sebelas

16 5 0
                                    

Taehyung tetap mengambil beberapa selca walaupun gadis itu menolak. Saat melihat lihat hasil fotonya ia tampak sangat kegirangan detik berikutnya hanya diam mematung.

"Hei kau kenapa?"

Memasang senyum palsu, "aku merasa jelek di foto ini" dusta yang keluar dari mulutnya.

"Kau memang jelek" memalingkan wajahnya ke arah jendela dengan pemandangan kota Seoul.

"Nari"

"Eung?" Enggan melihat Taehyung yang sedang mengajaknya bicara.

"Apa kau mencintaiku?" Menunduk sambil memperhatikan ujung sepatu, karena takut jika melihat matanya terdapat sebuah fakta bahwa gadis itu tak pernah membalas cintanya.

Terkejut dengan pertanyaan Taehyung, "hmm... t-tentu saja" jawabnya ragu ragu, ia menunduk sebentar lalu melihat ke arah Taehyung. "Kenapa kau bertanya?"

Deg

"Aku hanya penasaran, oh iya ini bukumu sudah ku isi" mengeluarkan buku itu dari tasnya.

"Jadi sejak tadi kau mempermainkanku?!"

"Aku gak pernah mempermainkanmu" tersenyum dan keluar meninggalkan Nari sendirian di biang lala yang entah sejak kapan sudah berada di bawah.

Nari kesal karena merasa dipermainkan oleh cowok seperti Kim Taehyung.

Drrrtt drttt

Sebuah pesan singkat dari Taehyung,

"Aku pulang duluan, maaf gak bisa mengantarmu pulang."

"Wahh... gak bisa di percaya, apa dia mencampakkanku sekarang? Memangnya dia siapa?!, dasar kurang ajar!!" Pulang dengan amarah yang memuncak, semua jenis sumpah serapah sudah disebutkan untuk menyumpahi pria gak tau diri Kim Taehyung.

Berjalan dengan tertatih tatih menjauh dari biang lala, tangannya mencengkram kuat dadanya setelah keluar dari biang lala itu.

Rasa sesak seperti mencekik datang lagi, aku tak mau Nari melihatku dalam keadaan seperti ini. Sekuat tenaga aku pergi menjauh dari tempatnya, kelopak demi kelopak bunga berjatuhan setiap kali aku terbatuk. Setiap akan menarik napas duri duri itu akan menyayatku lebih dalam.

Air mata mengalir bukan karena sakit melainkan karena kenyataan, kekasih yang sangat ia cintai tak pernah membalas perasaanya. Ini jauh lebih menyakitkan daripada sakit karena bunga yang tumbuh di paru paru.

Sudah sangat jauh dari taman hiburan, langkahnya memberat, badannya semakin lemas, seperti ada beban berat yang menahannya untuk mangambil oksigen. Hingga kesadarannya perlahan lahan mulai hilang.

Brugh

Tubuhnya mendarat mulus di tanah beralaskan kelopak kelopak bunga mawar merah bercampur darah dan rating yang keluar dari paru parunya.

💔

Aku membuka mata dan terbangun di ruangan yang asing. Badanku masih lemas begitu juga dengan dada yang masih terasa nyeri tapi masih bisa ku tahan.

Dengan masker oksigen dan infus, tentu saja aku berada di rumah sakit. Benar kemarin aku pingsan di pinggir jalan, pasti seseorang mengira aku sudah mati dengan darah dan kelopak bunga yang berceceran.

Aku membelai lembut rambut halus Jungkook yang tengah terlelap di tepi tempat tidur, setelah kehilangan ibu apa dia juga akan kehilangan seorang kakak?

.

.

.

Tbc

Sorry For Loving You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang