BAB 7

11.9K 83 0
                                    

BAB 7

Pagi kembali tiba, karin berjalan-jalan di sekitar taman rumah besar yang dia huni sekarang, ternyata gak ada kegiatan sangat membosankan bagi karin, apalagi daddy dan mamih juga udah pindah, kuliah juga masih sekitar sebulan lagi baru di mulai, "duh mau ngapain gue sekarang ya, bangun tidur, trus berenang, masa tidur lagi sih..enak sih tapi lama-lama kaya gini bosen juga ternyata," ujar karin.

Bi tinah tergopoh-gopoh menghampiri karin, "loh non karin sudah bangun, kenapa gak berenang, biasanya berenang, mau sarapan gak non, yuk masuk non, lihat matahari udah tinggi, panas, nanti kulit non karin jadi gosong," ucap bi tinah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bi tinah tergopoh-gopoh menghampiri karin, "loh non karin sudah bangun, kenapa gak berenang, biasanya berenang, mau sarapan gak non, yuk masuk non, lihat matahari udah tinggi, panas, nanti kulit non karin jadi gosong," ucap bi tinah.

Karin tersenyum pada bi tinah, satu-satunya temannya di rumah ini adalah bi tinah, perempuan paruh baya itu sangat baik pada karin, "ya bi, emangnya hari ini bibi bikin sarapan apa?" tanya karin.

Bi tinah tersenyum pada gadis cantik didepannya ini, "non maunya apa, ntar bibi bikinin, mau omlet, nasi goreng, atau apa aja, tinggal bilang ama bibi,"

"Hehhe iya bi, eh bi, papah belum berangkat ke kantor ya? tuh saya liat mobilnya masih ada," tanya karin.

"Ya tuan belum berangkat, ini tuan lagi nunggu non karin sarapan, makanya bibi disuruh panggil, bibi ketuk kamar non karin, sampe sakit tangan bibi gak ada jawaban, bibi buka kamar gak ada orang, gak taunya disini," ucap bi tinah.

"iya bi abis saya bosen sih gak ada kegiatan," ucap karin cemberut, "ya udah yuk masuk, tuan udah nungguin dari tadi," ajak bi tinah, karin mengangguk dan mengikuti bi tinah menuju ruang makan.

"iya bi abis saya bosen sih gak ada kegiatan," ucap karin cemberut, "ya udah yuk masuk, tuan udah nungguin dari tadi," ajak bi tinah, karin mengangguk dan mengikuti bi tinah menuju ruang makan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Pagi pah," sapa karin pada mertuanya yang sedang membaca oran di meja makan, "eh darimana rin, papah kira kamu belum bangun," ucap bram meletakkan korannya.

"Abis jalan-jalan di luar pah, tadi mau berenang tapi males," ujar karin duduk di meja makan, bi tinah datang membawa makanan lontong sayur sebagai sarapan pagi ini, di tambah dengan pancake sebagai hidangan camilannya. Segelas jus mangga di hidangkan untuk karin, sedangkan bram minum secangkir kopi.

"Yuk makan," ucap bram pada menantunya, " ya pah, wih bibi bikin lontong sayur opor, kesukaan karin ini," ujar karin sumringah, "ya kah? Ini juga kegemaran papah juga loh," ucap bram sambil tersenyum. Bram melihat ke arah menantunya, bram tahu menantunya yang cantik dan lucu ini mulai merasa jenuh.

Hasrat dan ObsessiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang