Kaki Alyss bergetar kala mendengar sebuah mantra dari tenda di depannya, dia hendak mau bertamu ke tenda Unit Puppeter. Alyss merasakan ada hawa jahat dari dalam tenda itu. Alyss melirik kiri dan kanan,seluruh tubuhnya bergetar, dua takut dan berusaha untuk tetap berdiri meskipun kedua kakinya tidak kuat untuk menumpu tubuh kecilnya.
Ketakutan yang semakin menyelubungi dirinya membuat warna rambut hitamnya menjadi putih, dan matanya semakin berkilat merah.
Alyss berusaha untuk mengatur nafasnya kembali normal. Hawa jahat di tenda itu perlahan menyusut ke tengah-tengah tenda. Alyss ingin sekali mengecek ke dalam tenda itu, takutnya ada seseorang yang terluka atau ... yang lebih parah lagi ada yang mati.
Alyss menjerit dalam hatinya, dia berusaha untuk menguatkan diri, dia adalah seorang laki-laki, umur 12 tahun dan tidak takut dengan yang namanya hantu.
Na--namaku memang seperti perempuan ... tapi aku! Aku bukanlah penakut! jeritanya dalam hati, kedua manik merah mulai berkaca-kaca menahan tangis.
"Alyss."
"Huwaaa!"
Alyss berteriak dan meloncat ke depan akibat kaget. Alyss membalikkan badan takut-takut, kedua matanya terpejam erat. Suara rengekan keluar dari mulutnya.
"Alyss kamu kenapa?"
Alyss memberanikan diri untuk membuka matanya, Alyss tahu suara baritone itu, pasti suara Misha, tutornya.
"Eh? Om Misha? Jangan ngagetin Alyss dong!" serunya pada Misha sambil menangis.
"Maaf, maaf, habis aku penasaran, sudah malam begini kamu masih di luar tenda."
"Itu...." Alyss menunduk, manik merahnya menatap bawah, mulutnya bergerak seperti seseorang sedang menggumamkan mantra."Alyss?"
Kepala Alyss terangkat. "Ah iya! Maap om, hehehe...." Alyss menggaruk kepala bagian belakangnya sambil tertawa, sementara Misha menatap Alyss bingung.
Alyss memiringkan kepalanya ke kanan sambil menekan bibir bagian bawahnya, dia bingung ditatap oleh Misha. "Ada apa om?"
"Engga apa-apa," balasnya, mungkin itu hanya perasaan saja, batinnya setelah melihat reaksi Alyss."Om, Om mau ngecek ke tenda itu ga sama Alyss?" tanyanya dengan suara kecil sambil menarik-narik lengan baju putih Misha.
"Eh? Bagaimana kalau aku antarkan kamu ke tendamu saja? Ini sudah malam."
Alyss mencengkram lengan baju Misha sambil menggigit ujung jari jempolnya. Misha menyipitkan kedua matanya,pada akhirnya dia mengikuti keinginan Alyss.Keduanya menggerakkan kaki secara berbarengan, setelah berada di depan tenda Misha yang mengorbankan dirinya untuk menyingkap kain dan masuk terlebih dahulu.
Mengintip sedikit ke dalam, tedengar suara teriakan-teriakan dari dalam sana, terlebih lagi Misha melihat Kio sedang membawa buah kelapa yang sudah dikupas, Ais mengangkat tinggi kain hitam tinggi-tinggi sambil berlari memutar, Arie menodongkan tongkat kayu 100cm dan Lucas yang sedang duduk bersila dibawah sambil komat-kamit baca doa.
Setelah Misha menginjakkan kaki ke dalam tenda, Alyss masuk dan melihat betapa chaosnya di dalam sana.
Kedatangan mereka berdua membuat orang-orang di dalam berhenti bergerak dan melihat ke arah mereka, termasuk Viscaria yang diselimuti aura jahat. Viscaria mengaum dengan keras bak raja safari dan dia berlari mendekati Alyss, Misha berdiri di depan Alyss menghalangi Viscaria yang semakin dekat.
"Aing maung!" teriaknya sambil terus berlari.
Alyss menganga sedikit lebar, tangan kanannya terangkat bersama dengan jari telunjuknya menunjuk ke atas.
KAMU SEDANG MEMBACA
DARK [Season 1 Event 7]
Ficção GeralViscaria secara tak sengaja dirasuki oleh roh jahat ketika anak anak divisi puppeter melakukan sebuah ritual, alhasil Viscaria pun meneror warga Valsirca. Bagaimana cara mereka menghentikan teror ini? 「Valsirca: Season 1 Event 7」