6. A

111 25 3
                                    

Kecewa tapi tidak marah adalah another level dari Kesabaran

-oOo-

Memandang langit-langit kamar barunya, Sakura merenungkan lagi pembicaraan nya dengan Kizashi. Ayahnya benar, mungkin saja ia salah satu dari orang-orang yang memiliki keberuntungan. Ia hanya perlu mengasah Hobi, katanya sih untuk memunculkan bakat.

Tapi, Ia bahkan belum menemukan Hobi yang tepat. Ia suka menulis, tapi hanya ketika sedang mood saja. Lalu tidak ada lagi. Oh, apa mencari Soulmate bisa disebut hobi? Karena ia mengisi waktu luangnya dengan Mencari Soulmate. Namun kedengarannya sangat konyol.

Membuka tas yang berisi Surat-surat dari penggemar Rahasia yang beberapa hari ini rutin mengiriminya,
Sakura tersenyum sendiri. Hatinya menghangat membaca isi setiap Surat. Kira-kira sejauh ini sudah ada 4 surat. 1 hari 1 surat. Ah, Romantis.

Masih banyak prediksi tentang pengirim surat di Kepala Sakura. Ia menebak-nebak teman-teman yang mungkin dikenalnya.

Mungkin saja pengirim nya adalah salah satu temannya yang sudah taken kemudian putus kan? Lalu jatuh cinta pada nya.

Atau, Barangkali ada seorang laki-laki yang sejak lama mengagumi nya namun takut menghampiri. Tapi, Ia sudah menghampiri semua murid laki-laki di sekolah kok! Tidak ada yang bertampang seperti mengagumi nya. Ah, Sialan.

Lalu siapa?!

Memikirkan tentang pelaku pengirim membuat kepalanya pusing. Toh, Kurang kerjaan sekali memikirkan begituan. Jatuhnya malah berburuk sangka pada orang lain.

... Tapi sayang, Pengirim rahasia itu terlambat bertindak. Kalau pun ia memang suka sejak lama, kenapa tidak dari dulu saja? Saat ia masih di kelas 10 atau 11? Kalau ternyata pengirimnya adalah adik kelas, Maka mereka tidak akan bertemu lagi. Pun, jika pengirimnya kelas 12, mereka juga tidak akan bertemu. Bukankah Kelas 12 akan memilih kampus yang tentu saja berbeda?

Seharusnya si pelaku sejak dulu saja begini, jadi masih ada waktu untuk bercinta ria. Tidak apa-apa main kucing-kucingan pun.

Aku pasti sudah gila, Batin Sakura. Ka menggelengkan Kepala sambil tertawa kecil. Besok ia akan pergi ke sekolah dari Rumah Mewah untuk pertama kali nya. Kira-kira ia akan diantar supir seperti di film-film konglomerat tidak ya? Atau bahkan ayah nya sendiri yang mengantar? Ya, Diantara keduanya tidak ada yang buruk.

Setelah merasa kantuk menyerah, Sakura memutuskan mematikan lampu kemudian terlelap.

Seperti nya besok adalah hari yang menyenangkan.

-oOo-

Entah karena terlalu bersemangat atau memang reflek bangun lebih pagi karena tidak tidur di 'rumah' biasanya, Sakura sudah rapi lebih pagi. Tidak biasanya. Padahal ia tidur larut malam.

"Selamat Pagi, Dunia!" Sapa nya begitu menuruni tangga.

Ia kemudian melipir ke arah dapur, Dilihat nya Seorang pria paruh baya sedang memasak dengan lincah. Dia hebat! Sepertinya pria itu juru masak di sini ya? Sebentar, kalau tidak salah namanya adalah...

"Paman Teuchi?!" Sapa Sakura, Yang di sapa berbalik terkejut.

"Jadi benar nona muda sudah ditemukan?" Gumam nya, kemudian teralih lagi pada menu masakannya.

"Hehe, Iya Paman. Selamat pagi!" Sapa Sakura lagi, Dibalas oleh Paman Teuchi.

Niat hati ingin membantu, Tapi Paman Teuchi menyuruhnya duduk saja. Sakura bukan perempuan yang ahli dalam bidang tata boga, maka ia memilih untuk menuruti permintaan paman Teuchi. Yah, walaupun ia bisa memasak tapi tidak sepiawai Juru masak atau yang memiliki hobi masak. Sakura cukup tau diri kalau dirinya malah akan merepotkan Paman Teuchi dan menjadi pengacau. Maka, ia hanya memandang kagum melihat Kepiawaian Memasak Pria yang berstatus sebagai ayah Ayame tersebut.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

I Love Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang