Chapter; 3

200 35 1
                                    


Shotaro terdiam memandang bulgogi —sebagai makan siangnya— kejadian tadi pagi sangat membekas pada matanya. Ah, mengingatnya membuat Shotaro kepanasan.

Bagaimana Penis besar sang bos menghancurkan si tubuh mungil begitu panjang, keras dan jantan. Membuat lawan mainnya terenak oleh dosa nafsu.

"hei, kau Shotaro bukan? Mengapa wajah mu memerah?" Shotaro mendongak pada orang yang memanggilnya. Si mungil berambut pink
yang berada dipangkuan bosnya pagi tadi.

"A—ah sepertinya bulgogi ini terlalu pedas. hahh" membuang nafas seraya menggambarkan pedas.

"Hahaha, kau lucu Shou. Bulgogi ini manis. Bagaimana bisa pedas? Atau kau memikirkan pagi tadi? Bukan begitu" Si Rambut Pink mendudukan diri disebalah Shotaro. menyendok daging dan nasi.

Shotaro tak lantas menjawab ia hanya diam sambil menatap lurus celana kainnya. "Omong—omong aku Renjun. Sekertaris Tuan Lee"

Shotaro paham bagaimana sekarang. "Senang bertemu dengan mu Renjun-ssi. Mohon bantuannya.

"Eumm, sama sama"

Hening sejenak.

"Kenapa tidak makan siang dengan Tuan Lee, Renjun-ssi?"

"pfft, ayolah jangan terlalu kaku Shou. cukup Injunie saja. Berbicara dengan tua dia, dia sedang bersama kekasihnya di ruangannya"

"Apa?!"

"Hei, wow. Easy man. Tak ada yang perlu kau terkejutkan"

"Tapi dia melakukan 'itu' dengan mu?" tanya Shotaro, memelankan suaranya pada kata 'mu'.

Renjun menggulung kemejanya. Mengusap mata dibalik kacanya. "Ia hyper sex you know? Ya semacam itu, entahlah. Pria dominan memang seperti itu".

Shotaro tak menanggapi, tempat kerja baru dan orang orang aneh. Wow, akan seperti apa kedepannya.

"Kau punya pacar Shou?" ujar Renjun seraya meminum minumannya.

"Belum .."

TAKK

"What?! Pria seperti mu siapa saja pasti akan tertarik. Mata, bibir, wajah imut, dan err jangan lupakan bagian belakang yang berisi" Renjun berucap sambil mengetuk kasar gelasnya pada meja. Jangan lupakan teriakan pujian vulgarnya pada Shotaro, membuat si Jepang memerah.

"B—bukan Injun ah, aku.."

"Kau?"

"Aku .."

"Yaa??"

"Aku .."

"ASTAGA AKU TAK ADA WAKTU SEHARIAN BERBICARA PADA BOCAH 5 TAHUN BERKATA AKUU AKUU" Teriak Renjun kesal.

"Aku maluu"

"Jancok—Astaghfirullah"

"Kasar"

"Lupakan" Renjun mengibaskan tangannya didepan Shotaro. Kembali menyeruput minumnya. Menegaknya.

"Kubaca di Resume mu kau menyukai Jeruk?" Kalimat Renjun langsung mendapat anggukan mantap dari Shotaro.

"Mau membeli beberapa saat pulang nanti?" Dibalas anggukan lagi oleh Shotaro.

"Itu ide yang bagus Injunie" ucap Shotaro menyunggingkan senyum lebarnya. Renjun gemas. Sangat.

'Ingin meBDSM nya. Andai Penis ku panjang seperti Tuan Lee. Habislah makhluk ini' Renjun berucap dalam hati. Memandang Shotaro yang menghabiskan makan siangnya.

.

Renjun dan Shotaro bergegas ke pusat kota saat matahari tenggelam. Menaiki bus, Renjun juga sesekali mengajarkan peta bus kepada Shotaro. Hingga mereka sampai pada satu satunya toko berwarna hitam dan sedikit orange di antara toko warna warni di sekitarnya.

'TOKO JERUK CHANSUNG'

TRINGG

Bunyi lonceng pintu di dorong. Menampilkan Renjun dan Shotaro yang tetap berbincang dengan sesekali tersenyum dan tertawa.

"Kau ingin berapa banyak Shou?"

"Jangan banyak — banyak Injunie. 20 Buah saja cukup"

"Kau bercanda? Itu banyak Shou" Shotaro hanya terkekeh sambil memasukan jeruk jeruk pilihannya pada paper bag.

"Kau sudah selesai Injunie?"

"Yap, sudah. Mari membayar"

Mereka lantas menuju kasir, yang tadinya mereka lihat orang yang berjaga adalah wanita. Namun sekarang sudah digantikan pria tinggi. Jangkung. Melihat bagaimana mereka mendekat ke arah kasirnya.

Shotaro dan Renjun menaruh belanjaan pada meja. Dan merogoh dompet bersiap siap membayar.

Lelaki kasi bersmirk menatap salah satunya. Matanya terlihat amat puas.

"Hanya ini, Shouta?"

Shotaro menatap kasir itu. Matanya terbelalak sempurna. Kaget.

.

Tbc.

Pelajaran ketiga, tak apa untuk sesekali terlihat payah dan aus pada mereka. tentu saja tak ada yang peduli, kecuali satu.

...... ...... ......




𝐩𝐚𝐭 (𝐡) 𝐞𝐭𝐢𝐜 - SungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang