↬ dua ↫

461 79 4
                                    

ೃ࿐⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-


Send them off to work with a special lunch

Dapur telah menjadi kelemahan Jeongin sejak dulu.

Bisa dibilang ada beberapa 'kisah' kecil antara Jeongin dengan sang korban utama, dapur. Diikuti oleh beberapa korban lainnya yakni: orang tua, kakak, serta teman-temannya. Makanya sejak itu siapapun tidak akan mengizinkan Jeongin menginjak dapur sendirian tanpa pengawasan. Bahkan untuk sekadar mencuci peralatan sisa makan saja perlu ada orang lain yang memantau dirinya.

Gara-gara hal itulah kemampuan memasak Jeongin tidak berkembang. Pokoknya segala hal yang berhubungan di dapur membuatnya tidak percaya diri.

Namun, itu dulu.

Semenjak Jeongin mengenal Chan. Ada pria itu yang berhati-hati memperkenalkan dirinya dengan segala urusan dapur. Berkat bantuan Chan pula, akhirnya tidak ada lagi orang yang mengenalnya sebagai Jeongin, si Pengacau Dapur.

Berkat dapur jugalah yang mengawali kisah pertemuan pertama mereka berdua.

Tapi kapan-kapan saja ya kita akan bahas hal itu.

Pagi itu baik Chan maupun Jeongin telah selesai menyelesaikan sarapan paginya. Setelahnya Chan bersiap-siap untuk mandi, sedangkan Jeongin kembali berkutat di dapur. Pemuda itu ingin membuat bekal makan siang untuk dirinya dan juga sang terkasih.

Hanya menu makan siang biasa. Tidak ada istimewanya sama sekali. Cukuplah untuk mengenyangkan perut di tengah pekerjaan yang padat.

Yang bikin berbeda dari biasanya adalah Jeongin membungkus bekalnya ala-ala bento orang Jepang. Setelah selesai, ia dengan berhati-hati menyelipkan kotak bento tersebut di dalam tas kerja milik Chan.

"Bekalnya Kak Chan udah kutaruh di tas ya!" seru Jeongin ketika melihat Chan tengah bersiap-siap mengenakan sepatunya. Chan hanya mengangguk, setelahnya ia mencium kening Jeongin sebagai tanda berpamitan dirinya untuk berangkat kerja.

"Hm, tumben?" gumamnya pelan seraya kakinya melangkah menuju area parkir apartemen.

Chan mengernyit aneh karena tidak biasanya Jeongin membuatkannya bekal makan siang. Bisa dibilang terhitung jarang sekali. Chan sendiri juga tidak mempermasalahkan hal itu. Ia bukanlah tipe pasangan yang selalu menuntut apapun.

Namun, saat ini bukannya Chan tidak bersyukur karena Jeongin membuatkannya bekal, tapi setiap perubahan tingkah laku Jeongin terkadang membuatnya takjub. Padahal ia telah mengenalnya sejak enam tahun yang lalu.

Sesampainya di parkiran, buru-buru Chan masuk ke dalam mobil sembari membuka tas miliknya. Ia sudah keburu penasaran dengan apa bekal yang dibuat oleh Jeongin. Manik hitamnya dibuat terbelalak karena kotak bento berhiaskan motif biru-krem bergaris yang ditata Jeongin sangatlah manis dan apik.

Asmaraloka [chanjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang