BRAK ...PRANG
Huaa..hiks..hiks
Dua cowok yang tengah asik leha leha di sofa ruang keluarga seketika terperanjat mendengar suara gaduh dari halaman rumah. Tapi hal itu nyatanya tak membuat mereka langsung menuju asal suara. Keduanya masih sempat berdebat.
"Gama lo cek dulu!, Didepan ada apaan ribut ribut" perintah Galang pada Gama sang adik
"Kaki lo masih berfungsikan? Lo aja yang cek" sarkas Gama pedas. Kalimat sejenis itu sudah biasa keluar dari mulut Gama, Yang kata saudara perempuan mereka selevel bon cabe 30 lah.
"Oh jadi gitu?,hmm btw kemarin yang paketnya nyampe rumah yang isinya Hoodie limited edition punya siapa yah?
Pertanyaan yang dilontarkan Galang jika saja orang lain mendengarnya akan terdengar biasa saja, tapi lain halnya jika pertanyaan itu diperuntukkan untuk seorang Gamaliel Rafero. Itu sebuah ancaman tersirat. Mendengar itu sontak membuat Gama mendelik tajam pada sang abang.
"Bangsat!" umpat Gama. Sembari bersungut sungut Gama beranjak dari sofa menuju arah pintu.
Ceklek..
Belum sempat meraih handle pintu, pintu itu terbuka menampilkan seorang gadis dengan rambut awut awutan seperti habis diterpa tornado, Perhatian Gama tak luput dari celana robek memperlihatkan luka pada lutut gadis itu, gadis yang dari tadi air mata meleleh dipipi chubby nya ditambah ia masih sempat sempatnya meminum Es boba miliknya. Dia Gebi yang kerap dipanggil Bee kakak dari seorang Gama dan adik dari seorang Galang, tapi kabarnya Gebi lebih seperti adik untuk Gama. Gadis yang maniak sama es boba, cita citanya bahkan pengen jadi boba, biar gak perlu mikir katanya.
"Hiks..Hikss Gama sakit" adu Bee pada cowok yang berdiri didepannya, cowok itu adalah sang adik tapi kabar buruknya, cowok yang bernama lengkap Gamaliel Rafero itu lebih tinggi dari dirinya.
"Bee ini lututnya kenapa?" Tanya Gama cemas sekaligus raut wajah mengeras
Tanpa menunggu jawaban dari kakaknya yang masih sesenggukan, Gama menyelipkan tangannya kebawah lekukan lutut dan punggung sang kakak, lalu membawanya keruang keluarga tempat tadi Gama berleha leha.Sampai disana Galang terkejut melihat keadaan Gebi yang tengah dibopong oleh Gama, dengan segera bangun dari duduknya dan meletakkan bantal sofa di sofa panjang, dengan segera Gama menyenderkan sang kakak di sana dengan kaki selonjoran.
"Bee kenapa bisa gini?" Tanya Galang khawatir
"Bang ambilin kotak P3K dulu!" Perintah Gama pada Galang.Setelah Galang pergi, Gama menggulung celana kulot yang dikenakan Gebi hingga atas dengkul memperlihatkan luka pada dengkul sang adik, ekspresi Gama masih menyeramkan dimata Gebi
"Gama ekspresinya jangan gitu Bee takut hiks" Gebi mengungkapkan itu sembari menatap Gama ngeri.
Gama tetap tak menggubris apa yang dikatakan sang kakak, hingga Galang dengan wadah air, lap serta kotak P3K. Dengan segera Gama membersihkan dan mengobati luka pada dngkul Gebi.
"Gama ini telapak tangannya Bee juga berdarah" Gebi menyodorkan telapak tangannya didepan Gama sesekali sesenggukan tanpa menyadari perubahan raut wajah Gama yang tambah menyeramkan, Gebi masih menikmati es bobanya dan tak menyadari perubahan atmosfer diruangan itu, bahkan Galang saja bergidik ngeri.
"Jelasin!" perintah Gama mutlak setelah mengobati telapak tangan Gebi
Baru setelah mendengar nada tegas itu, Gebi mengalihkan perhatiannya dari es boba favorite nya itu. tapi ia menyesal karena matanya langsung menyorot raut menyeramkan pada muka sang adik."uhm tadi Bee jatuh dari sepeda, huaa potnya mama rusak Gebi tabrak hiks, Gebi lupa rem sepedanya" jelas Gebi sesenggukan, jujur Gebi benar benar takut melihat wajah garang seorang Gama.
Mendengar penjelasan kakaknya, Gama mencoba menetralkan rautnya lalu menghela nafas, kakak perempuannya itu memang benar benar ceroboh."Bee memangnya darimana? Kok bisa naik sepeda?" tanya Galang menatap sang adik
"ohh tadi Bee abis dari depan komplek beli es boba di chatime, untung pas jatuh es bobanya Bee masih selamat" kelakar Gebi
"Bego, makanya punya otak jangan cuma buat pajangan, mikir kalau lo ga rem lo bakalan nabrak". seperti biasa kalimat pedas meluncur dengan indah dari mulut Gama, udah mulai mode bon cabe
"umh abang tau sandal yang abang beli waktu keluar negeri bulan kemarin?" tanya Gebi melirik takut pada Galang tanpa menghiraukan ucapan pedas Gama.
"hmm iya yang waktu di Singapura kan yah?" ucap Galang membenarkan
"Bee minta maaf bang tadi kesana Bee make sendal itu, tapi gara gara jatuh sandalnya putus." mendengar itu Galang langsung menegakkan punggungnya mencerna baik baik perkataan adiknya itu.
Sandal...
Luar negeri..
Putus?..
Sandal limited editionnya yang ia dapat dengan susah karena harus berebut?
"Huaa Bee minta maaf, abang nggak marahkan?" tanya Gebi memastikan dengan memelas pada Galang
"Huft..ha..ha.. ga papa kok Bee itu mah bisa dibeli lagi" tawa paksa dari Galang membuat Gama bersorak dalam hati.
Bisa dibeli lagi?
Ga papa?
Sandal yang limited edition itu yah? gapapa apanya sendal itu aja, baru dipakai Galang bisa dihitung jari.
ha..ha.. rasain! adek kesayangan lo itu"Ya ampun abang baik banget sih, ga kayak yang satu itu tuh" kata Gebi melirik irik Gama yang menatap Galng dengan smirk nya.
"Gapapa Bee. lo kan kesayangan Bang Galang" Gama melirik sinis pada Galang yang dibalas delikan tajam. Galang tahu pasti kalau Gama tengah bersorak dalam hati sekaligus menyindir Galang yang selalu jadi partnert in crime nya Gebi dalam menindas seorang Gama.
1:1
Sepeda Gama rusak dan sandal limited edition Galang putus oleh satu orang yang sialnya dilahirkan menjadi saudara perempuan mereka. Titisan lucifer, setan bener kelakuannya***
Jangan lupa vote + comment
Hargai penulis yang berjuang sampai titik darah penghabisan*buset alay bangetSabilah kalian follow dulu baru baca😁
Ig: serli_dwira15/mei/2021
To be continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
Gebi's World
Teen FictionAwal pertemuan mereka bermula dari insiden yang membuat Gebi terus saja berurusan dengan cowok dingin pentolan sekolah mereka. Cakrawala Bumi Mahardika. "Gue suka sama lo, jadi pacar gue sekarang!" "Jadi pacar gue, gue beliin boba kapanpun lo mau" *...