Who is Na Jaemin?

1.4K 296 41
                                    

•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Renjun membuka matanya entah untuk yang keberapa kalinya, ia sudah lupa saking banyaknya kejadian yang ia alami. Saat kedua matanya sudah dapat melihat sekitar, Renjun menyadari bahwa dirinya berada di rumah sakit. Ia juga melihat kedua temannya –Haechan dan Jeno– menatapnya lega saat menyadari kelopak mata Renjun yang sudah terbuka.

Oh? Apa ia sudah berada di tempatnya? Atau sekarang ia sedang menjadi korban kecelakaan?

"Kau sudah sadar, Renjun?" Tanya pria bermata bulan sabit.

"Jeno? Haechan?" Panggil Renjun ragu-ragu.

"Iya, ini kami." Jawab Haechan dan Jeno bergantian.

"Kenapa aku bisa ada di sini?" Tanya Renjun sambil mencoba duduk, Haechan spontan membantu Renjun duduk.

"Kau tadi tidak sadar-sadar saat tidur di kamarku, jadi kami membawamu ke sini dan kau dinyatakan anemia. Aku tidak mengerti, bagaimana bisa kau kena anemia? Padahal kau makan banyak daging di rumahku." Tanya Haechan bingung.

Renjun menggeleng pelan karena dirinya pun tidak tahu. "Sudah berapa lama aku di sini?"

"Sehari penuh, 24 jam." Jawab Jeno.

"Kita bahkan baru tiba di sini lagi setelah tidak ada lagi mata kuliah." Lanjut Haechan

Sesingkat itu? Ia mengalami banyak hal tapi hanya tidak sadar 24 jam?!

"Ngomong-ngomong, aku membawa ini saat kemari. Kau membeli ini di mana?" Haechan menyerahkan sebuah botol minuman yang isinya sudah kandas diminum Renjun sebelum tertidur.

"Ah, dari seseorang yang kutemui di jalan."

Haechan mengangguk pelan. "Aku mencium aromanya dan wanginya sangat manis, aku jadi ingin membelinya. Tapi saat aku menelusuri semua toko terdekat, tidak ada yang menjual minuman ini." Keluh Haechan.

Renjun menatap botol di tangannya. Apakah semua yang ia alami berkaitan dengan minuman ini?

"Kusarankan, jangan membelinya." Ujar Renjun serius.

Haechan sempat bingung sampai akhirnya mengangguk. "Baiklah, lagipula aku sudah menyerah mencarinya."

Renjun menatap Haechan dan Jeno bergantian. "Aku mau pulang." Ucapnya yang dituruti Haechan dan Jeno setelah mereka mengurus administrasi pengobatannya.

Hari telah berganti, kini Renjun telah menginjakkan kakinya di halaman kampus.

Tidak ada yang berubah.

Tentu saja, memang apa yang berubah jika dirinya hanya tidak masuk sehari?

Renjun pun melanjutkan langkahnya sampai akhirnya terjatuh karena bahu sempitnya ditabrak seseorang dari belakang.

Déjà Rêvé || 잼런 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang