chapter;2

231 31 2
                                    


Na Jaemin pergi sudah 30 menit yang lalu. Namun, Shotaro masih berdiri termenung pada tempat yang sama sejak pria itu pergi. Ia memikirkan sesuatu yang diucapkan pria blonde tersebut.

Saat sudah tersadar, ia bergegas menaruh gelas kotor pada dish washer, merapihkan sedikit counternya. Dan menyeret kaki kaki nya untuk berbaring, mengistirahatkan diri.

.

Kaca jendela membantu banyak untuk membangunkan gumpalan selimut di tengah tengah kasur King size nya.

Shotaro menggeliat, dan membuka mata. Mengucek nya untuk memastikan jam. "Jam berapa?"

06.39

"Masih jam segini,

baiklah"

Shotaro menarik turun tubuhnya dari kasur dan berjalan lunglai ke kamar mandi. Menyikat giginya. 

"hmmm..." di sela sela sikatan giginya, Shotaro bersenandung kecil tentang lagu yang ia dengarkan belakangan ini. Ia tersenyum melihat pantulan wajahnya di cermin, menampilkan deretan gigi kelicinya yang begitu manis. "hihihi, Taro kau sangat imut"

Shotaro menyelesaikan kegiatannya, dan menulusuri rak dapur untuk menyiapkan sarapan sederhananya. Sepotong roti tawar dan susu Jeruk, serta beberapa camilan. Ia duduk dan memakan sarapannya. Hening, hanya suara kunyahan gigi Shotaro yang memenuhi pendengarannya sendiri. Merasa bosan Shotaro meraih remote tv dan menghidupkan layarnya, lantas ia kembali memakan makanannya ditemani berita pagi.

'Festival Jeruk Jeju, akan segera dimulai. Banyak turis mulai berdatangan dari penjuru Korea, serta mancanegara'

'Para petani sudah mulai bersiap untuk Festival ini. Namun anehnya banyak sekali Jeruk Jeruk yang membusuk. Dan hanya Jeruk Jeruk dari salah satu toko yang terlihat masih sangat segar dan mengkilap, menggoda sekali untuk disantap langsung' 

'Toko Jeruk Chansung 

PIIP

Shotaro mematikan tv. Mendengar berita lokal nampak tak merubah mood sarapannya. Ia menyudahi makannya, dan meminum Jus Jeruk nya. Tangannya bergerak merapihkan piring serta gelas kotor menuju wastafel, dan berpikir untuk membersihkannya nanti selepas ia pulang bekerja. Yaa, tak mungkin Ia bangun sepagi ini kalau bukan untuk mengunjungi kantor barunya di Jeju. Hei, akan ada banyak turis bukan?

Shotaro menoleh sejenak ke tempat tas nya tergantung, lalu mengambilnya. Memeriksa isinya. Dan langsung saja berjalan keluar unit apartment nya. Ia melangkah menyusuri jalanan Jeju pagi yang berhawa sejuk, membuatnya merapatkan kembali Cardigan hitam nya. Langkahnya semakin menjauhi apartment dan melintasi padang rumput luas. Tujuannya utamanya halte bus biru yang kosong di depan sana. Tak ada orang lain yang menunggu bus saat ia sampai. 

Shotaro menoleh ke kanan kiri untuk mencari jadwal bus "astaga, itu masih 30 menit lagi, bagaimana ini? semoga saja tidak telat"

Tangannya merogoh tas dan mengeluarkan handphone yang sejak kemarin siang tak dipegangnya. Mengabari pada bos barunya dan membalas beberapa pesan. 

Lama ia berdiri, hingga sebuah bus merapat ke halte saat melihat Shotaro menunggu didalamnya. Pintu terbuka. Dan Shotaro naik masuk, tak lupa menempelkan kartu cashbee bergambar artis favoritnya pada alat di dinding bus. Ia mengambil tempat duduk di sebelah jendela sambil menikmati indahnya pagi Jeju.

.

スイートホーム会社 (Sweet Home Company)

Entah mengapa dinamai seperti itu. Jangan tanyakan Shotaro ia juga bingung mengapa dinamai demikian. Tak mau menunggu terlalu lama Shotaro langsung masuk kedalam dan bertemu dengan resepsionis.

"Konichiwa, saya ingin bertemu dengan tuan Jeno"

Resepsionis yang merasa ada yang mengajaknya berbicara lantas memalingkan wajahnya pada Shotaro. "Anda pasti Shotaro. Tuan Jeno menunggu anda sejak tadi"

"Maafkan saya, saya belum mengetahui jadwal jam berangkat bus disini"

"Ruangan Tuan Jeno berada di lantai paling atas. Hanya tinggal lurus saja pada pintu jatinya"

"Baik Terima Kasih" Setelah berucap Terima Kasih, Shotaro menuju lift dan menekan tombol paling atas. 

Luas dan Mewah. Kata pertama yang terlintas di benak Shotaro saat melihat eksterior ruangan bos nya.  Ia menuju satu satunya pintu ruangan.

'Tunggu dulu, mengapa meja sekertaris nya kosong. Apa Tuan Jeno sedang keluar?' monolog Shotaro dalam hati. Ia semakin mendekati pintu, dan betapa terkejutnya ia mendengar suara suara aneh khas orang bercinta dari dalam.

'anghh yeahh, so deephh Jenohh.. hnggg morehh'

'fuck your tight hole such a slut'

'fasterhhh hnggg'

'as your wish slut. PLAKKK'

Shotaro menulan ludah kasar, ingin mengetuk tetapi tak ingin menganggu aktivitas mereka. Ia juga malu, mengingat ini hari pertama ia bekerja. Tak ingin menganggu apapun yang mereka lakukan di dalam.

Ia berbalik hendak pergi. "aku tahu ada orang diluar. MASUK"

Mata Shotaro menelik pada ujungnya. Menatap pintu jati, mempersiapkan diri untuk kejutan macam aneh yang akan tersaji pada visualnya. Ia mendorong pada akhirnya. Memberi celah pada pintu yang pas, dan masuk.

Bau aroma bercinta mengumbar ke penciuman Shotaro. Ia mengumpati dalam hati.

Disana dipangkuan pria berjas, laki laki mungil berambut pink, mengerling nakal pada Shotaro. Nafasnya tersengal lelah. Dan lantas menenggelamkan wajahnya pada ceruk sang dominant.

Sang pria, tersenyum datar dan angkuh pada Shotaro. "ada perlu apa tuan? ingin mengangguku bercinta atau ingin menyaksikan sex secara langsung di kantor?".

"B,bukan begitu Tuan. Maafkan Saya mengganggu kegiatan Tuan" Shotaro menghela nafas sejenak.

"Saya Osaki Shotaro guide pindahan dari Seoul divisi Jepang"

"Ahh kau si Jepang itu?"

"Benar Tuan Jeno"

Situasi cangungg, pria mungil di pangkuan Jeno seakan tak terusik pembicaraan dan kembali menjemput mimpi. Sesekali menggerakan tubuhnya, membuat penis Jeno yang masih memasuki bangun.

"sshhh babe"

Shotaro mematung, ia amat tak tau harus berbuat apa.

'Bunuh saja aku, banyak sekali orang aneh disini. Bahkan sex dikantor? Selamat datang Taro pada kelompok yang bermanusia. Sungguh, bagaikan rentetan sajak pagi yang menbunuhmu perlahan.'

Ia berujar, dan melihat adegan penis Jeno yang menghentak sangat kasar pada lubang sekertarisnya. Hingga membuat raga kecil itu terdorong kedepan dan semakin kedepan.

'AKHHHH TOO FASTTT JENOOO.'

'shut up slut'

Tanpa memperdulikan Shotaro ditengah tengah ruangan.

TBC

pelajaran pertama wahai pemain: kemunafikan bukanlah pembunuh. aku jujur, dan pikirkanlah lagi tentang hal lain. bagaimana?

nah kau baru saja melakukannya. hahaha


𝐩𝐚𝐭 (𝐡) 𝐞𝐭𝐢𝐜 - SungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang