Love Affection 1

12.2K 269 6
                                    

Dosen mata kuliah terakhirnya hari ini baru saja keluar meninggalkan kelas, Kaila menghembuskan nafas lega. Sungguh, hari kamis adalah hari yang paling dibencinya entah karena apa.

Setelah menunggu kelas sepi-karena malas berdesak-desakan dan membereskan barang bawaannya di meja, cewek dengan tubuh tinggi itu beranjak. Berjalan sembari mengecek room chat dari managernya.

Ya, Kaila yang saat ini sudah duduk dibangku perkuliahan semester 4 memang mempunyai pekerjaan sampingan sebagai model. Sudah sejak SMA ia mulai menerima job, hingga awal kuliah Kaila digaet oleh salah satu agensi permodelan di kotanya.

Tepukan di bahu menghentikan gerakan tangan Kaila yang hendak membuka pintu mobilnya. Seorang cowok dengan tubuh berbalut kaos hitam dilapisi jaket jeans itu berdiri di samping Kaila.

"Kenapa gas?" tanya Kaila pada cowok yang sempat dikenalnya karena satu kelas beberapa semester lalu.

"Sorry gue ganggu Kai," cowok itu menyengir kaku "Gue mau minta tolong nih sama lo."

"Minta tolong apa?"

"Gue lagi butuh model tambahan di studio. Kebetulan ada project baru dan butuh fresh model. Gimana, lo mau?"

Kaila mengangguk "Gue sih mau-mau aja, tapi mending lo chat manager gue dulu deh. Gue gak tau kapan bisanya."

"Sans kai.. gue gak buru-buru, kapan aja lo bisa gue pasti siap." Bagas mengacungkan jempol "Oke deh, nanti biar gue tanya manager lo. Thanks."

***

Pemotretan minggu ini bertema outdoor. Meskipun jam baru menunjukkan pukul delapan kurang, tapi sinar matahari sudah sangat terik. Cukup untuk membakar kulit semua orang.

Kaila baru saja selesai melakukan sesi pertama pemotretannya. Selepas ini ia masih harus berganti kostum tiga kali lagi sebelum nantinya berpindah lokasi untuk pemotretan yang lain. Jadwalnya memang cukup padat hingga senin mendatang.

Duduk di bawah tenda yang tersedia, Kaila meneguk minumannya. Tangan kirinya memegang kipas portable yang sedikit cukup mengurangi hawa panas di sana.

"Kai!" suara panggilan itu membuat Kaila menoleh.

"Bagas?" Kaila mengerutkan kening "Lo ngapain di sini?"

"Lah emang manager lo gak bilang?" Kaila menggeleng.

"Abis ini jadwal lo pemotretan di studio gue. Gue disuruh jemput lo sekarang, katanya masih ada 2 jam sebelum giliran lo lagi disini."

"Kok mbak Fitri gak bilang sih," Kaila berdecak "Studio lo jauh gak?"

"Kagak Kai, cuma 500 meter dari sini. Ayok lah, buruan!"

***

"Ini studio lo?"

"Yoi," Bagas mengangguk "Keren gak?"

Kaila mengangguk, studio milik Bagas lumayan nyaman. Eh tidak, sangat nyaman bahkan. Lantai 1 di isi dengan meja dan kursi santai berwarna cerah, di samping kanan Kaila terdapat lemari kaca berisi banyak piala dan piagam. Sementara dinding sebelah kanan penuh dengan pigura foto yang menarik mata.

Bagas membawa Kaila menuju lantai 2 studio itu. Di sana lebih banyak ruangan terlihat, yang Kaila tebak pastilah ruangan ganti dan lain sebagainya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang