• Chapter 8 •

805 70 32
                                    

Semuanya terdiam.

Mereka tidak percaya.

Bukan...........

Mereka menolak untuk percaya.

"Kita...... Benar?", America tidak percaya.

"Padahal aku berharap kalau kita salah", ucap Japan.

"Apa kau bodoh? Sudah kubilang, jika kau salah, hancur sudah kalian".

"Itu tidak penting. Yang lebih penting.......

Kenapa?", ucap China.

India terdiam.

"Kenapa? Kenapa abang membunuh Africa!!", Indonesia mulai menangis.

India masih terdiam.

"Kau Bastard!! Apa yang kau pikirkan?!!", marah Romano.

"Africa punya salah apa padamu sampai kau membunuhnya?", tanya Australia.

India masih terdiam.

"India?", panggil Argentina.

Dan yang lain masih menunggu jawabannya.

Setelah beberapa lama India terdiam, akhirnya dia membuka suara.
"Sebenarnya aku tidak punya niat apa-apa untuk membunuhnya".

"Hah?", semuanya bingung.

Lalu India melanjutkan perkataannya,
"Awalnya aku ingin bicara baik-baik, tapi dia malah menyerangku".

"Eh? Bicara baik-baik? Lalu menyerangmu?", heran America.

"Apa maksudmu?", Germany masih bingung.

"Japan", India memanggil Japan.

Japan langsung terkejut begitu namanya dipanggil, "H-hai!".

"Apa kau tahu surat yang kau temukan di kamar?", tanya India.

"I-iya! Waktu itu aku menemukannya bersama Mexico-san", Jawab Japan.

"Sebenarnya..........



Africa berniat untuk membunuh seseorang".



"APA?!!!?!!?!!".

"Africa berniat untuk membunuh?!", kaget Saudi.

"K-kau serius?!", England juga tidak kalah syok.

"Jangan bohong!", France tidak percaya.

India tersenyum kecut, "Tidak ada gunanya berbohong".

Mereka semua tidak bisa berkata-kata.

Dan India menjelaskan semuanya.

"Kemarin sebelum aku tidur, aku sempat mampir ke kamar Africa, aku mampir hanya untuk ngobrol biasa. Saat Africa sedang ke toilet, aku melihat-lihat kamarnya.
Dan aku menemukan kertas yang ditemukan Japan dan Mexico tadi. Aku jelas curiga, dan mulai aku memulai pikiran negatif.

Apa dia berencana untuk membunuh seseorang?

Sampai malam itu, aku terus memikirkannya.
Dan untuk menghilangkan perasaan ini, aku harus bicara padanya".

Semuanya mulai merasakan perasaan yang tidak enak.

"Keesokannya, aku datang lagi ke kamar Africa lalu mengajaknya ke taman.

Dan aku bilang begini,

Africa.... apa kau berniat untuk membunuh?.

Lalu wajah Africa terlihat panik, dan aku bilang lagi,

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 17, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dangantalia : G20 Into Despair Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang