bagian 6

17 15 7
                                    

Happy reading guys
💜💜💜

Happy reading guys💜💜💜

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Eh, Cha. Lo tahu nggak..."

"Nggak tahu."

Raya memukul bahu Acha gemas.

"Dengerin dulu makanya."

Acha mengangguk-angguk sambil menyiapkan alat tulisnya.

"Gue denger-denger besok ada..."

Percakapan mereka terhenti karena Bu Lisa memasuki ruang kelas.

"Oke, semuanya. Siapkan kertas kosong dan pena kalian. Kita ulangan dadakan hari ini."

Suasana kelas menjadi riuh sejenak. Mengeluh mendengar apa yang Bu Lisa katakan. Acha rasanya ingin pingsan sekarang juga. Ia tidak belajar sama sekali semalam. Ah, hari ini memang bukan harinya.

Melihat suasana yang menjadi tidak kondusif membuat Bu Lisa mengetukkan spidol yang dibawanya ke meja sedikit keras.

"Diam semuanya."

"Bu, ulangannya besok saja ya? Saya semalem nggak belajar, nggak enak badan bu."

"Iya Bu, saya semalam juga nggak belajar, bantuin nenek saya dorong mobil tetangga."

"Apalagi saat saya Bu, ayam peliharaan saya semalam mati."

"Sudah sudah jangan banyak alasan. Cepat keluarkan alat tulis kalian. Ibu akan mendekte soalnya." Bu Lisa dengan tegas memerintah anak didiknya untuk segera bersiap.

Acha yang sudah menyiapkan alat tulisnya menoleh ke arah Raya.

"Gue butuh lo, Ya. Lo pokoknya harus bantuin gue. Nggak mau tahu." Acha memaksa.

"Yang ketahuan contekan nanti berdiri di bawah tiang bendera."

"Ya Allah mak lo sadis banget."

💜💜💜

Bel pulang sudah berbunyi beberapa menit yang lalu. Sekolah sudah mulai sepi, hanya beberapa orang yang terlihat di koridor kelas dan koridor depan. Satu dua dari mereka berkutat dengan laptop seperti sedang mengerjakan sesuatu. Beberapa lagi asyik mengobrol dengan temannya.

Acha sendiri duduk di bangku koridor bersama Mila, Devi dan Raya. Acha mengayunkan kakinya bosan.

"Rion kok belum kelihatan ya?"

"Tuh orang yang lo tungguin."

Raya menunjuk Rion yang sedang bicara dengan Angga. Acha mengamati mereka yang terlihat mengobrol serius, tapi sedetik kemudian, Acha berlari menghampiri mereka.

"Yon, gue nebeng boleh? Ayah gue bisa jemput soalnya." Acha terus berjalan di samping Rion yang tidak juga menoleh ke arahnya.

"Yon, lo nggak budek kan?" Acha menghentikan langkahnya saat orang yang diikutinya menghentikan langkahnya. Rion menatap tajam ke arah Acha. Acha menepuk bibirnya pelan, ia salah bicara. Aduh, Mak. Nasib anakmu gimana ini.

"Gue nggak bawa motor. Nebeng aja sama temen-temen lo."

"Trus lo pulangnya naik apa?"

Rion memutar bola matanya lelah. Ia memang sedang banyak pikiran kali ini.

"Gue naik bus. So, lebih baik jangan ganggu gue dulu."

Acha memajukan bibirnya cemberut saat Rion kembali melangkah bersama Angga.

"Sabar Acha. Besok pasti lo bisa dapetin hati calon suami lo itu. Sabar, orang sabar disayang Rion."

💜💜💜

"Bundaaaa, Acha pulaaaang"

Acha berlari-lari kecil masuk ke rumah. Ia mengerutkan keningnya saat melihat seseorang duduk membelakangi dirinya.

"Lo ngapain di sini?"

TBC

Thank you for vote and comment
See you

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 21, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Bad choiceTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang