↬ satu ↫

652 94 6
                                    

ೃ࿐⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-


Give the warmest greeting ever

Kala itu Chan pulang dari kantor dengan perasaan penat. Seluruh kegiatannya di kantor sangatlah hectic dan menyita waktu dengan gila, bahkan ia tidak bisa menggunakan waktu istirahatnya yang seharusnya ada dikarenakan permasalahan yang terjadi di hari itu.

Pusing. Ingin rasanya mengundurkan diri saja, tapi posisinya sebagai pemegang pangkat tertinggi di kantor itu mana bisa membuatnya mundur begitu saja.

Lagipula perusahaan agensi musik itu telah dibangunnya dengan susah payah. Banyak perjuangan sulit yang dilaluinya selama di balik layar, hingga akhirnya Chan mampu melahirkan berbagai musisi berbakat dari buah tangannya. Mana mungkin Bang Chan akan semudah itu menyerah dengan pencapaiannya.

"I'm home."

Sapaan pelan darinya mengudara begitu pria itu memasuki flat miliknya. Dari ucapannya saja siapapun bisa merasakan hawa lelah dari pria blasteran Australia itu. Chan sendiri juga tidak yakin akan ada yang membalas sapaannya dikarenakan waktu yang sudah menunjukkan larut tengah malam.

"Kak Chan, selamat datang!"

Ketika Chan sedang melepaskan sepatu beserta kaus kakinya di bagian pintu depan, tak disangka ada sapaan balasan yang tiba-tiba muncul. Pria itu mendongakkan kepalanya dan mendapati seseorang di hadapannya yang berdiri menatapnya dengan senyuman riang.

Penampilan kekasihnya yang mengenakan piyama tidur bermotif unicorn itu seakan menambah kegemasan pemuda itu.

"Jeongin? Belum tidur?"

Sosok pemuda yang ditanyainya itu menggeleng. "Baru selesai nonton film, Kak," balasnya dengan senyuman lima jari. Setelahnya Jeongin dengan sigap mengambil alih tas yang selalu dibawa kekasihnya pergi ke kantor itu.

"Tidur dong. Kamu kan besok pagi harus ngurusin krucil-krucil kesayanganmu itu."

Jeongin terkikik geli ketika mendengar hal itu dari kekasihnya. Pekerjaannya sebagai guru TK membuat Chan dengan mudah mereferensikan anak-anak kecil yang sering diajarnya itu sebagai krucil kesayangannya Jeongin.

"Besok jadwal ngajarku jam sembilan. Jadi masih ada waktu senggang hihi," ujarnya dengan mata menyipit menggemaskan.

Siapapun pasti akan menyangka bahwa Jeongin terlihat seperti anak yang baru memasuki perkuliahan. Padahal usia aslinya sudah menginjak dua puluh lima tahun.

"Kak Chan mau mandi dulu? Biar aku siapin air panasnya sekarang."

Saat itu juga pelukan menubruk tubuh kurus Jeongin. Tubuh Chan yang meringsek maju secara tiba-tiba, kini memeluknya erat. Sekaligus dengan wajah pria itu yang terbenam di leher Jeongin.

"Nggak mau mandi. Mau peluk kamu aja."

"Utututu..." Jeongin terkekeh. "Pacarku manja banget sih?"

"Capek..." bisik Chan pelan. Direngkuhnya tubuh kekasihnya semakin dalam. Chan bisa merasakan bagaimana tangan Jeongin yang mengusap punggungnya dengan lembut.

"Pusing banget di kantor. Ada aja yang bikin emosi, tapi aku gak bakal luapin emosiku ke kamu kok, Sayang.."

Jeongin berbisik kecil, "Sst, Kak Chan.... Nggak pa-pa kok mau marah atau capek, wajar setiap manusia ngalamin hal itu. Pasti berat banget ya? Tapi Kak Chan udah keren karena berhasil melewati hari ini. You're just having a bad day, not a bad life. You did a great job."

Ucapan yang menenangkan dari sang terkasih membuat beban Chan seketika musnah begitu saja. Rasa emosi yang menumpuk di hari itu sudah sirna.

Ditatapnya wajah Jeongin dengan baik. Padahal ada gurat lelah yang tampak dari wajah si yang lebih muda, tapi senyuman menenangkan disertai dengan binar mata yang indah dari Jeongin tidak akan pernah hilang dari pandangannya.

Jeongin benar. Chan hanya mengalami hari yang buruk, bukan kehidupan yang buruk. Nyatanya kehidupannya saat ini merupakan hal yang patut ia syukuri karena pria itu berhasil meraih hal-hal impiannya, apalagi juga memiliki seseorang seperti Yang Jeongin di sisinya.

Chan sangat mensyukuri hal itu. Because they really have each other. 


.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-




a/n:

Siapapun yang baca ini, terima kasih sudah berjuang hingga sejauh ini, apapun masalahmu ingatlah 'ada berbagai cara kecil untuk mencapai kebahagian meskipun hanya setitik semut' (duh, aku ngawur wkwkw). 

Oke, pake perumpamaan lain deh, seperti Han Jisung yang pernah bilang "Kadang hidup itu sulit, misalnya kamu pulang dari kantor dengan perasaan kesal habis dimarahin bosmu, tapi ketika di jalan pulang, kamu lihat toko kue kesukaanmu yang lagi diskon. Kue itu siap menyenangkan perasaanmu nanti." (kira-kira seperti ini:D aku lupa T__T mohon maaf)

Asmaraloka [chanjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang