PROLOG

9 1 3
                                    


Menurut Azura pernikahan adalah sebuah pilihan, karena bisa saja dia menolak ajakan Daud beberapa bulan lalu untuk melakukan hubungan yang lebih serius,. Namun, Azura menyetujui ajakannya untuk menjadi seorang istri

Terpaut empat belas tahun perbedaan umur kami, membuat Daud tidak ingin berlama - lama untuk bermain - main lagi dalam sebuah hubungan, dan Azura sebelumnya berpikir bahwa hubungannya dengan Daud hanya sebuah cinta pada masa muda lalu kandas dan akan mencari yang baru sampai target umurnya untuk menikah, justru hubungannya sampai di pelaminan

Azura tidak pernah menyangka hal ini akan cepat terjadi padanya, ia hanya mengikuti rangkaian cerita yang terjadi padanya. Ini adalah tiga bulan umur pernikahan kami, banyak yang terjadi pada Azura entah itu secara psikologi dan nantinya perubahan bada bentuk tubuhnya yang paling ditakutinya

"Pagi, sayang" sapa Daud yang baru saja keluar dari kamar mandi dan mencium pipi istrinya yang masih memejamkan matanya

"Pagi" balas Azura bangun dari tidurnya dan melangkahkan kakinya ke kamar madi yang tidak jauh dari ranjang

Azura yang sudah membersihkan giginya dan membasuh wajahnya membuat matanya sedikit lebih segar "Kamu mau sarapan dulu atau bawa bekal atau dua - duanya?" tawar Azura sambil menaruh jas putih dari walk in closet

"Pilihan yang pertama aja, deh"
"Aku kebawah duluan, yah" pamit Azura. Namun tangannya terasa dicengkeram oleh Daud yang membuat Azura menghentikan langkahnya daripada ia memaksakan untuk pergi justru akan membuat tangannya memerah sementara "Ada apa lagi?" sambung Azura yang membalikkan tubuhnya menatap wajah suaminya itu

"Ciuman di pagi hari membuat perasaan menjadi lebih senang, lhoo. Kamu enggak mau merasa senang hari ini dengan memberikan suamimu ciuman di pagi hari" ujar Daud yang terdengar geli ditelinga Azura

Azura mendaratkan ciuman di bibir Daud dengan secepat kilat, karena ia belum menyiapkan sarapan untuk suaminya "Sudah?" protes Daud yang mengetahui bahwa apa yang dilakukan Azura tidak sesuai dengan ekspetasinya

"Iya, karena aku harus buat sarapan, meskipun hanya telur dadar" balas Azura yang diakhiri dengan senyuman yang masih sedikit mengantuk dan kemudian keluar dari kamar

***

"Kak, hari ini aku mau buka online shop lagi. Jadi aku mau ambil barang - barang di rumah mamahku, boleh, yah" ucap Azura yang meminta izin untuk pergi "Tapi, aku boleh taruh barang - barang disini?" sambung Azura menanyakan soal barang - barang jualannya yang cukup banyak dan akan di taruh di rumah mertuanya. Ya, rumah orang tua Daud, mereka belum menginginkan Daud keluar dari rumah ini, karena mereka takut, setelah anak - anak mereka satu - persatu menikah dan akan meninggalkan mereka yang sudah berumur

"Boleh, hati - hati nanti" ucapnya sambil mengelus pipi Azura yang membuatnya malu

"Makasih"

***

Sore hari sebelum ia kembali ke rumah mertuanya setelah mengunjungi rumah orang tuanya untuk melepas rasa rindu dalam dada dan menikmati hidangan buatan ibunya, Azura menyengaja untuk pergi ke salah satu toko buku yang biasa ia kunjungi bersama sepupu dan adiknya

Banyak remaja mengambil buku tebal yang dipajang di rak depan, buku itu tidak asing baginya, namun ia tidak pernah membeli buku itu, Azura hanya meminjam buku - buku yang berisi soal - soal untuk persiapan SNMPTN atau SBMPTN dari kakak laki - lakinya dan mengerjakan soal - soal didalamnya

Azura mendekati rak tersebut dan melihat buku itu secara dekat. Ia belum pernah merasakan bagaimana menjadi seorang mahasiswa dan duduk dibangku kuliah, ia sempat mengikuti ujian tersebut namun saat melihat biaya untuk menjadi mahasiswa disalah satu jurusan yang ia inginkan, kondisi ekonomi orang tuanya sedang tidak memungkinkan

Dan setahun setelah lulus dari sekolah SMA. Azura melupakan hal tersebut, karena terlalu senang dengan kehidupannya sebagai pramuniaga, pramusaji, sales dan saat ini pedagang online yang ia geluti enam bulan terakhir, sekaligus seorang istri. Terkadang Azura iri dengan kehidupan teman - temannya yang sibuk dengan kuliahnya dan tergabung organisasi - organisasi didalamnya, impian - impian yang sedang dibangun lewat pengalaman yang dilakukan. Tapi, apakah impian Azura yang telah dirangkainya sejak sekolah akan terhenti setelah menikah? Apakah Azura akan disibukkan dengan hal - hal rumah tangga seperti ibu - ibu yang suka bergosip dengan pakaian daster dan kemudian tubuhnya akan diisi dengan lemak di lengan, perut dan paha

Azura menggeleng membayangkan hal yang belum tentu terjadi padanya. Menatap cover - cover buku yang akan ia ambil dan dipelajari. Ini bukan hanya ketakutannya menjadi seorang istri yang nanti dianggap bodoh oleh keluarga Daud karena pendidikannya hanya sebatas SMA dan kebingungannya kelak ketika ia menjadi seorang ibu dan Azura tidak dapat menjawab pertanyaan - pertanyaan buah hatinya yang keluar dari mulut mungilnya


Semangat Azura membara untuk kembali bersekolah, tapi. Apakah Daud akan mengizinkannya? Azura mengambil ponselnya mencari tahu tentang ujian yang akan ia ikuti untuk masuk ke perguruan tinggi dan batas waktu pendaftaran, dengan cepat Azura menyambar buku tersebut dan memasukkan kedalam totebag yang sudah berisi dua buku novel pilihannya. Meskipun Azura belum membicarakan hal tersebut dengan Daud

Dear My HubbyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang