BAB 3

13.7K 59 0
                                    

Setelah sarapan, aji langsung berangkat ke kantor, mami dan karin membereskan meja makan, karin membantu mami mencuci piring.

"Daddy ke toko mih," tanya karin sambil mengeringkan piring.

"Ya tadi pagi daddy berangkat, daddy kamu seneng banget kamu mau ikutin kemauan dia, daddy hanya mikirin kamu sayang, kamu tau sendiri kan keadaan sekarang, dia takut kamu gak bisa kuliah,"

"Sahabat deddy yang bakalan jadi mertua kamu itu orang kaya rin, daddy kamu pingin hidup kamu senang, gak perlu susah susah kerja, tapi sebenernya sih bukan karena kekayaannya yang membuat daddy mau menjodohkan kamu dengan anak sahabatnya itu," ujar mamih panjang lebar.

Karin hanya diam mendengarkan, "daddy kamu dan sahabatnya itu pernah berjanji akan jadi keluarga jika kelak mereka punya anak, dan saat kamu lahir, mereka udah sepakat, kamu akan jadi menantu di rumah sahabat daddy itu, karena deddy tau sahabatnya itu orang baik, kamu akan dapat kasih sayang yang sama seperti kita menyayangi kamu sayang." Lanjut mamih.

Karin hanya diam, selesai membantu mamih, karin pergi kekamarnya lagi, dia tiduran di kamar, pikirannya menerawang liat plafon kamarnya. Lalu karin mandi, karin akan ke toko daddynya.

***

Karin menggunakan jasa ojol ke mal tempat kounter daddynya, dalam perjalanan bapak ojol selalu mengerem ngerem motornya, sehingga payudara karin yang mengkel menabrak punggung si bapak ojol.

Karin gemas sekali melihat kelakuan bapak ojol yang mesum ini, ingin rasanya dia mengeplak kepala si bapak ojol ini, namun dia kasian ngeliat si bapak ojol udah banyak kerutan di mukanya.

Akhirnya karin sampe di mal, beberapa cowok sepantaran mencuri pandang ke arah karin, begitupun yang udah om-om.

Karin memang tampil agak feminin hari itu, kaos ketat putih di padu dengan rok lebar selutut membuat karin terlihat bagai mangga yang sedang mengkel enak dirujak.

Dari kejauhan karin melihat daddynya sedang berbincang dengan seorang bapak-bapak, dari penampilannya bapak-bapak itu seperti orang kaya, daddynya terlihat akrab dengan bapak itu, karin menghampiri mereka.

"Daddy," sapa karin

"Ehh karin tumben kamu ke sini," tanya daddynya.

Si bapak itu memperhatikan karin dari atas sampai bawah, karin juga memperhatikan tamu daddynya itu, walau usianya sudah paruh baya, namun postur tamu daddynya ini masih tegap dan terlihat lebih muda dari usianya

"Ini ded, karin bawain makan siang deddy, tadi mamih yang bikin," ucap karin sambil meletakkan bungkusan ke dalam.

"Loh ini yang namanya karin toh dra," ujar bapak tersebut.

"Ya mas, dulu kan mas bram pernah liat karin, waktu karin bayi," jawab daddy

"Karin sini dulu, kenalin ini om bramantyo," kata daddy

Karin mencium tangan om bram, "wah udah besar sekarang ya, cantik sekali," ujar om bram.

"Rin, ini calon ayah mertua kamu," ucap daddy, membuat karin jadi kaget.

Karin hanya tersenyum kikuk kepada om bram.

"Pasti si rico suka ama karin dra, nanti aku akan jadwalkan pertemuan mereka berdua sebelum pernikahan, biar mereka akrab, gak sangka ya dra takdir mewujudkan keinginan kita untuk jadi saudara." ucap om bram senyum- senyum memperhatikan karin.

"Oh ya aku pamit dulu dra, nanti aku hubungi kamu ya, om pulang dulu ya karin" om bram pamit.

Karin menunggu toko sendiri, daddy nya mengantar om bram keluar ke lobby mal.

Hasrat dan ObsessiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang