DR 1 - [ Jamie ]

1.8K 310 70
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kedua mata Renjun terbuka perlahan, berusaha menyesuaikan cahaya matahari yang menembus jendela kamar. Ia mengedipkan kedua matanya beberapa kali hingga akhirnya terbiasa dengan pantulan cahaya kamar. Namun detik berikutnya kedua alis Renjun tertekuk saat menyadari bahwa kamar ini bukanlah kamar Haechan.

Ini di mana?, batin Renjun sambil menjelajah pandangannya ke isi kamar yang ia tempati, benar-benar terlihat asing.

Ia pun akhirnya memutuskan untuk keluar kamar, barang kali ia bertemu dengan pemiliknya dan bertanya kenapa dirinya bisa berada di sini.

Saat keluar dari kamar, ia pikir dirinya berada di sebuah rumah, ternyata ia berada di apartemen yang cukup sederhana dengan meja makan dan dapur memiliki jarak cukup dekat. Di dapur, Renjun dapat melihat seorang pria bersurai blonde tengah memasak sesuatu.

Pria itu mendengar suara langkah yang mendekat ke arahnya sehingga membuatnya membalikkan badannya dan tersenyum lebar saat matanya bertemu dengan mata Renjun.

"Oh? Kau sudah merasa baikan, sayang?" Tanyanya dengan nada ceria.

Renjun tentu saja bingung, Siapa pria di depannya? Kenapa dia memanggil Renjun dengan sebutan sayang?

"Duduklah, tteokbokkinya akan segera jadi." Titahnya sambil berbalik dan melanjutkan memasak tteokbokki.

Renjun yang belum tahu situasi hanya bisa menurut, ia pun duduk di salah satu kursi dekat Jendela. Matanya terus memperhatikan gerak gerik pria yang tengah sibuk memasak sambil dirinya mencoba menggali ingatan kenapa dirinya bisa berada di sini yang barang kali ia lupakan, namun sayangnya ia benar-benar tidak ingat karena terakhir yang ia ingat hanyalah tidur di kamar Haechan.

Pria asing itu pun membawa piring besar dan menaruhnya di depan Renjun, sedangkan dirinya duduk di depan Renjun.

Renjun masih terdiam sambil menatap tteokbokki dan paras tampan pria di depannya secara bergantian sambil menggigit ujung sumpit yang ia pegang sedari tadi.

"Kenapa tidak dimakan? Ini tteokbokki kesukaanmu, loh." Ujarnya.

Benar, Renjun memang menyukai tteokbokki.

Tapi bagaimana pria itu tahu dirinya suka tteokbokki?

"Tentu saja aku tahu, aku kan suamimu." Suara pria di depannya membuat Renjun kaget karena bisa membaca pikirannya.

Ah bukan, ternyata Renjun tanpa sadar menyuarakan pikirannya tadi, makanya pria di depannya menjawabnya karena mengira pertanyaan itu untuk dirinya.

"Kau suamiku?" Tanya Renjun, memastikan bahwa sebelumnya dirinya tidak salah dengar.

Pria itu menganggukkan kepalanya penuh keyakinan. "Aku Jamie suamimu, Renjun. Apa sakitmu membuatmu lupa kalau kau sudah menikah?"

"Jamie?" Gumam Renjun.

"Ada apa denganmu, sayang? Kau masih sakit?" Tanya Jamie sambil menatap Renjun khawatir, tangannya ia bawa ke dahi Renjun untuk mengecek suhu tubuhnya. "Tapi kau sudah tidak panas." Gumamnya.

Jamie pun berdiri, membuat Renjun harus menengadahkan kepalanya agar dapat melihat apa yang akan dilakukan pria yang masih asing untuk Renjun ini. "Mungkin ini bisa membuatmu ingat semuanya." Ucap Jamie sambil membungkukkan badannya dan mendekatkan wajahnya ke arah Renjun, lalu mengecup dahi Renjun dengan pelan.

Alih-alih membuat Renjun ingat, dirinya justru membolakan kedua matanya terkejut hingga merasakan puluhan kupu-kupu tengah berterbangan di perutnya, membuat dirinya ingin memuntahkan sesuatu yang mirip dengan pelangi, entahlah. Ia menatap Jamie masih dengan mata membolanya saat pria yang mengaku menjadi suaminya telah melepaskan ciuman di dahinya.

"Sepertinya tidak mempan." Tebaknya saat melihat raut wajah Renjun yang terkejut dengan aksinya tadi. Ia pun menghela napasnya dan kembali duduk. "Kalau begitu, mari kita jeda pembicaraan ini dan mulai makan karena tteokbokkinya tampak hampir dingin." Ujar Jamie sambil mengisi mangkok kosong dengan tteokbokki lalu menyerahkannya kepada Renjun, tidak lupa ia kembali mengisi mangkok kosong lainnya untuk dirinya sendiri.

Renjun pun hanya bisa menerima dan memakannya. Saat tteokbokki itu telah memasuki mulutnya dan menyentuh indera pengecapnya, mata Renjun kembali membola, namun kali ini karena terkesan dengan rasa yang menyapa lidahnya itu. "Woaah, ini enak!" Serunya, melupakan kebingungan yang sedari bangun tidur ia rasakan.

Jamie yang melihat respon dan pujian itu pun tertawa, merasa senang akhirnya suaminya kembali lagi, meski belum sepenuhnya. "Aigoo, lihatlah saus yang menempel itu. Kau benar-benar menyukainya, ya?" Jamie mengusap bibir Renjun dan sekitarannya yang terkena saus dengan ibu jarinya, lalu menghapus noda di jarinya ke dalam mulutnya sambil tersenyum menikmati wajah pasangan hidupnya yang sudah memerah karena aksinya.

Renjun yang merasa malu pun memilih kembali makan dengan gerakan canggung karena ini pertama kalinya ia diperlakukan seperti ini.

"Setelah ini kita kembali ke kamar, kau harus tidur agar bisa benar-benar sembuh." Renjun mengangguk pelan saat mendengar tutur kata Jamie.

Kini Renjun tengah berbaring di sebelah Jamie dengan canggung, ia pun membalikkan badannya membelakangi Jamie, berharap rasa gugupnya berkurang. Rasanya aneh saat kau berada di dalam selimut yang sama dengan orang yang baru kau temui.

Namun bukannya mengerti rasa gugup Renjun, Jamie justru menepuk bokong Renjun, membuat si pemilik tersentak, berbalik dengan tatapan bingungnya namun tidak sampai menghadap Jaemin. Sedangkan si pelaku hanya tertawa karena senang membuat suaminya terkejut.

Detik selanjutnya Renjun kembali membelakangi Jamie, membuat Jamie merasa diabaikan lagi. Ia pun menepuk lagi bokong Renjun sampai kali ini Renjun membalikkan badannya hingga menghadap Jamie sambil teriak tidak suka. Melihat adanya kesempatan, dengan sigap Jamie memeluk Renjun sampai suami mungilnya tidak bisa membelakanginya lagi.

Tidak berhenti sampai di situ, ditengah tawa kemenangannya, Jamie menepuk lagi bokong Renjun sampai sang pemilik mendorong dada bidang Jamie yang sia-sia karena pelukannya sangat erat.

"Hahaha, baiklah-baiklah, maafkan aku." Ujar Jamie di tengah tawanya, membuat Renjun akhirnya terdiam dengan bibir yang dimanyunkan tanda sebal. Sayangnya wajah yang terlihat menggemaskan itu tidak dapat dilihat Jamie karena wajah Renjun tengah tenggelam di dada bidang Jamie.

Di dalam pelukan Jamie yang begitu hangat bagi Renjun, ia dapat mendengar bisikan-bisikan berupa kata sayang nan manis bagai lullaby di telinga Renjun, lalu Jamie mengusap surai Renjun dengan lembut, membuat si empunya merasa nyaman hingga memejamkan kedua matanya dan berakhir tidak sadarkan diri menuju dunia alam bawah sadarnya.

💛

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💛

Déjà Rêvé || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang