BAB 22

37.3K 6.5K 1.7K
                                    

-0O0-

•Anti-Male Transmigration•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•Anti-Male Transmigration•

Grana membuka mata, Ia melihat atap langit-langit, senyum tipis terukir di wajahnya. Grana melihat tangannya, ini masih sangat pagi, langit pun masing petang.

"Ini bukan tanganku." Gumam pelan Grana, ya, Ia kembali menjadi Aristia.

Aristia melihat ke kanan dan ke kiri yang masih ada Noel dan Alarick yang memeluknya, Alvaro yang tidur di sofa, Altair dan Gabriel yang tidur di sisi ranjang.

Aristia termenung melihat ke atas, "Air mataku sudah kering. Walaupun ini bukan tubuhku, tetapi aku masih bisa merasakan nyeri di bawah sana."

Aristia tahu tubuhnya sekarang tidak memakai apapun, Ia menoleh ke arah Alarick yang masih tidur pulas, "Pasti mereka sangat puas sekarang, tetapi kenapa dia tidak menggunakan bius total? Bukankah mereka ingin membunuh tubuh ini? Kenapa mereka tidak melukaiku? Apa yang sebenarnya mereka rencanakan?"

Aristia teringat sesuatu, "Sial, ini masa subur tubuh ini."

Alarick dan Noel yang merasakan gerakan dari tubuh yang dipeluk mereka pun membuka mata, Aristia langsung menutup mata.

"Apa dia sudah bangun?" Tanya Noel memastikan, Ia duduk dan bersandar di sisi ranjang.

Alarick memangku kepalanya, tangannya mengelus perut Aristia, sedangkan Aristia menahan geli, Aristia menggeliat menjauh.

"Kau sudah bangun ternyata." Ucap Alarick . Aristia menghela napas, Ia membuka mata.

Aristia membenarkan letak selimutya, "Tadi malam tubuhmu sangat nikmat." Celetuk Noel yang membuat Aristia menahan emosinya.

Aristia duduk dan ingin berdiri, tetapi selimutnya ditarik Alarick, "Jika kau membawanya kami akan telanjang."

Aristia melihat Alarick sebentar, "Kenapa aku harus peduli?"

Aristia langsung menarik selimut, tetapi saat ingin melangkah, "Sial aku tidak tahu jika akan sesakit ini."

Aristia berjalan dengan tertatih-tatih mengambil bajunya, tetapi Noel dengan jahilnya menginjak selimut Aristia.

Bruk

Suara gaduh akibat Aristia terjatuh membangunkan Alvaro, Gabriel, dan Altair.

Aristia menahan amarahnya, "Selimut sialan."

Aristia berusaha bangun, tetapi seseorang berjongkok di depannya menarik dagunya ke atas, "Aku tidak tahu obat Alarick sangat cepat menghilang." Gabriel mencengkram dagu Aristia kuat.

Anti-Male Transmigration ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang