Enemies Who Got Married [1/1]

319 23 1
                                    

Saur... saur...
Saur... saur...
Ayo kita saur...

Rosé bangun dari tidurnya. Dengan rasa kantuk, dia berjalan menuju meja makan.

Sekarang ini pukul 2 lewat 25 menit. Dirinya mengumpati orang-orang yang membangunkan sahur terlalu awal.

"Melek kak" Rosé mencoba membuka matanya, tapi matanya seperti dilem oleh lem Korea.

"Kak, kamu beli makan gih kewarung. Mama ga masak hari ini"

"Aaa.... kenapa aku sih? Ada Jinny juga" Rosé terlalu malas untuk keluar rumah. Bocah-bocah iseng disekitar sana pasti akan mengerjai dirinya.

Sangat sering terjadi semenjak hari ke-sebelas puasa. Rosé waktu itu ingin membeli air dingin diwarung, karena air dirumahnya habis. Hanya membeli untuk dirinya sendiri, sebab hanya ia yang tidak kedapatan jatah minum, jadilah dirinya keluar, sembari menikmati angin subuh juga.

"Kalo disuruh tuh jangan ngoper" Jinny yang memang jarang keluar, sangat malas juga untuk berhadapan dengan bocah iseng itu. Dirinya pernah dikejutkan oleh boneka seram yang sudah pasti pelakunya bocah-bocah iseng itu. Saat Jinny mulai berlari terdengar suara tawa samar-samar. Ia yakin itu ulah bocah kampret itu.

"Beli aja kak, nanti bapak beliin baju lebaran" Sontak Rosé membuka matanya lebar-lebar. "Bener pak?"

"Iya, 4 baju lebaran" Rosé langsung menatap dengan berbinar-binar. "Buat Jinny, mama, sama bapak" lanjut bapak Agung--bapaknya Rosé.

"Ck, gajadi lah" Agung tertawa, lantas setelahnya dia memberikan uang.

"Bercanda, serius aja hidupnya" Rosé meraih uang yang diberikan Agung.

"Buat beli baju lebaran?" Tanya Rosé setelah mengambil uangnya.

"Engga lah, buat beli makanan. Orang lebaran juga masih 1 minggu lagi kok"

"Udah beli sana, keburu imsak"

"Apaan, masih jam setengah tiga lewat empat kok"

"Emang kamu pikir engga ngantri gitu?" Rosé menggeleng menanggapi ucapan mamanya.

"Cepet kek Kak, gue udah laper"

"Beli sendiri sono"

"Malah berantem, buruan, nanti kelamaan"

Rosé pun pergi kekamarnya untuk mengambil celana panjang, sembari dirinya merapikan wajah juga rambutnya.

Setelah itu, dia keluar dan mengambil sepeda milik Agung. Terlalu malas untuk berlama-lama diluar.

"Bu, 4 bungkus ya..." Rosé langsung memesan makanannya dan menunggu disepeda Agung. Untunglah antrian hanya sedikit.

"Mati lu" Rosé melompat dari sepeda Agung saat mendengar suara petasan yang sangat keras dan mengagetkan. Parahnya lagi, dirinya yang dilempari petasan oleh bocah kampret itu.

"Heh!! Kalo mau gelud ngomong kampret, gausah bikin orang jantungan!!" Rosé langsung mengegas mereka dengan mata yang memancarkan aura menyeramkan. Bahkan bocah bocah itu langsung lari dengan terbirit-birit.

"Sabar neng" beberapa orang yang sedang mengantri, mengucapkan 2 kata bersamaan. Rosé yang memang terlanjur malu hanya tersenyum menanggapinya.

"Nih neng" pesanan Rosé sudah siap. Dengan cepat Rosé mengambil itu dan membayarnya lalu segera pulang.

Diperjalanan, dirinya terus memgumpati bocah-bocah itu. Dirinya kesal bercampur malu, tapi rasa kesal lebih mendominasi.

"E-e-ee...."

YoonRosé story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang