DR 3 - [ Javie ]

1.5K 305 59
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua kelopak mata Renjun perlahan terbuka saat kedua lengannya terasa perih, namun yang dilihatnya hanyalah kegelapan.

Apakah lampunya mati? Tapi kan tadi aku di motor. Apa aku sudah berada di mimpi lain lagi?, batin Renjun.

Ia berusaha menggerakkan kedua tangannya, namun ditahan oleh sebuah tali yang mengikat kedua pergelangan tangannya ke dua sisi yang sepertinya sebuah kursi. Ah, benar. Renjun baru sadar posisinya saat ini sedang duduk dengan kedua tangan diikat di sisi kursi, kaki yang diikat menyatu, dan mata yang diikat juga. Apakah kali ini dirinya sedang diculik?

Renjun akhirnya menghela napas.

"Oh, ternyata kesayangan Javie sudah bangun." Ujar seorang pria yang tidak Renjun ketahui namanya, lalu Renjun dapat mendengar suara tawa meremehkan dari pria asing itu.

Tidak lama Renjun mendengar suara langkah kaki mendekat, lalu ia merasa seseorang menyentuh dagunya dengan tangan yang terbungkus sarung tangan.

"Akhirnya aku bisa menculik kelemahannya juga." Tangan berlapis sarung itu mengangkat dagu Renjun, lalu membawanya ke sisi kanan dan kiri. "Cih, kenapa orang seperti ini bisa jadi kelemahannya?" Ujarnya remeh sembari melepaskan tangannya dengan kasar seolah tengah menyentuh sesuatu yang kotor.

Detik selanjutnya terdengar suara pintu terbuka disusul suara panik yang berasal dari pelaku si pembuka pintu, "Bos, Javie sepertinya akan membakar tempat ini diam-diam! Dia bahkan sudah menaruh boom di dekat gedung ini! Kita harus bagaimana, bos?"

"Tentu saja kita pergi dari sini. Biarkan dia meledakkan tempat ini agar dia menjadi lemah karena menyesali tindakannya yg membunuh kesayangannya sendiri. Dan saat itu tiba, kita kembali serang dia." Pria yang dipanggil bos pun tertawa, membayangkan rencananya yang terdengar sempurna.

Menit selanjutnya Renjun dapat merasa bahwa pria itu tengah mendekatkan wajahnya ke depan Renjun. "Ternyata Javie ingin membunuhmu, manis. Bersiaplah mati dari sekarang karena tampaknya Javie sudah tidak mencintaimu lagi." Bisiknya. Lalu tertawa kencang saat sudah kembali berjarak.

Renjun panik mendengar itu. Hey, yang benar saja! Dirinya baru bangun tidur tapi harus merasakan mati?! Meski ini mimpi –setidaknya itulah yang ia percayai saat ini– tetap saja dirinya butuh penjelasan tentang situasi apa yang sedang ia hadapi!

Di tengah kepanikan yang tidak bisa Renjun luapkan, ia dapat mendengar suara langkah menjauh. Di detik selanjutnya ia mendengar suara tembakan dua kali yang cukup menghentak gendang telinganya, membuat Renjun tersentak dan semakin ketakutan. Sepertinya dirinya benar-benar akan mati di sini. Benarkah seseorang bernama Javie yang katanya mencintai Renjun akan membunuhnya?

Déjà Rêvé || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang