Cylia dengan matanya yg sedikit bengkak melangkah masuk ke dalam gedung kantor, sangat terburu buru. Cylia tak henti hentinya memperhatikan jam di tangannya. Ia sadar, ia sdah terlambat. Wajar saja, semalam cylia tdk bsa tdur setelah bekerja lembur. Ia bru bsa memejamkan matanya pukul 3 pagi tdi dan bangun pukul...7.
Tanpa memperhatikan jalan, cylia terus melangkah dengan kecepatan tinggi. Sampai akhirnya..
"Brukkk"
Cylia menabrak seorang lelaki dgan tinggi semampai yg berjalan dri arah yg berlawanan. Cylia meringis, merasakan sakit yg amat di sekitar lengan kirinya.
"Aawww"
Keluh cylia dgn mata terpejam. Bahkan cylia blm sempat melihat siapa org yg dia tabrak saking sakitnya.
"Ma..Cylia?! Ah kebetulan. Kita akan prgi skrg, menghadiri sebuah seminar. Ayo"
Ge bahkan tidak sempat melanjutkan kata "maaf" yg akan ia ucapkan, ketika mengetahui bahwa orang yg menabraknya adalah cylia. Ge lalu menarik tangan cylia agar ikut dgnnya skrang.
"Aww, eh bapak? A..apa td yg bapak bilang? Kita?seminar? Kok kita sih?"
Tanya cylia msh dalam keadaan meringis sambil memegangi lengannya yg sakit.
"Kamu lupa? Kamu skrang asisten pribadi saya. Aduh gimna sih?!"
Bentak ge pda cylia kesal. Bru sehari sja cylia sdah lupa.
"Ya ampuun. Iyayah! Pikun pikun"
Ucap cylia sembari memukuli jidatnya. Melihatnya, ge tersenyum kecil.
"Oh jdi cewek kayak gini yang lo sayang stengah mati? Haha astaga"
Ucap batin ge.
********
Suara ramai dan gaduh di jalan raya siang itu, disertai sinar matahri yg tdk trlalu menyengat krna trtutup awan mendung menemani perjalanan pulang cylia dan ge yg bru sja selesai menghadiri sebuah seminar penting.
"Mendung"
Ucap ge yg sdg menyetir, sekilas melihat ke atas langit yg sdg mendung. Cylia spontan mengalihkan pandangan ikut menatap langit yg memang benar benar mendung siang itu. Sepertinya akan hujan deras.
"Hem iya pak."
Jawab cylia singkat mengiyakan argumen atasannya barusan. Kedua tangan cylia skrg tampak meremas remas ujung rok span yg dikenakannya. Cylia sedikit canggung harus duduk berdekatan dan hanya berdua di dalam mobil apalgi dgn seorang laki laki. Sebelumnya cylia selalu menyetir mobil sendiri, kecuali bersama riza dlu.
"Saya haus, kamu mau minum coffe dlu?"
Tanya ge pda cylia.
"Terserah bapak."
Cylia setuju. Ge lalu menepikan mobilnya dan berhenti tepat di sebuah kafe. Saat berhasil turun dari mobil, cylia tertegun melihat dimana mereka berada skrang.
Cylia tertinggal jauh dri ge yg sdah berada di ambang pintu kafe akan segera masuk, krnanya cylia berlari menyusul ge.
"Hm pak, kita cari kafe lain aja. Disekitar sini msh banyak kafe lain. Yah pak?"
Bujuk cylia pda ge dgn wajah yg tampak memelas. Ge bingung dibuatnya.
"Loh knp? Tanggung, skrg kt udah ada di dpn pintu. Gak enak di liat org ihh. Lgian nih!"
Ketus ge pda cylia yg lalu memperlihatkan jam tangan yg di kenakannya pda cylia.
"Sisa 15 menit jam makan siang akan berakhir, nona cylia. Cepat masuk!"
Lanjut ge pda cylia, skrg ge menarik gagang pintu kafe. Membukanya dan kemudian mempersilahkan cylia masuk dluan.
"Ta..tapi pak..saya.."
Cylia msh tetap menolak, enggan untk masuk.
"ladies first"
Ucap ge pda cylia sambil menaikkan kedua alisnya. Tangan ge msh melekat di gagang pintu kafe, krna cylia tak kunjung masuk.
"Hfh baiklah.."
Akhirnya cylia mengalah dan dgn terpaksa melangkahkan kakinya masuk ke dalam kafe, disusul ge di blkgnya.
Mereka lalu mengambil meja tepat di samping jendela besar kafe. Cylia sejenak termenung. Mengingat masa lalunya, kafe ini dan tepat di meja ini. Tempat dimana cylia dan riza sering menghabiskan waktu makan siang saat sdg tdk mood untk makan makanan yg berat berdua.
"Permisi, ada yg bsa sya bantu? Mau pesan apa?"
Tanya pelayan kafe yg bru sja dtg ke meja dimana cylia dan ge sdg duduk.
"Saya pesan pancake rasa cheese vanilla satu dan moccacinonya satu. Kamu cyl?"
Cylia terperangah mendengar apa yg ge pesan barusan. Cylia terkejut, mulutnya pun ikut menganga. Cylia lgi lgi hrus di ingatkan kembali pda riza. Apa yg Ge pesan, sama persis dgn apa yg dlu mnjdi menu favorit riza.
"Cyl knp? Kok bengong sih? Ada yg salah dgn yg sya pesan?"
Cylia menggelengkan kepalanya perlahan.
"Hem sya pesan jus mangga sja,pak"
Ucap cylia yg lalu mengalihkan pandangannya ke arah luar kaca. Dikedua sudut matanya skrg tampak air yg sebentar lgi akan menjatuhkan diri keluar membasahi pipi cylia. Cylia kemudian mengusap kasar keningnya.
"Kamu kenapa? Eh boleh pinjam ponsel kamu tidak? saya lupa bawa ponsel"
Tanya ge pda cylia. Cylia lalu merogoh saku blazzernya, hendak mengambil ponsel. Setelah di temukan, cylia lalu memberikannya pda Ge tanpa mengucap sepatah katapun. Sepertinya cylia sdg tdk mood.
Tanpa buang waktu lgi, ge lantas dgn sigap mengambil ponsel cylia yg skrg ada di dpn matanya.
"Kamu ada plsakan? Pinjam sms ya"
Ucap ge pda cylia. Bknnya menjawab, cylia skrg malah menutup wajahnya dgn kedua tangannya. Entah krna apa cylia skrg tampak benar benar tidak berselera. Ge merasa aneh dgn tingkah cylia, tp ge sengaja untk tdk banyak bertanya. Krna itu hanya akan membuat cylia semakin "unmood".
Ge lalu dgn lincah memainkan jarinya di atas layar ponsel cylia. Ge hendak membuka kunci ponsel cylia. Setelah berhasil, ge di kejutkan dgn walpaper yg cylia pasang. Ya, walpaper ponsel cylia adalah foto cylia bersama riza dlu. Dalam foto tsb, cylia tampak tersenyum bahagia. Sdgkan riza di samping kiri tampak sdg mencium pipi cylia lembut.
Ge ikut menyimpulkan senyum di bibirnya melihat itu.
"Berita baik"
Hoho sekian untuk part kali ini. Vomment dongg ;(
Oh iya, yang di mulmed itu pict Riza. Cakep kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane
RomanceBagaimana perasaanmu saat ibu dari kekasihmu tidak menyukaimu dan malah menikahkan kekasihmu dengan wanita pilihannya? sakit bukan? Itulah yang cylia rasakan. Akankah benar benar cylia harus terpisah dengan riza kekasihnya? Atau kembali bersatu? Bag...