4

3 2 0
                                    

Happy Reading

Maaf kalo ada typo'-'


-------

"WHAT?!" Teriak Zefa karna kaget setelah mendengar ucapan Adit barusan.

"Gausah teriak teriak Zef,"

"Wah lo ngadi ngadi ya? Boong kan lo? Masa iya gue ama lo?! Dih!!" Oceh Zefa yang membayangkan apa yang diucap Adit tadi.

"Gue ngga ngada ngada, Zef. Nanti tanggal 5 bulan depan, lo bakal tau sendiri." Jawab Adit dengan santai nya.

"Astaga yampun! Wah ngga rebes nih, eh maksud gue ngga beres. Gue harus protes ortu gue."

"Lo udah janji sama gue kalo lo pura pura ngga tau," Zefa menoleh ke Adit.

"Ngga, janji gue, gue tarik! Enak aja gue dijodohin sama lo! Ngga ya! Gamau!" Ucap Zefa membuat Adit pusing tujuh keliling. Karna sebelum nya, ortu mereka sudah bilang ke Adit, jangan bilang ke Zefa dulu, kalau mau rencana nya berhasil dan berjalan mulus. Tapi sekarang? Adit sudah terlanjur bilang.

"Zef, plis lah lo gausah kayak anak kecil gini."

"Anak kecil lo bilang? Dit, mikir sedikit lah. Kita ini udah ngga ada hubungan apapun, lagian gue juga udah ngga ada perasaan apa pun ke lo. So... Wajar gue ngga terima perjodohan ini. Ngga banget malah! Pokoknya, pulang sekolah nanti gue bakalan tetep bilang ke ortu gue."

Degh.

'Kita ini udah ngga ada hubungan apapun, lagian gue juga udah ngga ada perasaa apa pun ke lo.'

Ntah kenapa hati Adit terasa sesak mendengar ucapan Zefa yang itu. Mungkin, karna memang Adit masih mempunyai perasaan sayang ke Zefa, jadi wajar.

"Zef, Zefaaaa." Panggil Adit yang sadar karna Zefa sudah berlari ke kelas nya.

"Kenapa gue jadi agak sakit ya denger ucapan Zefa yang tadi? Bener sih kata Zefa, kita udah ngga ada hubungan apa pun. Tapi kan... Akhhh udah lah! Yampun tu anak pake acara lari ke kelas lagi, ntar gue harus ikutin dia." Ucap Adit pada diri nya sendiri.

~~~~

"Assalamualaikum maaaa," Teriak Zefa yang baru sampai di rumah nya.

"Waalaikumsalam, gausah teriak teriak kan bisa Zef." Balas sang mama.

"Zefa mau ngomong."

"Ngomong apa? Keliatan nya penting banget?"

"Zefa-"

Kringgg... Kringgg...

'Adit'

"Ck! Apaan sih ni anak!" Batin Zefa.

"Sebentar ma," Mama Zefa hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Apaan si?"

"..."

"Mau protes yang tadi lah, emang lo kira mau ngapain?!"

"..."

"Lo gausah nakut nakutin gue! Mama gue gapapa kok. Udah lo diem aja, ini juga demi masa depan gue."

"..."

"Ck! Yaudah iya gue ngga jadi bilang."

"..."

"Janji!"

Tut... Tut...

Telefon pun di matikan secara sepihak oleh Zefa. Karna tadi Adit sudah membuat Zefa kesal setengah mati. Tetapi ada benar nya juga omongan Adit tadi.

Zefa pun kembali ke mama nya yang duduk di sofa ruang tv.

"Kenapa sayang? Mau ngomong apa?" Tanya mama Zefa.

"Ngga jadi deh ma, Zefa ke kamar ya." Pamit Zefa dengan nada lesu nya.

"Zefa kenapa ya?" Pikir mama Zefa.

~~~~

"Selamat pagi anak mama," Zefa hanya membalas dengan senyuman singkat.

"Kamu mau makan pake apa?" Tanya mama Zefa.

"Gausah ma, Zefa langsung berangkat aja. Soalnya ada satu pr yang Zefa belum kerjain." Ucap Zefa yang tentu nya memberi alasan.

"Hm mau bawa bekel?" Zefa menggeleng.

"Udah gausah ma, Zefa buru buru. Assalamualaikum." Ucap Zefa yang langsung salim dan berangkat.

Sesampai nya di sekolah.

"Zef, lo udah pr MTK?" Tanya Viola.

"Udah,"

"Boleh liat ngga gue?"

"Ambil aja."

"Asikkk, dimana Zef?"

"Tas gue yang depan."

"Wahh makasih ya Zef, lope banyakkkkk." Zefa hanya memutar bola mata nya malas.

Sebenar nya, hari ini Zefa sedang tidak mood untuk ngapa ngapain. Tetapi apa lah daya, diri nya memang harus bersekolah, makan, dan lain nya. Uar

"Nih udah kelar, makasih ya sekali lagi." Zefa mengangguk.

Tok... Tok... Tok...

Tok... Tok... Tok...

"Wih njir siapa tuh," Celetuk salah satu murid kelas Zefa.

"Coba lu buka," Ujar salah satu murid lain nya.

"Lu aja sana, gue lagi nyontek mtk nya Zefa," Sahut murid tadi.

"Ehh udah udah, gue aja yang buka."

"Dari tadi kek, Zef." Zefa lagi lagi hanya memutar bola mata nya malas.

Zefa pun membuka pintu kelas nya, Zefa sangat kaget karna yang dateng ke kelas Zefa adalah Adit.

Entah refleks atau apa, Zefa ingin menutup kembali pintu kelas nya, tetapi Adit menahan pintu nya dan membuat Zefa kesal.

"Apaan si lo," Ketus Zefa.

"Gue mau ngomong sama lo."

"Ngga! Gue sibuk, dah sana pergi!" Usir Zefa dan mendorong pelan bahu Adit, tetapi itu tidak berpengaruh bagi Adit.

"Zef, gue mau ngomong sama lo." Bantah Adit yang masih setia menahan pintu kelas Zefa.

"Ck, ngomong apaan si?"

"Ikut gue,"

"Ga!"

"Ikut gue, Zef. Ngga ada penolakan!" Bantah Adit.

"Ck, iya iya!" Ketus Zefa lalu mengikuti Adit ke taman.

Bersambung...

Uuuu besok lagi ya hehe, mwahh yang udah mau baca, apa lagi yang udah vote, akhhh lope banyakkk >3

MantanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang