8

6 1 0
                                    

Happy Reading

Maaf kalo ada typo'-'

------

"APAA?"

"Aduh Zefa, Adit, kalian apa sih teriak teriak gitu? Oh mama tau, kalian ngebet ya sama pernikahan kalian?" Ucap mama Zefa sedikit menggoda Adit dan Zefa.

"Mama apaan sih! Masa aku nikah sama dia, udah gitu seminggu lagi. Ngga, aku gak mau!" Protes Zefa ketus.

"Lho, emang kenapa Zef? Kamu sebelum nya kenal Adit emang? Kok keliatan nya ngga suka gitu?" Tanya mama Zefa bertubi tubi.

"Ya ngga lah ma! Aku ngga kenal dia, lagian aku baru kenal hari ini, masa udah mau di nikahin, apa kata dunia? Lagian aku ngga ada rasa apapun, mau sayang mau cinta!" Lagi lagi Zefa masih mem-protes karna perjodohan nya dengan Adit.

"Ya gapapa lah, Zef. Nanti juga kan kalian terbiasa sama keadaan. Dan cinta pun akan tumbuh seiring berjalan nya waktu." Ucap mama Zefa lagi.

Zefa pun menoleh ke arah Adit, dan terlihat Zefa sedang memplototi Adit. Itu pertanda supaya Adit juga mau membatalkan perjodohan ini.

"Adit setuju ma." Lagi lagi Zefa melotot.

"What?" Ucap Zefa spontan.

"Kenapa lagi sih Zef?"

"Lo tuh-- eum gajadi!" Ketus Zefa.

Semua orang yang berada di dekat Zefa pun menatap sedikit aneh pada Zefa.

"Kenapa?" Semua menggeleng.

~~~~

"Ck, kenapa sih lo nge-iyain perjodohan ngga jelas ini?!" Ketus Zefa sambil memandang Adit garang.

Bukan nya takut, Adit malah terlihat santai.

"Gue cuma mau ngebahagia in orang tua aja, kenapa? Salah?" Zefa terdiam.

Zefa mendengus, "Ya seengganya lo sedikit menolak lah sama perjodohan ini. Inget ya Dit, gue udah ngga ada perasaan apapun ke lo, jadi gue ngga mungkin bisa terima lo lagi!"

Sekarang giliran Adit yang terdiam.

"Terus mau lo apa?" Tanya Adit.

Zefa menoleh, "Pake acara nanya lagi! Ya gue mau lo nolak perjodohan ini."

"Ngga bisa,"

"Kenapa lagi sih? Kalo alesan lo cuma mau ngebahagia in ortu, itu kurang menurut gue, karna pasti lo ada alesan lain."

"Ya emang," Santai Adit.

"Apa alesan lain lo?"

"Gue masih sayang sama lo." Putus Adit.

~~~~

Zefa merenung di kamar nya, memikir kan ucapan Adit di sekolah tadi.

'Gue masih sayang lo.'

Kata-kata itu ternyata masih lengket dengan jelas di fikiran Zefa. Kenapa Zefa jadi memikir kan itu? Bukan kah diri nya sudah tidak perduli ke Adit? Lalu, mengapa dia memikir kan ucapan Adit?

"Gue apaan sih, ngapain mikirin ucapan tu anak?" Ucap Zefa pada diri nya sendiri.

"Zefaaa!" Panggil mama Zefa dari luar kamar.

"Iya maa," Balas Zefa dan langsung menghampiri mama nya.

"Anterin mama yuk!"

"Kemana ma?"

"Udah gausah banyak tanya, ayoo."

"Yaudah iya, sebentar Zefa siap siap dulu." Mama Zefa hanya mengangguk dan menunggu anak nya di lantai bawah.

Setelah 10 menit, akhir nya Zefa keluar dengan pakaian yang cukup simple. Ia hanya memakai kaos putih polos, memakai celana jeans panjang, dan rambut yang di urai.

"Ayo ma,"

"Lho kok kamu pake baju kayak gini?" Tanya mama Zefa.

"Lha emang kenapa ma? Enak gini ma, simple." Jawab Zefa.

"Mmm, yaudah gapapa. Ayo!" Zefa mengangguk.

~~~~

"Ma," Mama Zefa menoleh.

"Apa?"

"Ini rumah siapa?" Tanya Zefa.

"Ini rumah--"

"Rumah siapa ma?"

"Nanti kamu juga tau, ayo turun." Zefa menjadi menggaruk teguk nya yang tak gatal.

"Assalamualaikum,"

"Waalaikumsalam." Saut seseorang dari dalam.

"Ahh jeng, akhirnya kamu sampai juga, eh ada anak cantik. Ayo masuk," Ternyata ini rumah Adit. Dan barusan yang membuka pintu adalah mama Adit.

"Iya tante." Sopan Zefa.

"Adit!" Teriak mama Adit memanggil Adit.

"Iya ma,"

"Kenapa ma? Sampe teriak teriak gitu?" Tanya Adit yang kaget.

"Gapapa kok, nih kita kedatengan tamu.

"Zefa," Ucap Adit pelan.

"Dit, salim dulu sama tante Diana."

"Ha? I-iya ma."

"Tan,"

"Eh iya anak ganteng, eum Zef kamu ngga cium tangan Adit?"

Zefa melotot, "Ma!" Ketus Zefa.

"Hahaha, becanda sayang lagian kalian belum sah, jadi belum bisa kamu mencium tangan Adit." Ucap mama Zefa. Zefa hanya mendengus kesal.

"Jeng, siapa yang mau ngomong?" Tanya tante Diana/mama Zefa.

"Saya aja deh jeng," Saut tante Vina/mama Adit.

"Jadi gini Fanya, Adit. Besok kalian akan menikah, jadi siap siap untuk besok ya." Ucap mama Adit tersenyum.

"APA?" Teriak Zefa spontan.

"Kenapa Zef?" Tanya mama Zefa.

"H-hah ma? Apa ngga terlalu cepat, ma, tan?" Tanya Zefa gugup setengah mati.

"Ya ngga dong, kan udah seminggu. Minggu lalu kita udah obrolin ini kan? Jadi hari ini sampai tiga hari kedepan kalian ngga usah sekolah dulu." Zefa lagi lagi tampak terlihat kaget dengan ucapan mama Adit.

"Hm yaudah lah terserah kalian." Pasrah Zefa yang akhirnya memilih diam.

Bersambung...

Jangan lupa vote n komen gaess!💖

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang