BAB 5

58.3K 9.3K 644
                                    

-o0o-

•Anti-Male Transmigration•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Anti-Male Transmigration•

Lift terbuka tapi Aristia belum mendapat jawaban dari Gabriel. Aristia hanya mengangguk mengerti.

"Aku sudah tahu jawabannya. Lupakan pertanyaanku tadi." Ucap Aristia lalu melangkah, Gabriel merasa bersalah menatap punggung Aristia.

Aristia memasuki ruangannya dan membuka dokumen-dokumen perusahaan.

"Aristia maaf-"

"Tidak usah minta maaf. Aku hanya bertanya saja jangan merasa bersalah. Persaan memang tidak bisa dipaksakan. Setelah surat perceraian sudah jadi nanti akan kutandatangi dulu kemudian akan kuserahkan kepadamu." Sela Aristia kemudian melanjutkan membaca dokumen.

Gabriel kemudian duduk di mejanya sebagai sekretaris Aristia jadi, Gabriel berada dalam satu ruangan bersama Aristia.

Gabriel membawa tabletnya dan menghampiri Aristia. "Aristia nanti pukul 09.00 Mr. Leon dari Aprrillioka Company akan ke sini untuk membahas kerja sama."

Aristia berhenti membaca dokumen. "Si licik itu pasti sekarang yang menguasai perusahaan."

"Kirim materi rapat kepadaku." Aristia ingin memastikan dulu apa yang diinginkan mantan saudaranya, berapa keuntungan yang diperoleh Cakrabuana Company, dan bagaimana prosedur kerja sama ini.

"Ini Aristia." Aristia menerima dan membacanya dengan serius menyebabkan perhatian Gabriel tercuri. Gabriel menggelengkan kepala "Aku tidak boleh menyukainya."

Aristia yang melihat permintaan mantan saudaranya itu menggeleng, walaupun nama Aprillioka Company sangat besar di Benua ini, tapi juga tidak bisa semena-mena.

"Panggil divisi produksi, divisi pemasaran (promosi dan penjualan), divisi personalia (ketenagakerjaan), divisi pembelanjaan, dan divisi umum." suruh Aristia.

"Baik."

"Oh suruh mereka ke tempat meeting sekalian." Gabriel mengangguk dan keluar ruangan.

"Kau salah pilih lawan Leo." Aristia tersenyum smirk lalu berjalan keluar.

Di tempat meeting hanya keheningan karena para kepala divisi yang sudah mendengar tentang Nona Cakrabuana yang melempar vas bunga dan memecat pegawai yang berani kepadanya.

"Rileks saja." Ucap Aristia, membuat para kepala divisi mengelap keringat mereka.

"Aku yang memimpin rapat ini." Tegas Aristia membuat 4 kepala divisi memandangan tak percaya.

"Percayakan padaku." setelah mengucap itu pintu terbuka di sana ada Mr. Leo bersama sekretarisnya memasuki ruangan. Semua berdiri dan saling membungkuk hormat.

Aristia mau tidak mau harus berjabat tangan dengan mantan saudaranya itu. "Senang bertemu dengan Anda Nona Cakrabuana." Leo tersenyum manis.

"Senang bertemu dengan Anda juga Mr. Leo." Aristia ingin melepas tangannya tapi ditahan Leo.

Anti-Male Transmigration ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang