BAB 24

35.7K 6.6K 1.9K
                                    

-0O0-

•Anti-Male Transmigration•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Anti-Male Transmigration•

Aristia membuka mata, memijit pelipisnya yang masih terasa penat. "Aku ketiduran di sofa."

"Pagi hari yang cerah." Aristia menatap ke luar. Lalu, pandangannya menuju ke arah gunting.

"Belum saatnya, aku menggunakan gunting itu." Ucap Aristia dengan melepaskan gaunnya. Ia berjalan ke dalam kamar mandi. Mengisi bathup dengan air hangat.

Tatapannya menuju ke arah air, "Aku tidak tahu jika Leo memiliki adik...Eros nama yang bagus."

Aristia tersenyum tipis, "Kenapa aku menjadi memikirkannya?" Ia menggelengkan kepala lalu memasuki bathup untuk berendam.

"Heristia...Ghumaisya...." Aristia menghentikan ucapannya, mata coklatnya menatap ke langit-langit lalu tangannya meremas kuat, "Nantikan rencanaku."

***

Aristia memakai celana jeans dengan kaos putih dilengkapi dengan jaket kulit. Ia memoles wajahnya dengan make up natural, menggerai rambutnya, tak lupa sepatu hitamnya.

"Nona sudah waktunya untuk makan pagi." Perkataan Kepala Pelayan Oky terhenti.

"Nona Aristia?" Kepala Pelayan Oky membuka mulut lebar. Aristia tersenyum tipis, "Baik. Ayo."

Aristia berjalan mendahului Kepala Pelayan Oky. Beberapa pelayan lain yang melihat penampilan baru Aristia berbisik-bisik.

Saat ingin menuruni tangga, Aristia berpas-pasan dengan Ghumaisya. Ghumaisya melihat dari atas sampai bawah penampilan Aristia. "Ohh lihat penampilan anak manja ini." Kekeh Ghumaisya.

Aristia hanya diam. "Apa kau ingin kembali muda lagi?" Ghumaisya mengejek Aristia.

"Semoga kau cepat sadar dengan umurmu. Sudah tua, tetapi selalu ingin berpenampilan seperti anak muda. Cih." Ghumaisya menaikkan sudut bibirnya.

"Aku selalu bersyukur karena aku tidak sepertimu Ghumaisya." Aristia bergantian melihat Ghumaisya dari atas hingga bawah. "Berdandan seperti umur 30 tahun." Ejek Aristia membuat beberapa pelayan menahan tawa.

"ARISTIA!" Kesal Ghumaisya ingin menarik rambut Aristia. Aristia dengan cepat menepisnya, "Sungguh tidak tahu tata krama."

Mata Ghumaisya memerah menahan amarah. Alvaro dan Alarick yang melihat kejadian tadi langsung menghentikan langkah Aristia.

"Kau harus meminta maaf dengan Ghumaisya." Cegah Alarick. Aristia memutar bola malas.

"Lebih baik aku meminta maaf kepada seorang pembunuh berantai daripada dengan dia."

"Kau tidak boleh membuat marah saudaramu sendiri." Ucap Alvaro membuat Aristia semakin ingin meluapkan lava di pagi hari.

"Ini masalah pribadiku bukan masalah kalian berdua. Menyingkirlah!" Kesal Aristia.

Anti-Male Transmigration ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang