Askia

17.4K 280 5
                                    


"Kia!"

Kia  terus berlari mengabaikan panggilan dari laki-laki yang mengejarnya di belakang. Air mata gadis itu mengalir deras, berulang kali ia mengusap pipinya hingga memerah.

Pemandangan yang baru saja dilihatnya sangat menyakitkan, Kia tak pernah menyangka akan berada diposisi seperti ini. Dadanya sesak menahan banyak umpatan yang ingin ia keluarkan, tapi pergi adalah jalan yang ia pilih daripada menghabiskan waktu mendengarkan penjelasan tak berguna. Kia mempercepat langkah kakinya saat ia telah sampai di parkiran basemen dan dengan tergesa-gesa masuk ke dalam mobil yang sejak tadi menunggunya.

"Lo nangis?"

"Jalanin mobilnya al!" Kia berseru keras pada Aldo dan mengabaikan ucapan laki-laki itu.

"Kenapa lo nangis?" Aldo terlihat enggan menuruti ucapan Kia.

"Gue bilang jalanin!" Kia kembali berseru. "Jalanin Al.."

"Askia!!" Teriakan kencang dari luar membuat Aldo segera mengalihkan pandangannya, ia dapat melihat seorang laki-laki yang notabenenya adalah pacar Kia berlari mendekati mobilnya.

Melihat itu Aldo segera menyalakan mesin mobilnya seolah paham sistuasi yang sedang terjadi. Karena apapun itu, menjauhkan Kia dari orang yang menyakitinya adalah hal utama.

"Lo harus jelasin apapun itu." Aldo menatap Kia tajam sebelum melajukan mobilnya.


***

Kia terdiam selama perjalanan, gadis itu memilih bersandar di jendela mobil dan menatap jalanan yang dibasahi air hujan. Sore ini jalanan cukup macet.

"Berhenti nangis," Aldo berujar datar "sebelum gue puter balik nyamperin si cowok brengsek kesayangan lo itu."

Kia mengusap pipinya dan menegakkan badan "Jangan al.."

"Lo tau gue benci liat cewek nangis."

"Sorry." cicit Kia.

Aldo menghela nafas, kedua tangannya bertumpu dikemudi. Kemacetan semakin hingga tak ada ruang untuk bergerak.

Dengan merentangkan kedua tangan, Aldo menoleh menatap Kia seolah berkata 'come here I'll give you a hug'. Hingga Kia kembali meneteskan air mata dan masuk ke dalam dekapan hangat sahabatnya kecilnya ini.

Tangis Kia kembali pecah saat tangan lembut Aldo mengusap rambut dan kepalanya. Mereka berdua saling berbagi kehangatan di dalam mobil yang dibasahi derasnya hujan.

"Gue benci.." Kia membuka suara "Gue benci Rean, dia nyakitin gue al."

"Gue benci banget sama dia."

"Gue gak mau ngeliat muka dia lagi."

"Dia jahat Al" bisik Kia melirih.

Aldo diam dan setia mendengarkan setiap keluhan yang keluar dari mulut Kia, bahkan dengan suara yang tersendat karena tangisannya gadis itu kembali bersuara.

"Rean selingkuh."

Aldo tak terkejut, sejak awal Kia menjalin hubungan dengan laki-laki itu Aldo sudah menduga akan begini akhirnya.

"Dia tidur sama cewek lain al."  Kia mendongak menatap reaksi Aldo.

Aldo hanya diam balas menatap Kia, sahabat terbaik Kia mengulurkan jari mengusap pipi tembam gadis itu. Aldo sedang tak ingin melanjutkan pembahasan tentang bajingan satu itu, ia sudah cukup menahan emosi saat ini.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang