"Marry me.."
Ucap riza pada cylia dengan nada setengah berbisik yang menyaratkan tulusnya perkataan itu keluar dari bibir riza. Karenanya cylia terperangah, terkejut bukan main. Mendapati situasi setegang ini, cylia berusaha mengganti topik pembicaraan.
"Hm hey berikan kedua tanganmu"
Pinta cylia dengan memasang tampang sok galak, dengan tangan kanan menengadah ke arah riza. Mendengar permintaan gadisnya, meski sempat bingung namun rizapun akhirnya menyodorkan kedua tangannya pada cylia.
Cylia mengamati kedua tangan riza, seperti guru yang sedang memeriksa kuku muridnya.
"Ma..mana cincinnya?"
Pertanyaan tsb sukses keluar begitu saja dari bibir cylia.
"Cincin apa? Kita aja belum nikah kamu udah nyari cincin di jari aku? Cih"
Tanya riza balik sambil tertawa kecil.
"Kamu lupa? 2 tahun yang lalu kamu pernah datang ke aku bawa undangan pernikahan za! Oh atau jangan jangan kamu sengaja ya, sembunyiin cincin itu supaya kamu bisa jadiin aku istri kedua? Eh gak yah. Aku gak mau jadi yang kedua"
Celoteh cylia panjang lebar sambil bersidekap dada. Melihatnya, riza lalu menarik kedua tangan cylia kemudian menggenggamnya lembut.
"Pernikahan itu tidak pernah terjadi, dan kamu akan jadi yang pertama"
Ucap riza tulus. Cylia lagi lagi dibuat terkejut.
"Apa?"
"Iya. Perempuan itu meninggal seminggu sebelum tanggal pernikahan"
"Apa?!"
Cylia berteriak tak percaya.
"Sayang, gak ada jawaban lain selain Apa?"
Tanya riza dengan nada mengejek. Meski bgitu, cylia tetap saja blushing mendengar panggilan sayang dari riza.
"Eh?sayang? Hem hem.."
Cylia berdeham keras, kemudian melanjutkan ucapannya.
"Kok bisa meninggal sih?"
Tanya cylia pada riza.
"Dia mengidap penyakit parah. Kanker otak stadium akhir. Kata mama, dia suka sama aku. Jadi orang tua mereka yang notabenenya rekan bisnis mama, sepakat jodohin aku sama dia. Karena dengan begitu, perempuan itu bisa bahagia dan tidak tertekan dengan penyakitnya. Aku berkali kali menolak, karena aku udah punya kamu waktu itu. Tapi mama tiba tiba berubah menjadi sosok yang keras. Bahkan dia berani menghinamu langsung. Itu semua karena mama gak mau sampai pernikahan itu batal"
Cylia tertunduk lesu mendengarnya. Genggaman tangan riza bukannya kendur malah makin erat. Membuat cylia mendongakkan kepalanya sedikit untuk menatap riza.
"So, will you marry me my sweetheart?"
"Aku..emm, itu.."
Ucap cylia ragu. Riza paham apa yang menjadi sumber ketakutan cylia skrg. Akhirnya rizapun tersenyum kemudian mengangkat sedikit lagi dagu cylia.
"Besok kita ketemu mama"
"Apa?"
Pekik cylia tak percaya. Cukup 2 tahun yang lalu ia bertemu mama riza dan hanya mendapat hinaan. Ia tidak mau itu sampai terulang kedua kalinya. Layaknya kancil yang jatuh di lubang yang sama, bodoh.
"Gak ada jawaban yang lain selain Apa?"
"Eh maaf. Tapi riza..aku.."
"Jangan takut. Ada aku, everythings gonna be allright babe"
Ucap riza meyakinkan cylia. Cyliapun merasa lebih tenang dan menganggukkan kepalanya kemudian.
"Oke"
******
"Loh, kok kita ke kuburan? Kita ketemu mama kamu disini?"
Tanya cylia sambil mengernyit keheranan. Namun riza tidak berkutik, ia tetap menarik lengan cylia. Berjalan terus sampai sesaat mereka terhenti tepat di depan sebuah makam.
Rasa heran cylia menghilang begitu saja, tergantikan oleh rasa bersalah yang tersirat jelas di matanya ketika berhasil membaca nama yang terpampang pada nisan yang ada di bawah mereka saat ini.
"Riza.."
Tidak menyahut, riza malah menarik cylia untuk berjongkok.
"Ma, maaf baru sekarang riza bisa bawain cylia ke mama. Ehm cylia udah tahu kok ma, alasan kenapa mama dulu gak suka cylia. Cylia paham. Dan..Cylia juga udah maafin mama. Iyakan?"
Riza mengalihkan pandangannya, dari makam Almarhum mamanya, ke arah cylia meminta jawaban. Cylia terkejut, dengan mata yang mulai memerah, ia menganggukkan kepalanya. Kemudian mencoba untuk tersenyum, mengusir air matanya namun nihil.
"I..iya tante. Cylia udah maafin tante, jauh sebelum tante minta maaf. Cylia juga mau minta maaf kalau selama ini sikap cylia bikin tante merasa kesal. Maafin cylia.."
Ucap cylia lirih sambil tertunduk lesu menangis. Dengan tangannya yang menggapai batu nisan mama riza.
"Jadi ma, aku nikah sama cylia gak papakan?"
"Hem cylia. Semuanya udah selesai. Jadi, kamu mau menikah denganku? Jadi ibu dari anak anakku, jadi satu satunya wanita yang ada di lubuk hatiku, jadi satu alasan hidupku, dan jadi yang pertama kulihat ketika kuterbangun dan yang terakhir kulihat ketika ku menutup mata. Maukah dirimu?"
Tanya riza ragu ragu, sambil menatap tulus manik mata cylia. Takut takut ia mendapatkan penolakan lagi di hadapan makam mamanya.
"Iya riza, aku mau"
"Beneran?"
Cylia hanya menganggukkan kepalanya malu, sambil menghapus jejak air mata di pipinya. Melihat itu, riza sangat antusias. Ia kemudian bersorak sorak kegirangan sambil melompat lompat.
"Yuhuuuu, yeeaaayyy! Sebentar lagi aku akan menikah! Dengan gadis yang paling kucintai! Huuu yeaayy!"
Teriak riza membuat cylia menggelengkan kepalanya sambil tertawa.
"Riza, kamu lupa ini dimana?"
"Eh iya maaf"
Ucap riza sambil menggaruk tengkuknya karna tersipu.
*******
7 Tahun kemudian..
"Ayah, kita foto ini untuk apa sih? Mama rempong deh"
Keluh reynald. Ini usul cylia. Cylia ingin foto keluarga kecilnya terpampang di kartu undangan ulang tahun anaknya yang akan di adakan lusa.
Ya, riza dan cylia akhirnya menikah. Dan memiliki seorang anak lelaki yang tampan, di beri nama reynaldi pamungkas. Wajahnya adalah hasil gabungan antara gen riza dan cylia. Namun untuk sifat, keseluruhan diturunkan oleh riza.
"Ayah juga gak tahu. Reynald, ayah lagi kerja dan mama kamu ini maksa maksa ayah buat ke studio foto ini"
"Reynald juga. Lagi asyik main bola sama teman, eh tau taunya mama datang narik narik reynald kesini"
"Udah udah! Kalian berdua tau apa?heh? Ini foto untuk undangan ulang tahun kamu reynald! Lusa, lusa kamu ulang tahun loh! Ayah kamu mana ingat! Cuma mama.. mama kamu yang cantik ini yang peduli sama kamu!"
Cerocos cylia panjang lebar membuat reynald dan riza menganga.
"Ibu ayo duduk cepat. Kita ambil gambar pertama yaa! 1..2..3 cheese!"
END
sekiaaaaannnn. Votenya dong.
Ini cerita udah tamat. Makasih yang udah baca:")
KAMU SEDANG MEMBACA
Insane
RomanceBagaimana perasaanmu saat ibu dari kekasihmu tidak menyukaimu dan malah menikahkan kekasihmu dengan wanita pilihannya? sakit bukan? Itulah yang cylia rasakan. Akankah benar benar cylia harus terpisah dengan riza kekasihnya? Atau kembali bersatu? Bag...