14// I Told That I Miss Him

107 22 0
                                    

Pagi ini Minju bersiap menuju kerumah Jaemin. Ibu Jaemin menyuruh Minju agar datang ke rumah agar bisa sama-sama mengantar Jaemin ke Bandara. Mengingat hari ini adalah hari terakhir Jaemin di Korea karena dia harus mengambil s2 di Jerman. Impian nya menjadi Dokter Bedah memang benar-benar ingin di raih nya. Sama hal nya dengan Minju yang ingin membuat baju pengantin sendiri untuk diri nya, Minju berencana membuka sebuah Butik baju pengantin.

Sebenar nya, beberapa hari yang lalu Kak Yuta menyarankan agar Minju dan Jaemin untuk balikan saja, mana tau jodoh, katanya. Tetapi Jaemin dan Minju sangat menentang saran itu. Kedua nya sangat kompak menjawab "Tidak". Kedua nya tidak ingin memaksakan perasaan sayang terhadap sahabat berubah menjadi perasaan pasangan kekasih. Mereka sadar, seperti nya saat itu mereka hanya keliru saat memutuskan untuk berkencan. Buktinya, saat ini Jaemin mengaku sedang menyukai seorang perempuan yang satu fakultas dengan dirinya. Sedang Minju masih galau dengan perasaan nya terhadap Jungwoo.

Setelah selesai dari Bandara, Minju langsung pulang kerumah nya. Ayah nya sudah janji akan menemani Minju melakukan survei lokasi untuk Butik yang akan di buka nya nanti. Minju benar-benar sangat menantikan momen itu. Tadi nya Minju hanya mau pergi sendiri, tetapi Ayah tak mengizinkan. Ayah adalah orang yang sangat menyayangi Minju, ia selalu memanjakan anak kesayangan nya itu. Namun hal ini tak menjadi anak yang manja dan malas berusaha sendiri dan hanya berpangku tangan kepada orang tua.

"Ayah, nanti kalau tempat nya belum ada yang cocok, gapapa besok nya lagi juga bisa kita cari" Minju mengatakan itu karena ia tau bahwa Ayah nya ini adalah tipe orang yang harus siap mengerjakan sesuatu pada hari itu juga.

Ayah hanya mengangguk, mustahil bagi nya tak menuruti permintaan putri nya ini.

Untung nya Ayah dan Minju berhasil mendapatkan lokasi untuk Butik Minju. Tempat nya berada di sebelah toko kue yang di depan nya terdapat Perpustakaan yang biasa nya sering di kunjungi Siswa-Siswi SMA dan hanya berjarak 3 Kilometer dari rumah nya. Minju berhasil mendapatkan harga sewa yang lumayan bisa ia bayar, tentu saja ini berkat sang Ayah yang pandai bernegosiasi kepada sang pemilik. Minggu depan Minju sudah bisa menggunakan tempat ini.

Minju kini sudah berada di rumah, setelah selesai berganti pakaian, Minju memeriksa kembali beberapa desaign yang ia gambar, sesekali memperbaiki yang menurut nya belum memiliki gambar yang sempurna. Asyik memperbaiki gambar, Minju tak sadar jika ada sebuah notif pesan masuk ke handphone nya. Saat menyadari nya, Minju sangat terkejut, membuat mata nya berbinar. Pesan tersebut berasal dari Jungwoo. Setelah satu minggu, pesan nya akhir nya di balas. Tidak ingin hanya bertukar pesan, Minju langsung menelepon Jungwoo.

 

•••••••••••••••••◍•ᴗ•◍•••••••••••••••••••





Lucas terlihat sangat handal menggunakan dapur. Dari tadi tangan nya tak berhenti bergerak kesana-sini menguasai bahan-bahan dapur. Beberapa makanan sudah nampak tersaji di meja makan. Hari ini Lucas akan menjamu Jungwoo dengan masakan nya, tentu saja makanan yang sehat. Sebagai penyambutan Jungwoo yang sudah pulang dari rumah sakit.

"Udah Cas, berapa menu lagi mau di masak? ini aja udah kebanyakan, nanti ga habis karena cuma kita berdua aja yang makan." Protes Jungwoo.

Lucas menanggapi dengan santai "Tenang aja Bro, anggap aja ini traktir dari aku. Lagian kamu udah lama kan, ga makan masakan aku?" Lucas ini dikenal sebagai cowo yang serbabisa. Sampai-sampai dulu, banyak Mahasiswi yang klepek-klepek pada nya. Namun Lucas nampak nya belum tertarik untuk menjalani suatu hubungan.

"Iya, tapi ga ada yang bisa makan sebanyak ini"

"Eitss, siapa bilang? Aku sudah mengundang Jisung dan dua orang teman nya kesini"

"Bisa-bisa nya ya Cas?" kemudian Jungwoo bangkit mengambil Handphone nya. Sekalian membuka pintu karena Jisung dan teman-teman nya sudah tiba.

Dua buah panggilan tak terjawab yang Jungwoo lihat saat ia menyalakan handphone nya. Itu adalah panggilan dari Minju. Minju menelepon nya saat suara handphone ia ubah ke mode getar. Sebelum mengetahui itu, Jungwoo memang telah berencana melepon Minju untuk mencoba saran dari Lucas dan tentu saja juga untuk perasaan yang ia miliki. Hal ini membuat Jungwoo makin yakin untuk menelepon kembali Minju.

Saat sambungan telephone sudah terhubung, jantung Jungwoo seakan berdetak tak beraturan. Debar-debar jantung nya begitu terasa tatkala mendengar suara Minju. Suara yang beberapa hari ini belum ia dengar, suara dari seorang yang ia rindukan.

"Halo, Kak? Ini beneran Kak Jungwoo kan?" Terdengar kalimat yang pertama kali Minju ucapkan pada panggilan telephone mereka.

Jungwoo masih diam, menarik nafas agar menormalisirkan detak jantung nya. Kemudian dengan gugup ia memberanikan untuk menjawab "Iya, Minju. Kamu kira siapa lagi kalau bukan Kakak?" Kenapa Minju menanyakan apakah ini benar saya atau bukan, fikir nya.

"Wah, syukurlah Kak. Kakak kemana aja belum ada ngabarin aku? Trus kakak ga ada balas pesan yang aku kirim. Udah berapa hari ya? Hmm seminggu? Kakak sehat? Apa kabar? Kakak kok tiba-tiba menghilang aja? Kakak menghindari aku?"

Pertanyaan yang bertubi-tubi itu membuat Jungwoo menggaruk-garuk kepala nya yang tidak gatal. Baginya, Minju tetap lah Minju. Ternyata Minju yang ia kenal masih belum berubah sifat nya.

"Pelan-pelan dong, kamu nanya nya banyak banget, jadi bingung mau jawabnya gimana" Jawab Jungwoo sambil terkekeh kikuk.

"Hahhaha iya juga ya, maklum deh kak. Emang udah gini orang nya" Minju tertawa.

Seakan terdengar suara tawa Minju dari sana membuat Jungwoo semakin merindukan gadis ini. Terbayang dengan kebiasaan Minju tertawa yang memukul pergelangan orang yang disamping nya.

"Kakak apa kabar? kemarin kok ga ada kabar nya?"

Senyum Jungwoo kemudian pudar mendengar pertanyaan itu, ingin rasanya ia mengatakan bahwa ia sedang tidak baik-baik saja. Mengatakan dirinya yang sedang sakit, perasaannya yang tertahan dan hatinya  sedang merindu. Namun, Jungwoo sudah ditakdirkan sebagai pembohong yang hebat. " Kakak baik-baik saja kok, soal itu maaf ya. Kakak emang lagi sibuk ngurusin kafe akhir-akhir ini. Makanya tidak sempat ngasih kabar" Hanya kalimat itu yang bisa Jungwoo katakan di balik wajah sedih nya. Beruntung Mereka hanya bisa saling mendengar suara. Jika saat itu mereka melakukan vidiocall, bisa-bisa Minju curiga, mungkin saja membuat gadis itu khawatir kepadanya.

Lima belas menit kemudian, terdengar suara Lucas berteriak memanggil Jungwoo. Lucas mengatakan bahwa semua makanan telah selesai ia masak. "Woii cepetan ini Jisung sama temen nya udah kelaparan" Lucas tidak tau kalau teman nya ini sedang melepas rindu dengan sang pujaan hati.

"Udah dulu ya, Kakak lagi ada temen ni mau makan bareng disini"

"Temen laki-laki apa perempuan? mau dinner ya? Ciee" Minju berpura-pura bertanya. Apakah Minju cemburu? Atau hanya sekedar ingin tau? Seperti itulah yang terlintas di benak Jungwoo sekarang.

"Hahahaha jangan mengada-ngada ya kamu, temen laki-laki lah, ada Jisung juga. Nanti deh Kakak kenalin, Namanya Lucas.

"Wah seru dong!! pasti deh pokok nya harus di kenalin. Hmm nanti kalau aku datang lagi, kehadiranku masih di terima ga ya?

"Ya masih la, hahaha yaudah Kakak tutup telephone nya, Sela..ma t ..."

"I miss you, Kak."

Belum sempat Jungwoo menghabiskan kalimat nya, mendadak ia merasakan perut nya seperti di penuhi kupu-kupu. Walau kata-kata itu diucap Minju dengan begitu cepat, namun Jungwoo sangat yakin mendengar bahwa Minju mengatakan sedang merindukan nya.

Jungwoo tersipu, sambil terkekeh kecil ia memastikan "Kamu bilang apa tadi?"

"Yah itu deh, yaudah bye Kak, Selamat malam. Sambungan telephone pun terputus sebelum Jungwoo menjawab lagi. Nampak nya disana Minju juga sedang tersipu malu.

Jungwoo pun tersenyum-senyum dan tak menyadari bahwa Lucas telah berdiri di samping nya memasang wajah seakan mengintrogasi dirinya.






~~

To Be Continue..

Kawin Kontrak [ Jungwoo X Minju ] (✓)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang