Day 5 : Sahur

210 41 12
                                    

"Kalian sahurnya mau beli, atau masak?" tanya Ajun sambil memegang handphone-nya, ia bertanya pada hampir seluruh penghuni yang sekarang berkumpul di ruang tengah seperti biasa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kalian sahurnya mau beli, atau masak?" tanya Ajun sambil memegang handphone-nya, ia bertanya pada hampir seluruh penghuni yang sekarang berkumpul di ruang tengah seperti biasa.

Netra lelaki tersebut kemudian membaca pesan selanjutnya dari Jesa.

Jesa
| kalau mau masak, masaknya pas malem
  nanti sebelum sahur baru diangetin

Ah, Ajun dapet alasan kenapa setiap ia bangun semua menu sahur udah siap di atas meja. Tanpa sadar ia tersenyum puas. Kayak abis dapet rahasia negara aja gitu loh.

Kebetulan waktu ia mendongak netranya bertemu dengan sosok Mona yang turun tangga sambil bawa piring. Perempuan itu makan di kamarnya, masih ngambek akibat ditinggal tadi.

"Eh, Mon. Nanti sahurnya mau masak atau mau beli?" tanya Ajun yang dibalas dengan tatapan jutek Mona.

Serem jujur.

"Terserah," jawab perempuan itu singkat. Ajun deg-degan sendiri. Merinding disko, man. Tatepannya udah kayak mau bunuh orang. Hiii, ga berani Arjuna Sagara mah. Pengecut.

"Beli aja gak sih mendingan?" tanya Haru yang daritadi dengerin. Ia memasukkan sebuah keripik ke dalam mulutnya sebelum melanjutkan ucapannya. "Mwua ha bwisa masak sih."

*gua gak bisa masak sih

"Kunyah dulu napa," protes Ajun gak enak ngeliatnya. Karena Jesa hari ini nginep diliat-liat kelakuan Haru jadi makin gak beradab. Emang sih, pawangnya lagi pergi.

"Menurut gue juga beli aja Jun, ribet kalo masak. Toh besok libur juga kan?" saran Sasa yang juga ada di TKP. Ajun manggut-manggut. Sampai akhirnya mengiyakan. "Oke deh, terus siapa yang beli menu sahurnya?"

Satu kos auto diem. Yah, siapa si yang disuruh beli menu sahur malem-malem?

Setelah pemilihan tum- orang yang membeli menu sahur selesai. Haru, orang paling gak beruntung menyatu dengan lantai. Sedih banget dia bro, saking sedihnya sampe sujud-sujud. Menyatu dengan lantai keramik yang dingin.

"Lantai ini ... sedingin hati gue yang membeku karena-"

"Alay banget najis." Ranu berseru sambil menendang Haru sampai badan lelaki itu sepenuhnya lunglai di lantai. "ARRRRRGH PEMBULLY-AN INI NAMANYA!"

Semuanya ketawa. Ketawa di atas penderitaan Haru tentunya.

"Dahlah, terima aja Ru." Sasa berjongkok kemudian menepuk-nepuk lengan Haru. "Semangat!"

FASTING '96 || TWICETEENTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang