[6/6]
"Lari! Pergi dari tempat ini!"
Jeon Jungkook tidak pernah menduga, bahwa malam itu akan menjadi kali terakhir dirinya berdiri di bawah pohon sakura untuk menikmati mekarnya bunga pucat itu.
Melarikan diri. Meninggalkan musim semi. Meninggalk...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
::: 02 :::
"Wah," decak Taehyung penuh rasa kagum, berikut tangannya yang memanjang, menyambut angin yang berembus, menerbangkan helai demi helai rambut. Menyapu wajah dan kelelahan mereka setelah berjalan selama hampir satu jam.
Di depan, sebuah bangunan yang terbuat dari kayu berdiri di atas tanah dengan cukup kokoh. Membuat mereka seolah berada di dunia lain, pada dunia fiksi yang selalu memberikan akhir berbahagia. Menyerupai rumah mungil tokoh Putri Salju yang dongengnya kerap didengar Jungkook sewaktu kecil.
"Luar biasa! Ini gila, Kook!"
Jimin hampir melompat, melayangkan tubuh di udara seandainya Jungkook tidak menatapnya tajam. Mempertanyakan kewarasan pemuda yang sebentar lagi akan lulus dari sekolah. Membuat pemuda bermata bulat itu mendengus, sedikit mengerucutkan bibir lantas menendang kelopak pucat sakura yang berguguran, memenuhi tanah sehingga tampak seperti karpet yang tengah menyambut mereka.
"Sambutan yang meriah," kekeh Jimin. Menghampiri pohon sakura yang ditanam di dekat rumah tersebut, menyapukan tangan berbalut sarung hitam- sebuah benda yang tidak pernah lepas dari tangannya. Setidaknya, tidak ketika bersama Jungkook atau Taehyung.
"Namjoon, kau tidak akan masuk?" Taehyung berbalik untuk memperhatikan Namjoon yang hanya berdiri di depan pagar kayu, terpaku pada tanah. Wajahnya berkedut tidak nyaman. "Kau baik?"
Pertanyaan kedua tetap tidak mendapat respon yang diinginkan sampai suara nyaring Park Jimin memenuhi tempat itu. Memecahkan kesunyian senja di dekat pantai. "Hei! Kim Namjoon!"
Namjoon langsung mengerjap, sedikit tersentak, seolah baru saja tersadar setelah terlelap. "Ah," ujarnya canggung, menggaruk tengkuk yang tidak gatal. "Maaf, aku sedang memikirkan rencana besok."
Terdengar dengusan keras dari lokasi di dekat pohon sakura. Jimin menyilangkan lengan di depan tubuh. "Cepatlah, kita tidak memiliki banyak waktu."
Dan, berkat perkataan itu, Namjoon melangkah masuk. Membuka lantas menutup pagar kayu yang hanya setinggi beberapa meter sebelum bergabung bersama teman-temannya yang lain.