Our Neklace (in memories)

56 6 0
                                    

Hari ini, cylia beserta rekan rekannya mendapat jadwal pulang lebih awal. Satu hal menyenangkan yang dapat mengembalikan semangat cylia. Saking senangnya, sekrang cylia sdah berada duduk manis dalam mobilnya. Saat hendak menyalakan mesin, cylia terhenti sejenak karena ponselnya yang bergetar. Menandakan pesan masuk.

"Ayah sedang tidak di rumah. Ada perjalanan bisnis ke roma hari ini. Jangan lupa makan, jaga kesehatan. Ayah mencintaimu"

Begitulah isi pesan yang ternyata dari Ayah cylia. Membacanya, cylia tersenyum manis lalu mengetik balasan pesan untuk ayahnya.

"Yes captain! Hehe aku juga cinta ayah. Ayah juga jaga kesehatan disana <3"

Cylia sangat menyayangi ayahnya. Cylia paham betul, meski ayahnya adalah seorang workaholic, tapi beliau juga tidak pernah melupakan tugasnya sebagai seorang ayah. Bagi cylia, ayahnyalah satu satunya harta yang tersisa setelah kepergian ibunya dan...juga riza.

*****

"Dia masih cinta sama kakak. Buktinya tadi dia bisa merasakan ada yang aneh dengan buket bunga itu. Dugaannya benar. Benar benar naluri yang hebat"

Papar Ge yang di akhiri dengan tepukan tangan. Sekarang ge sedang berada di taman kota, berjalan santai sejenak dengan kakaknya yang baru saja kembali dari Amerika, Riza.

Ya, Riza kembali. Setelah dulu sempat bersembunyi sekian lama, akhirnya ia kembali. Beberapa tahun belakangan, riza menyibukkan diri dengan bekerja, mengurus anak perusahaan yang ada di Amerika.

"Oh ya? Kalau begitu, menurutmu, apa masih ada kesempatan untuk kakak bisa merebutnya lagi?"

"Rebut? Rebut dari siapa? Dia bukan milik siapa siapa kak. Langsung ambil hahaha"

Ucap ge dengan nada bergurau yang membuat kedua pria tampan tak jauh beda usia tsb tertawa bersama. Di tengah tengah candaanya, mata riza membulat sempurna seakan tak percaya dengan apa yang sekarang ia lihat. Dengan tergesa, riza menarik lengan ge untuk bersembunyi di semak semak terdekat. Takut sebelum yang di hindari, melihat keberadaan mereka berdua dan menimbulkan masalah.

"Kak, ada apa sih?"

Tanya ge bingung dengan perlakuan kakaknya tiba tiba. Bersembunyi seperti buronan yang di incar polisi.

"Lihat"

Ucap riza singkat sambil menunjuk ke suatu arah dengan dagunya.

"Cy..cylia?"

Pekik ge tak percaya. Mendengarnya, riza hanya tersenyum sendu sambil kembali menatap cylia dari kejauhan yang nampak sedang duduk di sebuah bangku taman yang tepat menghadap ke arah danau.

Mereka berdua terdiam, terus memperhatikan gerak gerik cylia. Ibarat cylia adalah film gratis yang di tayangkan di bioskop.

Tiba tiba, cylia menangis tersedu sedu. Entah karena apa. Masih dalam keadaan menangis, cylia terlihat sedang mengusap bagian bangku yang kosong di sampingnya. Cylia terus menangis tanpa henti, tidak menghiraukan orang orang berlalu lalang yang memperhatikannya.

Melihat itu, riza tidak tinggal diam. Saat hendak beranjak, ge dengan sigap menahan lengan riza. Melarangnya untuk mendekati cylia.

"Besok.."

Satu kata yang ge lontarkan mampu membuat riza berhenti dan tetap berdiri di samping ge. Meski tak tega gadisnya menangis, namun ia harus diam sampai waktu yang tepat tiba.

"Disana.. kakak dan cylia sering duduk berdua. Habisin waktu. Cuma berdua"

Ucap riza dengan suara yang terdengar bergetar.

InsaneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang