cekikikan.

Aku menghela napas panjang mencoba mengontrol emosi, lalu duduk didepan Bintang dan disamping Elang.

"Cerewet," celetuk Elang yang makin membuat darah ku mendidih.

"Siapa?!"

Elang hanya menghendikkan Bahu tak acuh tanpa menatap ku sama sekali.

"Dahlah pagi yang menyebalkan," gumam ku, tak tau mengapa pagi ini mood ku berubah jadi bawel seperti ini.

----

"Anak-anak hari ini kita ulangan Kimia, siapkan Buku dan pulpen kalian dan taruh tas kalian didepan." Suruh Pak Agus dengan garang.

"Kenapa tiba-tiba pak?!" Protes kami semua tak suka, guru kimia ini memang sering membuat kejutan menyebalkan.

"Apa? Gak suka?!" Kami pun hanya bisa kicep melihat Pak Agus menatap garang ke arah kami seolah ingin memakan kami, menakutkan.

Dengan pasrah aku menaruh tas ku di depan begitupula dengan siswa-siswi lainnya.

Kertas ulangan dibagikan, membuat jantungku berdetak kencang, sejujurnya aku tak terlalu suka Kimia namun biasanya nilai ku paling tinggi karena aku cerdas pastinya, xixi gausah iri kalian!

Berbagai doa ku rapalkan sebelum mengerjakan seperti biasanya, aku berharap sang kuasa menolongku.

"Lu gak lagi make mantra kan?" Celetuk seseorang yang membuatku menatapnya tajam.

"Jangan suudzon!"

"Ngaku lu orang tadi gue lihat bibir lu komat-kamit kek Mbah dukun," tuduh Elang yang membuatku semakin kesal padanya.

"Gue lagi berdoa bego!" Aku menatapnya tajam.

"Natapnya biasa aja kali, ntar copot tu mata baru tau rasa." cukup sudah aku semakin kesal padanya aku ingin menjambak rambutnya dengan keras sekarang juga.

"Heh lu kalo ng-" belum selesai ku berbicara pak Agus malah memotongnya,

"Bulan, elang, kalau mau ngobrol di luar saja!" Peringatnya yang membuatku mau tak mau diam.

Eagle's MoonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang