BAB 6

12.3K 57 1
                                    

Di suatu mal di kota solo, kedua orang pasangan muda-mudi sedang bergandengan tangan memilih milih perhiasan di salah satu konter toko berlian di mal tersebut, "itu cantik ya yank," ujar mira menunjuk ke salah satu kalung bermata berlian, "ehmm kamu suka, cobain aja," ucap rico pada wanita itu.

Seorang pelayan dengan sigap menjelaskan beberapa hal, lalu pelayan tersebut mengambil sebuah kalung emas putih dengan liontin bermata berlian, "ini kak yang lagi trend sekarang," ujar pelayan tersebut

Mira lalu mencoba mengenakan kalung tersebut di leher jenjangnya dibantu rico, mira melihat ke kaca kecil, "aduh cantik banget yank," ujar mira berbinar-binar, "wah sangat cantik sekali kak," sang pelayan tadi juga ikut memuji.

"Kamu mau yank?" tanya rico, mira menanggukan kepalanya, "ya udah saya ambil yang ini mbak," ujar rico pada pelayan tersebut, pelayan itu langsung dengan sigap menyiapkan segala sesuatunya.

Setelah membuat nota dan menggambar model kalung tersebut, pelayan itu kemudian memasukkan kartu black milik rico ke mesin edc, "silahkan pak pinnya," ucap pelayan tersebut. Rico sejenak melihat angka yang tertera, 27 juta sekian, kemudian rico menekan kombinasi pin kartu kreditnya, tak lama struk tanda telah dibayar keluar dari edc itu.

Rico dan mira kemudian bergandengan tangan keluar dari tempat tersebut, mereka kemudian menuju konter food court, mira ingin makan sesuatu di food court tersebut. Setelah makan rico dan mira kemudian berjalan-jalan kembali di mal, setelah puas mereka meninggalkan mal tersebut, seorang petugas vallet mal berlari mendekati mereka, dan menerima kunci mobil, tak lama petugas itu datang membawa mobil sewaan rico, petugas tersebut menyerahkan kunci ke rico, lalu kedua pasangan tersebut lalu masuk kedalam mobil.

Tak jauh dari tempat rico dan mira menunggu petugas vallet, seorang terlihat membidikan kameranya ke arah rico dan mira, sudah sejak tadi orang tersebut mengikuti kedua pasangan itu, dan mengabadikan gerak gerik mereka, orang itu kemudian melihat hasil bidikannya di layar kameranya, kemudian tersenyum puas melihat hasil bidikannya itu.

"Selamat sore pak, saya sudah mengambil beberapa foto yang diperlukan, nanti malam atau besok pagi saya akan kirim melalui email," orang itu menelpon seseorang yang rupanya penyewa jasanya.

"Ohh oke terima kasih woro, nanti saya akan kirim uang jasamu, sebaiknya bagus ya hasil buruanmu ini, baik saya tunggu," handoko tersenyum mendengar berita dari orang suruhannya itu.

"Bram kamu mungkin hebat tak bisa ku gulingkan, namun kamu juga gak akan hidup selamanya, suatu saat anakmu akan menggantikan kamu kan, nah anakmu ini bakalan jadi tikus penurut buatku dengan foto itu hahahaha..." handoko tertawa sendiri di kantornya yang luas.

Alex yang masuk ke ruangan papinya agak heran melihat papinya tertawa-tawa sendiri, "pih..ada apaan, kok tertawa sendiri?"

"Sialan bikin papih kaget aja, masuk.. ketuk pintu dulu, jangan selonong aja," handoko gusar karena kaget, "lah aku sudah ketuk pintu berkali-kali, tapi kayaknya papih malah asyik ngelamun sambil ketawa-tawa," ujar alex.

"Ngapain kamu kesini,kamu tuh musti rajin belajar lex, amati semua, jangan keluyuran gak tentu arah, gimana papih bisa andalkan kamu kalo kayak gini," ucap handoko.

"Tenang pih, ini aku bawa laporan pekerjaan di kalimantan, ini datanya," ujar alex sambil menyerahkan beberapa dokumen ke meja papihnya.

Handoko membuka dokumen itu, tak lama dia melihat ke putranya, "ini laporan keuangan?" tanya handoko, "ya pih, coba papih lihat apa ada keanehan," tanya alex, handoko memperhatikan lagi dokumen tersebut.

"Apa maksud kamu sebenarnya, tentu saja ini gak ada yang aneh, yang nentukan laporan keuangan ini aneh atau gak ya tim audit," jawab handoko, "tepat sekali!! ini pih," alex menyerahkan dokumen lainnya ke papihnya.

"Apa lagi ini?" handoko kembali memeriksa dokumen yang diberikan alex, lalu kemudian dia mengambil dokumen sebelumnya, kedua matanya melihat dua dokumen di mejanya secara bergantian, "sama ini, kamu bikin dua laporan keuangan?" tanya handoko.

"Ya pih, satu laporan keuangan yang asli dan satu laporan keuangan yang aspal hahaha, kalaupun nanti om bram tahu dan menyadari semua sudah terlambat hahahah, lagi pula ini kan proyek yang ditangani rico, kita bisa bersih pih hahahah," ucap alex.

Handoko tersenyum mengerti arah pembicaraan putranya itu, "hahaha, gak sangka ternyata kamu ada gunanya juga ya lex, hahah, good..good..tapi ingat tetap hati-hati, kita saat ini memanfaatkan kebodohan si putra mahkota itu. Dan papi bentar lagi juga dapat kartu truf yang sangat berguna buat membalikkan keadaan," ucap handoko tersenyum licik.

"Maksud papih?" tanya alex tak paham, Handoko tak menjawab, dia memandangi putranya itu sambil manggut-manggut.

***

Di sebuah hotel mewah di kota solo, kedua insan yang sedang di mabuk asmara sedang bergumul panas di atas ranjang empuk, sang lelaki memompa penisnya dengan cepat ke lubang senggama kekasihnya yang hanya bisa mendesah dan pasrah dalam kenikmatan.

Kedua tubuh telanjang itu telah basah oleh keringat, sambil memompa penisnya, tangan rico meremas payudara mira, "ohh yankk, terus yank...jangan berenti, enak banget.." mira meracau memegang pantat rico agar terus memompa penisnya lebih cepat.

Rico kemudian berguling telentang, mira kini naik ketubuh rico, dituntunnya penis rico kedalam memeknya, mira menggigit bibirnya matanya terpejam ketika penis itu menumbuk vaginanya dari bawah, mira mencoba menaik turunkan pantatnya, riko pun terpejam menikmati jepitan memek mira yang seperti memeras kontolnya.

Riko kemudian memeluk tubuh mira, dia mulai menghentakkan penisnya cepat, diciuminya mulut mira dengan penuh napsu, mira pun membalas tak kalah bernapsu juga, sesekali mulut rico juga menghisap puting mira yang begantungan di depan mulutnya.

Rico terus menghentakkan penisnya dengan cepat, kini mira sudah akan mencapai puncak birahinya.

"Yank, teruss..aku mau nyampe yankkkk." mira mengejang, rico merasa memek rima berdenyut lebih kencang, rico terus membombardir memek mira dengan kecepatan penuh, tak lama rico memluk mira demngan kencang, pantatnya menghentak-hentak beberapa kali, kemudian mira tersungkur di dada rico, keduanya kembali berciuman, cairan putih merembes keluar dari sela-sela kontol rico yang masih tertancap di memek mira, kemudian mira rebah ke samping rico.

Mira meraba memeknya, terasa cairan lengket di jarinya, "banyak banget sih yank keluarnya," ucap mira tersenyum kemudian memeluk tubuh riko yang basah oleh keringat. "yank kamu yakin gak tertarik ama istri kamu itu, nanti siapa tau kamu khilaf kan kalian sekamar," tanya mira sambil meraba dada rico.

"Gak lah, aku malah udah kaya temen ama dia, aku gak ada perasaan apa-apa ama dia sayank," jawab rico meyakinkan mira, "ya aku percaya, tapi trus gimana, apa kamu yakin dia bakalan mau diceraikan setelah setahun," tanya mira lagi.

"Kita udah sepakat sayang, aku yakin dia juga tak akan mengingkari janjinya, tenag aja, nanti setelah aku ceraikan dia, aku akan menikahi kamu," jawab riko lalu mencubit pipi mira dengan gemas, "oww..ihh sakit tau.." rajuk mira sambil cemberut.

"Atit ya..mana yang atit.." rico lalu menarik selimut menutupi tubuh mereka berdua, tak lama terdengar jeritan dan cekikikan dari mira, "ahh yankk..geli ahh,"........

***

Di kantornya handoko sedang melihat kiriman email dari woro, orang yang dia gunakan jasanya untuk menguntit gerak gerik rico.

"Hahaha, hebat juga si woro itu, gak salah kalau aku menyewa jasanya, ini akan menjadi kartu as dan joker buatku nanti. Tunggulah saatnya tiba, aku akan memiliki semua ini hahahah." mata handoko terus melihat foto-foto yang ada di dalam laptopnya itu.

Handoko kemudian menyimpan foto-foto tersebut dalam sebuah flash disk, kemudian handoko menyimpan flash disk tersebut ke dalam lemari safety box nya.

***


Hasrat dan ObsessiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang