↬ lima ↫

381 60 4
                                    

ೃ࿐⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-

Take a long walk together by holding hands

"Kak, ayo jalan pagi!"

"Hah?"

Manik hitam Chan yang baru terbuka itu mengerjap pelan. Berusaha menyesuaikan dengan sinar matahari yang masih samar-samar masuk ke indra penglihatannya. Setelah matanya benar-benar terbuka sempurna, tampaklah pemandangan wajah Jeongin yang tepat berada di hadapannya. Menatapnya dengan mata bulat menggemaskan layaknya puppy.

"Mau kemana sayang?"

Jeongin yang semula duduk di pinggir ranjang, kini berdiri sambil menunjukkan penampilannya saat ini. "Katanya hari ini mau jalan pagi?" tanyanya pelan.

Chan mengerjap pelan mengamati baju dan celana training longgar warna abu-abu yang kini dikenakan kekasihnya itu. Setelahnya pria itu bangkit berdiri, "Oh iya... Padahal kakak yang ajak kamu jalan pagi, tapi malah sendirinya lupa."

"Hihi, gak papa!" Jeongin terkikik geli. Setelahnya ia mendorong tubuh Chan ke kamar mandi bermaksud untuk menyuruhnya berganti baju.

"Bajunya udah kusiapin ya, Kak."

Chan mengernyit aneh, setelahnya ia menatap jahil. "Ganti di sini kan bisa."

"Nggak! Harus cuci muka dulu, terus gosok gigi," balas Jeongin merengut. Tahu bahwa sikap jahilnya sang kekasih kembali muncul.

"Yaudah habis itu kakak ganti baju di sini ya?"

Jeongin merotasikan matanya malas. "Nggak usah bikin ribet deh! Kan udah aku siapin di kamar mandi!"

"Pagi-pagi udah ngomel aja sih."

Setelahnya Jeongin bisa merasakan pipinya yang berdenyut hangat karena ditarik dengan cukup kencang oleh Chan. Baru saja ia ingin membalas, tapi sayangnya Jeongin kurang cepat. Ia ingin menimpuk tubuh sang produser dengan bantal, tapi Chan telah lebih dulu melesat cepat ke kamar mandi.

Setelah keduanya telah bersiap, akhirnya olahraga pagi mereka dimulai. Mereka bermaksud untuk berjalan santai di sekitar taman kota yang letaknya tidak jauh dari apartemen mereka.

Kegiatan jalan pagi mereka dihiasi oleh beberapa candaan dimana keduanya saling meledek satu sama lain. Diawali oleh Chan yang lebih dulu flexing alias pamer kemampuan atletiknya yang bagus dan cepat. Namun, dibalas dengan sarkastik oleh Jeongin.

"Percuma jago atletik, tapi kalo disuruh nyuci baju aja males! Kalah cepet sama matahari!"

"Nantangin kamu ya?"

Jeongin berlari kencang seraya tertawa keras untuk menghindari Chan. Namun, ia tidak menyadari kalau tingkahnya justru menabrak tubuh orang di depannya.

"Eh? Maaf?"

Beruntung orang yang ditabraknya itu tidak terjatuh ke tanah. Paling hanya tersenggol sedikit. Buru-buru Jeongin membungkukkan tubuhnya bermaksud meminta maaf.

"Hm, Jeongin?"

Pemuda itu segera mendongak ketika merasa namanya dipanggil. Ah, ternyata orang yang ditabraknya itu merupakan teman kuliahnya dulu.

"Eh? Iya?"

"Wah, udah lama gak ketemu nih kita," balas temannya itu seraya terkekeh kecil. Lantas keduanya bertukar kabar sejenak. Setelahnya pemuda itu pergi berpamitan lebih dulu.

Bisa dibilang temannya itu segera pergi menjauh ketika menyadari bahwa ada Chan mengamati perbincangan mereka berdua dari belakang dengan pandangan menyipit. Aura Chan yang aneh itu membuat temannya Jeongin memilih cari aman.

"Tadi siapa?" Chan bertanya ketika orang yang ditabrak Jeongin itu telah pergi.

"Temen sejurusanku, Kak."

"Deket banget?" Chan bertanya dengan pandangan menyelidik.

Jeongin buru-buru menggeleng, "Nggak terlalu sih, Kak. Paling ya cuma ngobrol kalau lagi sekelompok bareng aja."

"Kayaknya dia naksir sama kamu..." Chan menggantungkan ucapannya. Manik hitamnya mengamati raut ekspresi wajah Jeongin yang langsung melotot panik. "Tuh kan bener... Pasti dia pernah nembak kamu kan?" lanjutnya seraya tersenyum tipis. Pertanyaan yang lebih cocok dianggap sebagai pernyataan dari Chan.

"Udah kutolak dari lama kok, Kak Chan..." balas Jeongin lembut. "Lagian aku nggak pernah ada pandangan lebih ke dia."

Chan berdehem bermaksud bahwa pria itu tidak ingin membahasnya lagi. Pria itu segera mengalihkan pembicaraan.

"Hm, yaudah. Habis ini beli bubur yuk?"

Meskipun Chan menatapnya dengan senyuman yang seperti biasanya, tetap saja Jeongin menangkap ada gelagat aneh dari tingkah pria itu. Jeongin segera mengelus punggung tangan Chan dengan lembut bermaksud menenangkannya. Ia takut kalau sang kekasih akan bertindak terlalu jauh terhadap orang yang pernah naksir padanya itu.

Alhasil olahraga jalan santai di pagi hari itu mereka lalui dengan bergandengan tangan bersama. Chan tidak akan melepas sejengkal tangannya sejauh apapun dari Jeongin.

Satu hal yang perlu diketahui, Bang Chan itu orangnya posesif. Tidak ada ampun bagi siapapun untuk berani mendekati Jeongin-nya.

.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-

nerbener ya si bang chan.... siaga satu monitornya kuat betool😇

Asmaraloka [chanjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang