lima belas

14 5 1
                                    

Kwon Nari berjalan melewati lorong sekolah dengan tatapan mata yang kosong, perasaan bersalah menyelimuti pikirannya tapi di sisi lain ia marah, bingung dan tak percaya.

Izin pulang lebih awal, untuk menjernihkan pikiran dan memikirkan cara menghentikan bunga bunga itu tumbuh, mencoba menebus kesalahannya.

Buntu, di pikirannya hanya operasi jalan satu satunya, walau ia sebenarnya tak tega menyuruhnya untuk melakukan hal menyakitkan itu.

"Aku harus bagaimana sekarang?" sambil mengacak acak rambutnya frustasi.

Menghela napas panjang, dan merebahkan tubuhnya ke tempat tidur sambil menatap langit langit kamar. Terbayang senyum kotak milik Kim Taehyung pikiran itu hancur karena mengingat kelopak bunga keluar dari mulutnya.

"Akhh sial"

Setiap melakukan apapun, seolah Taehyung terus mengganggu dalam pikirannya, bahkan hingga ke dalam mimpi.

Drrtt drrttt

Beberapa panggilan tak terjawab dari Taehyung yang sengaja tak diangkat. Hanya melihat hingga teleponnya berhenti bergetar dan menatap kosong ke arah layar ponselnya. Tiba tiba,

"Nari"

"Nari"

"Nari"

Sekarang Taehyung malah berada di depan rumahnya, rasanya ingin menghilang saat ini juga. Kali ini ia berpura pura tidak ada di rumah dengan menutup gorden kamarnya. Ia tak punya keberanian untuk melihat pria itu saat ini, sudah cukup tertekan dengan fakta Taehyung menjadi begini gara gara dirinya.

Keesokan harinya saat di sekolah Nari pindah tempat duduk dan pergi saat akan di ajak bicara oleh kekasihnya itu, beberapa kali ia tertangkap olehnya itu tapi sesering itu juga ia menghindar.

Hal ini terjadi hingga hampir dua minggu lamanya, seolah ia buronan yang sedang dikejar polisi.

"Aku gak boleh lari seperti ini terus seperti pengecut aku ini kwon nari" pekiknya pada diri sendiri.

Saat itu juga ia langsung menghubungi kekasihnya dan memintanya untuk bertemu di taman dekat rumah mereka, karena lelah berlari dari kenyataan seperti ini terus.

💔

Seorang gadis manis sudah duduk di taman tempat mereka janjian. Kim Taehyung senang bukan main saat kekasihnya itu akhirnya meminta bertemu setelah sekian lama ia menghindar.

"Nari anyyeong? Sudah lama gak bertemu" menyapa kekasihnya dengan ramah.

Gadis itu mendongakkan kepala ke arah Taehyung yang berdiri di depannya. Ia menelan salivanya, terlihat jelas wajah gelisah dan ragu ragu menyelimutinya.

"K-kau sudah datang rupanya"

Mengangguk dengan senyum kotak yang tak pernah lepas dari wajahnya.

"Bagaimana keadaanmu?" Tanya Nari menyibak keheningan di antara mereka.

"Aku baik baik saja kok lihat badanku juga sehat" ucapnya bohong, duri duri itu sudah memenuhi seluruh tenggorokkanya, "kalau kamu?"

"Aku baik" wajahnya sedikit terheran heran, mengapa dia masih bisa tersenyum padahal ia tau kalau itu pasti terasa menyakitkan.

"Hmm a-ku mau... mau" menelan salivanya, "aku mau berbicara hal serius denganmu, tentang tentang bunga yang tumbuh di dalam tubuhmu" ucap nari tergagap gagap.

Taehyung sedikit menundukkan kepalanya, "tentu saja" wajah yang tadinya kegirangan sekarang berubah lesu.

"Aku mau kau melupakkanku dengan melakukan operasi"

Deg

Begitu mendengar hal yang sangat tak ingin ia dengar dari mulut kekasihnya, di saat itulah nyeri di dadanya kembali mendominasi.

"Aku sudah pernah bilang kan, kalau aku gak mau operasi"

"Apa kamu gak mikirin masa depamu? Apa kau gak mau hidup lebih lama? Apa kau sudah bosan hidup hingga membiarkan tumbuhan yang seharusnya tumbuh di tanah kini hidup dalam paru parumu!"

Menarik napas panjang, "aku lebih baik mati dari pada hidup dengan perasaan hampa, dan aku gak minta kamu buat membalas perasaanku"

Nari gak mengerti dengan jalan pikiran pria ini, mengapa ia lebih memilih mempertahankan perasaan yang jelas jelas tak terbalas itu dari pada melupakannya.

"Tapi kenapa?"

"Karena aku mencintaimu"

.

.

.

Tbc

Sorry For Loving You [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang