before dawn : prologue

94 15 1
                                    

• p r o l o g u e •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


p r o l o g u e •

"Kisah cinta klasik dua orang dari Verona, apakah kau tahu itu?"

Hembusan angin tipis menghembus dua bilah tirai yang menghalangi sejuk dari cuaca di sore hari itu. Mendengar lontaran pertanyaan dari seorang pria yang sedari tadi menatap keluar jendela itu kepadanya, perempuan itu mengangkat dagunya lalu menautkan kedua alisnya "Romeo dan Juliet? Mereka berdua mati, bukankah cerita yang ditulis Shakespeare sangat indah?"

Pria itu kembali mengambil sebuah batangan berasap yang menempel diantara bibirnya "Terkadang cinta memang mematikan. Lebih mematikan lagi jika cinta itu telah membutakan akal sehat seseorang."

Seulas senyum terpatri di wajah perempuan itu yang sedang menahan surai hitam bergelombangnya bergerak mengikuti arahan angin dan mengajaknya menari, kemudian menyampirkannya dibalik telinga. "Setidaknya mereka mati karena mencintai dan dicintai. Tapi aku lebih suka kisah putri Ella."

Mendengar sebuah nama yang familiar, pria itu menoleh dan menyerit sambil berjalan mendekati perempuan itu dan bertanya, "Cinderella?"

"Dongeng yang sangat konyol tetapi semua wanita tentu ingin menjadi seperti Ella." Perempuan itu menjawab sengan senyum yang belum redup dari wajahnya.

Pria itu duduk di depan perempuan itu tanpa melepaskan batangan berasap yang ia hisap sedari tadi dari tangannya "Pangerannya menemukan putrinya hanya dengan sebuah sepatu. Lucu sekali..

Jangan terlalu percaya dengan kisah cinta yang berakhir bahagia. Semua itu hanya tipuan dari rangkaian kata kata yang dibuat penulis untuk menghibur orang yang sakit hati." Lanjut pria itu.

Perempuan itu kemudian menutup buku yg sedari tadi sedang dibacanya itu dan menghadap keluar jendela sambil menyipitkan kedua matanya "Masuk akal, tapi aku tetap percaya semua kisah cinta berakhir bahagia."

"Rupanya kau tidak belajar dari kesalahan ya. Tidak dengan kisah mereka." Kekeh seorang pria yang sedari tadi berada didepannya.

Mendengar kekehan kecil dari pria yang ada didepannya, perempuan itu menoleh dan kembali menautkan kedua alisnya "Apa maksudmu?"

Pria itu menatap kedua mata perempuan itu dan menangkup dua buah pipi merah merona yang disiniari dengan cahaya matahari dari luar

"mereka mungkin akan berakhir tragis, lagi."

. . .

halo! kenalin, aku ruth
selamat datang di work pertamaku setelah 3 tahun
mungkin ada yg lupa ato blm kenal
tapi, selamat datang kembali!
work ini aku ambil dengan latar kingdom/kerajaan gitu teman teman
semoga kalian sukaa ceritaku ini yaa ;)

-ruth

The Call of Dawn Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang