mencoba merubahnya

1 1 0
                                    

Dua bulan kemudian, hubungan ku masi berjalan dengan baik sampai pada akhirnya ada sebuah lontaran kata dari dia.
“jangan pernah berubah ya tetap menjadi dila yang aku kenal”
Selebihnya ya seperti itu,itu yang sangat aku ingat.
Tetapi ada hari dimana dia sangat berbeda,ada hari dimana aku lelah dan Bingung harus bagaimana sampai aku pun bertanya kembali.
“kamu masi sayang sama aku?”
“kamu bosen sama aku?”
“kalo bosen bilang ya jangan berubah cuek”

Lalu dia menjelaskan bahwa dirinya memang seperti itu dan aku berpikir,kenapa tidak bisa merubah aku ini kan pacarnya kenapa diperlakukan yang sama dengan sikap dinginnya. Aku ini bukan orang asing kenapa tidak merubah? Tidak ada kah kesadaran dalam dirinya?I also want to be treated like a queen...
Yang diperhatikan,di spesial kan olehnya..
Ketika obrolan kami sudah tidak ada lagi ya bisa disebut mentok yang dia lakukan hanya mengirim stiker dan itu adalah alasan mengapa aku selalu badmood tiap hari ya itu lah harus ia sadar kenapa diriku seperti itu. Setiap malam aku selalu berencana seperti memikirkan bagaimana esok,akan membicarakan apa dan lain-lain. Tetapi sayangnya dia tidak seperti itu agak sakit tetapi aku tidak patah semangat dan tidak berhenti berjuang untuk merubahnya dengan caraku sendiri.
Seseorang pernah berkata kepada ku bahwa seorang laki-laki tidak akan mau berubah kalo itu bukan kemauannya,agak susah perlu ekstra sabar. Tetapi aku sungguh yakin bahwa aku bisa, bisa merubahnya seperti yang aku inginkan.
Kuingin dia menjadi lebih baik.
Tidak perlu berpindah kelain hati karena,lain hati pun belum tentu dia bisa sempurna. Sempurna yang kumau, tetapi ya aku sungguh yakin bahwa laki-laki yang sedang bersamaku saat ini dia adalah laki-laki yang sempurna bagiku, karena aku tahu tidak ada yang sempurna kecuali tuhan yang menciptakan kita dan dimata tuhan kita sudah sempurna hanya saja kita perlu banyak bersyukur dan saling melengkapi kekurangan masing-masing.

Hari demi hari sudah kulalui ada rasa sedikit lelah karena dia tak berubah dan aku pun masi sangat yakin bahwa aku bisa merubahnya tanpa harus menjatuhkan harga diri ku sebagai seorang perempuan. Kata demi kata yang ku ketik disetiap malam, seperti memberi tahu tentang sabar dan hal lainnya termasuk memberi tahu apa mauku dan apa yang tidak kusukai. Esoknya masi sama dia meminta maaf dan masi sama tidak ada perbedaan jika dipersenkan hanya 6% dari 100%, sangat tidak mudah. Diriku juga sempat berpikir,

Untuk apa merubah seseorang
Yang tidak mau merubahnya
Pasti itu akan membuat hati mu lelah..

Dan entah kenapa logika dan hati seolah-olah bertengkar seperti hati bilang “bertahan saja pasti akan berubah,ikuti alurnya saja” dan logika berkata “sudah dirimu sudah lelah mari akhiri itu dan istirahat, sudah lepaskan saja” dan aku pun bingung mau mengikuti apa kata hati atau logika? Kalian lebih mempercayai logika atau hati? Atau malah tidak dua-duanya seperti mengambil jalan tengah dengan pikiran atau keputusan yang baru?

Rindu yang tak kunjung temuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang