Déjà Rêvē [2, Last]

2K 313 116
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat terbangun, Renjun seperti merasa Déjà vu karena baru menyadari bahwa kamar yang ia tempati sama persis seperti kamar Jamie.

Apa dirinya kembali masuk ke mimpi itu? 

Tapi ia kan tidak minum minuman itu lagi, yah setidaknya itu yang Renjun sadari dan percayai penyebab dirinya mengalami hal itu.

Renjun pun membangunkan tubuhnya, lalu keluar kamar dan mendapati Jaemin yang sedang memasak. Melihat sosok itu rupanya berefek samping pada jantungnya yang kembali berdebar saat ingatan tentang kejadian sebelum dirinya tidur lewat di pikirannya. Renjun menelan salivanya, menghirup dan melepas napasnya lalu mengulanginya lagi sampai dirinya kembali tenang yang kemudian membawa dirinya mendekat ke Jaemin.

"Apa yang kau buat?" Tanya Renjun saat sudah berada di samping Jaemin, berusaha bersikap biasa saja.

"Tteokbokki. Aku ingin memberimu yang lebih baik, tapi aku belum belanja dan hanya ada ini di kulkas."

Renjun mengintip tteokbokki yang berada di atas penggorengan. "Tidak masalah, aku suka tteokbokki." Ujar Renjun.

"Benarkah? Syukurlah." Lega Jaemin. "Kamu duduklah dulu di sana, sebentar lagi sudah jadi kok." Titah Jaemin sambil menunjuk meja makan dengan dagunya yang dituruti Renjun.

Tidak lama Jaemin menyusul sambil meletakan sepiring penuh tteokbokki di depan keduanya dan duduk di seberang Renjun.

"Cobalah." Jaemin menyerahkan sumpit dan mangkuk kecil yang segera diterima Renjun.

Pria bersurai pink pudar itu membelalakkan matanya saat rasa tteokbokki menyapa lidahnya. Rasanya sama persis seperti yang dibuat Jamie.

"Bagaimana?"

"Woah, ini sangat enak!" Ungkap kagum Renjun, menciptakan senyuman lega di wajah Jaemin.

"Syukurlah. Oh ya, tunggu sebentar." Jaemin bangkit dan pergi ke kamarnya—kamar yang tadi ditiduri Renjun, lalu kembali duduk di depan Renjun. "Untukmu." Ujarnya sambil menyodorkan sebuah kotak.

Renjun sempat ragu sampai akhirnya perlahan menerima kotak itu dan membukanya. Entah sudah berapa kali mata Renjun membola dengan kejutan-kejutan yang ia terima dari Jaemin sejak mereka berdua bertemu. Kali ini ia terkejut setelah melihat kalung silver dengan bandul bintang, persis dengan yang diberikan Nana di mimpinya. Lalu Renjun menatap Jaemin, "Ini untukku?"

"Ya, untukmu. Mungkin ini terdengar seperti bualan, tapi jika sesuatu yang buruk terjadi padamu, jangan ragu buat pegang bandul itu dan sebut namaku tiga kali."

Renjun tertawa saat mendengar tuturan yang terasa tidak asing itu. "Memang terdengar bualan." Komentarnya. "Tapi sepertinya itu bukan alasan yang sebenarnya kau memberikan kalung ini padaku."

Déjà Rêvé || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang