# 3,2 : EKSEKUSI

118 15 2
                                    

(Backsound disarankan)

Mereka tidak bersalah!"

Tetapi mereka, pemimpin dari pihak baju merah, tidak dapat mendengar masukan tersebut. Telinganya seakan ditutup dengan earphone. Sementara sekitarnya terjadi konflik.

"Dengan alasan apa?" tanya Mafurei.

"Kalian melenyapkan Iu dan juga Athan?".

Dua orang itu tunduk kepada Mafurei. Tetapi kali ini, keduanya membantah.

Dimulai dari tersangka terkuat, Ethan.

"Kami tidak melakukannya," jelas Ethan. "Kami dijebak, Chairman Mafurei."

"Kami bersumpah itu bukan kami yang melakukannya!" Dreamy menahan takutnya. "Kami sama sekali tidak melakukan apa pun!"

Keduanya ketakutan.

Lalu, apakah dengan itu Mafurei akan memikirkannya? Atau mengasihani mereka dengan melepaskan mereka atau sekadar memenjarakannya?

Tentu, tidak.

"Alibi kalian jelas, tidak ada lagi alasan untuk mengelak," ucap Mafurei. Dia memasang tatapan dingin. "Tak ada kata-kata lagi?"

Ethan sedikit terdiam, "Peraturan dari mana yang kau buat itu? Seenaknya saja Anda...".

"Aturan kemanusiaan dan berdasarkan kepada logika, siapa yang akan membiarkan pembunuh berkeliaran," Mafurei menyilangkan kedua kakinya.

"...Kalau Anda hendak melakukannya, lakukan saja kepada saya. Dreamy tidak bersalah apa pun...," Ethan menatap Mafurei dengan serius.

Suasana semakin menekan. Mafurei beranjak dari kursinya. Dia sedikit berlutut untuk menatap kedua orang yang siap menghadapi kematiannya itu.

"Apa dengan begitu Anda mengakui apa yang Anda perbuat?" tanya Mafurei.

"Tentu saja tidak," ucap Ethan. "Untuk apa aku mengakui sesuatu yang tidak saya perbuat?"

"Tapi kalau itu membuat Anda memang merasa bahwa saya pembunuhnya, maka lakukanlah kepada saya. Jangan lalukan kepada rekan saya".

"Ethan...," Dreamy menatap Ethan takut. Dia memejam matanya tidak mau memandang,
"Mau tidak mau itulah aturan yang sepantasnya dilakukan balik, Ethan".

"Sialan-," Ethan berusaha berdiri tapi ditahan oleh Nicholas dari dibelakang. "Lepaskan!!!"

Ethan mendecih, "Sudah kukatakan kepadamu!!! Kalau kau mencurigaiku jangan bawa orang lain-".

"Berhentilah mengelak," Mafurei menaikan nadanya sedikit. "Reol, tali tambangnya disiapkan. Siapkan untuk eksekusi 15 menit lagi".

"Baik, Chairman!"

Kursi yang tadi Tayren duduki jatuh. Dia berdiri dengan menatap Mafurei penuh ketakutan dan juga penuh dengan tekanan dari sekitarnya.

"O-Oi! Mafurei! Kita belum selesai membicarakan ini!" ucap Tayren dengan terbata. "Jangan s-seenaknya mengambil keputusan...!!!"

"Tidak ada yang seenaknya," Mafurei menjawab dengan menatap Tayren. "Semuanya sudah dihitung berdasarkan "kemanusiaan"..."

.
.

"•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
RAISON D'ÊTRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang