↬ sepuluh ↫

335 44 5
                                    

ೃ࿐⋆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

.ೃ࿐⋆.ೃ࿔*˘͈ᵕ˘͈:・ೄྀ࿐ ˊˎ-

Take cute selfies together to frame

"Sayang? Masih lama?"

"Sebentar kaak!"

Chan hanya mengangguk kecil sebagai balasan, meskipun dia tahu bahwa Jeongin pasti tidak akan bisa melihatnya saat ini. Pria itu sedang duduk di depan televisi. Hanya menonton tayangan sekilas untuk menunggu Jeongin yang tengah bersiap-siap di kamarnya.

Hari ini mereka berdua mau pergi keluar. Lebih tepatnya kondangan alias menghadiri acara pernikahan teman mereka, Song Mingi sama Jeong—soon to be Song—Yunho.

Sebenarnya ada suatu kisah lucu kalau mengingat tentang pasangan yang akan on-the-way nikah itu. Seminggu yang lalu, Chan baru pulang dari kantornya sekitar jam lima sore. Sengaja dia pulang lebih cepat karena pekerjaannya sudah selesai, tapi walaupun pekerjaannya selesai dengan sukses. Namun, saat itu mood-nya benar-benar hancur.

Mood-nya hancur karena dia lagi berantem sama Mingi.

Jadi, awal mulanya Chan melakukan proyek menggarap musik bersama tim yang baru. Tim baru yang dibuat khusus dari artis yang bersangkutan, dikarenakan artis tersebut ingin para produser terkenal ini semacam berkolaborasi membuat lagu untuk mereka. Tim produser baru yang khusus itu beranggotakan Chan, Hongjoong, dan Mingi.

Awalnya semua berjalan baik, tapi yang namanya pekerjaan itu tidak semuanya berlangsung dengan mulus, bukan? Selama proses penggarapan musik, ada hal yang bikin Chan jengkel banget sama Mingi. Pemikiran mereka sering berbeda, disertai tidak pernah menemui jalan temu yang tepat. Selalu buntu.

Intinya baik Chan maupun Mingi tuh sering banget adu bacot. Layaknya anak sulung lagi berantem sama anak bontot, tapi beruntungnya ada Hongjoong yang hadir sebagai penengah.

Akhirnya proyek yang berlangsung memakan dua bulan itu bisa terselesaikan juga. Namun, tepat di hari projek tersebut telah selesai, seperti biasa Chan sama Mingi masih adu keributan. Entah, sepertinya Chan tidak sengaja melontarkan ucapan menyakitkan yang bikin Mingi naik darah, terus mereka ribut lagi. Sebenarnya Chan gengsi juga buat minta maaf, tapi sejak mereka bekerja sama bareng juga biasanya suasana akan kembali seperti biasa. Jadinya Chan memilih tidak peduli.

Tapi tetap aja, yang namanya keributan pasti mempengaruhi perasaan hati seseorang. Makanya Chan buru-buru ingin pulang ke rumahnya. Dia mau cepat-cepat peluk tubuh kekasih tersayangnya itu.

Sesampainya di apartemen, Chan langsung masuk ke kamar. Pandangan matanya mengarah pada Jeongin yang saat itu sedang duduk di atas kasur dengan posisi membelakanginya. Sepertinya ia tengah menelpon dengan seseorang. Terdengar sekali dari nada suaranya yang tampak bersemangat.

"Hihi, aku gak sabar banget ketemu Kak Yunho nanti! See ya, Kak!"

Hah? Chan mengerutkan dahinya. Jeongin lagi telponan sama Yunho?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Asmaraloka [chanjeong]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang