Chapter; 4

191 20 0
                                    


Pria kasir tertawa kecil. Pandangannya kembali menatap si Pria Jepang. "Kau sampai sebegitu terkejutnya Shou. Seperti baru saja mendengar aku bangkit dari persemayaman. "

Shotaro masih mengunci pandangnya. Renjun yang tak mengerti hanya melihat miris teman kantor barunya. Dan akhirnya melambai pada wajahnya. Menyadarkan Shotaro, 

"Hey, siapa dia Shou?"

Pria kasir lantas dengan perlahan menolehkan netra pada Renjun. "Perkenalkan Tuan Muda, saya Mark Lee"

Kemudian tersenyum lebar. Mulai melayani Jeruk - Jeruk Shotaro, sembari ditambah dengan beberapa kekehan. Shotaro yang hanya menatap pria Mark ini menelan ludah kasar.

'Sial, ini Deja Vu.'


.


Paper Bag berisi Jeruk tergeletak sedih didketa pintu masuk. Beberapa buahnya keluar, berserak, menggelinding bahkan beberapa rusak. Ketara sekali jika sengaja dilemparkan. 

Shotaro termenung diatas kursi samping jendela, bersidekapkan lutut dan menopang dagu. Melihat Jeju malam yang tak pernah usai untuknya dipandang. Netranya teramat kosong untuk bisa kita lihat. 

Ia lantas mengambil tempat pil orange yang diletakannya di nakas, berjaga - jaga saja jika suatu saat pikirannya kemabli kacau. Seperti kondisi sekarang.

Kemudian membuka tutupnya, mengambil sekiranya dua pil putih, dan tanpa ragu menelan nya. Memejamkan mata, merasakan adiktivitas nya menjalar hingga seluruh badannya.

"Hahhhhh" Shotaro merasakan setiap nafasnya kian stabil. 

"Lengket sekali, entah mengapa rasanya sungguh kotor-

Shotaro menanggalkan semua yang dikenankannya satu persatu, hingga sepenuhnya telanjang

memang seharusnya mandi adalah sebuah verba yang tepat untuk ku sekarang"

Dengan mengabaikan dinginnya Air Conditioner  dan tubuh polosnya, Shotaro melangkah ke kamar mandi. Mengisi bath-up nya dengan air hangat, menunggunya sebentar hingga terisi dan melangkahkan kakinya masuk. Lantas dengan segera meraup nafas sebanyak - banyak nya dan menenggelamkan diri. Seluruh tubuh mungilnya, sepenuhnya berada didalam air. Air meluap - luap karena diisi olehnya, keran yang masih menyala. 

Sepi sekali, apartment nya, setiap sudutnya bisu. Mungkin tetangganya juga tidak berniat melakukan apapun. Hening. Malam ini begitu suramnya ditemani rintik yang mulai turun.


.


Shotaro selesai dengan berendamnya, ia sudah mengeringkan rambut dan memakai segala perawatan wajah. Hey, dia pemandu wisata - ingat?. Dengan masih tidak mengenakan apa - apa, Shotaro keluar dari kamar mandi. Sekilas melewati cermin full-body nya dan berhenti. Memandangi tubuh polosnya dicermin, kulit putih kemerahan. Lezat sekali.

Perlahan ia menangkupkan kedua tangan dan memeluk dirinya, mengusap halus pada tubuh mulus itu. Sesekali mengecup tangan atas nya bergantian, kiri - kanan. Menyesap harumnya. 

"Aku bahkan masih merasakan seluruh kuasanya menggerayangi tubuhku-

Matanya memejam. Menggumpulkan memori pada benaknya. Dan mengaksi kan pada indra penggerak. 

tubuhnya" 

Tangan mulai mengusap hingga pinggang ramping dan semakin liar. Pikirannya berurai-terpisah-menyatu dengan cepat membayangkan bayangan masa lampau yang terjadi. 

Tanpa kendali, Penis menegak dengan lacurnya. Menumpahkan pelumas alaminya. Dengan semakin gila ia mencumbui diri sendiri. Ia lantas tak berenergi untuk menahan tuhnya. Lantas meringsut jatuh bersimpuh. Kemudian tertawa

"ha - HAHAHAHAHA" menengadahkan kepalanya puas sampai sampai tersenyum. 

Matanya perlahan terbuka, menatap betapa menyedihkannya milik orang lain ini. Dengan tetap menyurahkan seluruh giginya untuk terbuka lebar.


.


Dilain tempat, ditengah hujan deras. Seorang sosok menyudahi langkah nya sejenak. Dengan payung nya ia memfokuskan mata menuju jendela apartment dilantai tiga. Menyajikan orang lain tengah menyumbui diri sendiri sambil tertawa. 

Netra gelapnya tetap tanpa arti, menyesap nikotinnya. Hei - tunggu aku tidak menyadari, lihatlah sosok ini, apakah ia terluka? Karena hampir semua tubuhnya berlukis merah. Oh ia pelukis tentu saja. 

Sosok menyunggingkan senyum. Meneruskan langkah, menikmati pemandangan tak senonoh gratis nya. Cat merah terus mengalir dari kedua tangan, menetes indah sekali. Mengotori jalan dan tak bertahan lama, tersapu hujan.




.

Tbc

Pelajaran keempat

Bermain dan bermainlah, bebaslah, temukanlah. Lakukan saja tak perlu takut. Perlahan pasti kau akan suka. Jangan takut gagal dan terbunuh yaa. Oh maksudku barmain-itu. Apa itu?

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 26, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐩𝐚𝐭 (𝐡) 𝐞𝐭𝐢𝐜 - SungtaroTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang